mengapa bekerja?

Ketika kita mendengar kalimat “bekerja di ladang Allah”, apa yang biasanya muncul di pikiran kita? Apakah mengabarkan Injil, pelayanan di gereja, diakonia, atau apologetika? Tentunya semua itu benar, bagaimanapun kita sering kali melupakan kalimat itu di kehidupan kita sehari-hari, namun kali ini yang dimaksud jauh lebih luas daripada hal-hal tersebut. Jargon “bekerja di ladang Allah” bukanlah sekadar fenomena, melainkan sebuah prinsip. Artinya seluruh hidup kita merupakan “pekerjaan” yang kita tanggung, dengan penebusan kita oleh Kristus sebagai “kontrak”-nya, termasuk di dalam pekerjaan kita di dunia sekuler.
Kita sering kali berpikir bahwa orang lain tidak akan mengaitkan identitas Kristen kita dengan pekerjaan kita, tetapi nyatanya tidak demikian. Di dalam pekerjaan kita setiap hari, mereka melihat Allah Bapa yang kita sembah. Artinya, dalam setiap aspek kehidupan kita, it’s either we glorify God, or we humiliate him. Kita tidak pernah tahu, apakah ketika kita berbuat benar, orang yang melihat sedang bingung mendapatkan kebenaran melalui hidup kita. Kita juga tidak pernah tahu, apakah ketika kita membiarkan kedagingan dan emosi kita mengontrol sikap kita, orang yang melihat sedang meragukan imannya malah jatuh terjerembap.
Apa yang kemudian membuat seorang Kristen berbeda? Yang membedakan adalah kita mempunyai tujuan yang jauh lebih agung, jauh lebih besar, lebih mulia, yaitu kita bekerja untuk kemuliaan Allah. Dengan goal yang lebih besar, tentunya effort yang kita berikan pun seharusnya jauh lebih besar. Inilah yang membuat seorang Kristen dapat bekerja dengan jauh lebih baik dibanding sekitarnya, bukan dengan penilaian manusia, melainkan penilaian Allah.
Mari kita bekerja bukan demi materi, baik itu uang, kemegahan, prestise, karena semua itu dapat lenyap kapan saja. Juga bukan demi hidup kita sendiri, baik itu kenyamanan, kemampuan, kepintaran kita, karena suatu hari semua orang akan mati.
Mari kita bekerja untuk kemuliaan Tuhan Allah yang kekal, Karena satu hal terkecil pun yang memuliakan Allah, jauh lebih berarti dibanding kemuliaan dunia setinggi langit.
Orang bodoh bekerja demi materi.
Orang pintar bekerja demi hidupnya.
Orang bijak bekerja demi kemuliaan Tuhan.