Bacaan: 2 Timotius 4: 7
Hidup adalah perjuangan. Seorang ibu harus berjuang menerima bayinya. Si bayi juga suka pasif dan tidak melakukan apa-apa. Bayi itu juga berjuang untuk dapat bernafas. Ditandai dengan menangis, maka bayi itu sudah sah bernafas. Dilanjutkan dengan kehidupan anak-anak, mereka berjuang dalam belajar berbicara, berjalan, berhitung, dan membaca. Sebagai remaja, perjuangan jauh lebih sulit. Mencari jati diri, mulai sadar perlunya komunitas, dan lain sebagainya. Kehidupan dewasa, tidak perlu saya sebutkan lagi. Orang dewasa.
Sekian banyak yang dikorbankan untuk berjuang dalam hidup. Kita menghabiskan banyak uang dalam perjuangan kita melewati pendidikan. Kita menghabiskan banyak waktu untuk berjuang dalam perkuliahan kita. Kita habiskan semua tenaga kita untuk berjuang, sampai waktunya istirahat pun kita pakai untuk mengejar tenggat waktu maupun target lainnya. Semuanya, dari waktu kita, tenaga, uang, dan semuanya habis. Apakah sangat disayangkan kompilasi menjadi sia-sia?
Kita mungkin perlu semua perjuangan masing-masing kita ini layak untuk diperjuangkan. Kita bisa mendapatkan kesenangan kompilasi bisa mendapatkan prestasi, saat mendapat upah untuk kita bisa bersenang-senang, saat mendapatkan pengakuan dari dunia atas kerja keras kita. Namun, kompilasi diperhadapkan pada ujung dari hidup ini, yaitu kematian, apakah semua itu betul-betul bernilai? Apakah semuanya benar-benar ada maknanya? Kapan nanti kita berhadapan dengan Tuhan pencipta kita, perjuangan macam apa yang akan kita pertanggungjawabkan?
Paulus mengatakan saya telah berjuang dengan baik. Dalam perjuangannya itu, ia mengatakan bahwa ia telah berjuang dengan imannya. Paulus telah berjuang dengan berkorban bukan hanya dalam perjuangan mental, tetapi ia juga telah didera, disiksa, sampai mencurahkan darah dan hampir mati, tetapi ia dapat melihat semua perjuangannya itu digunakan sia-sia. Ia tahu apa yang ia perjuangkan, dan ia tahu apa yang ia imani dalam Kristus Yesus. Semua yang Ia lakukan, adalah untuk menyatakan imannya kepada Kristus Yesus dan Semua yang Ia lakukan adalah atas kehendak Bapa di Sorga. Ia telah meyakinkan imannya sampai akhir dan diakui yang bernilai kekal.
Saat kita beriman, kita akan tahu bagaimana kita harus hidup dan berjuang seperti apa yang harusnya kita kejar. Sampai pada akhirnya, di akhir kehidupan kita, kita akan melihat suatu kepuasan yang benar-benar akan hidup ini karena telah menghidupi perjuangan dalam hidup yang mengandung kekal. Segala perjuangan kita di dunia ini akan sia-sia jika kita berada dalam iman yang salah. Marilah kita berjuang dengan iman yang benar. Sama seperti Paulus mengambil teladan Yesus Kristus, marilah kita mengambil teladan Paulus itu. Amin
Hidup adalah perjuangan. Seorang ibu harus berjuang menerima bayinya. Si bayi juga suka pasif dan tidak melakukan apa-apa. Bayi itu juga berjuang untuk dapat bernafas. Ditandai dengan menangis, maka bayi itu sudah sah bernafas. Dilanjutkan dengan kehidupan anak-anak, mereka berjuang dalam belajar berbicara, berjalan, berhitung, dan membaca. Sebagai remaja, perjuangan jauh lebih sulit. Mencari jati diri, mulai sadar perlunya komunitas, dan lain sebagainya. Kehidupan dewasa, tidak perlu saya sebutkan lagi. Orang dewasa.
Sekian banyak yang dikorbankan untuk berjuang dalam hidup. Kita menghabiskan banyak uang dalam perjuangan kita melewati pendidikan. Kita menghabiskan banyak waktu untuk berjuang dalam perkuliahan kita. Kita habiskan semua tenaga kita untuk berjuang, sampai waktunya istirahat pun kita pakai untuk mengejar tenggat waktu maupun target lainnya. Semuanya, dari waktu kita, tenaga, uang, dan semuanya habis. Apakah sangat disayangkan kompilasi menjadi sia-sia?
Kita mungkin perlu semua perjuangan masing-masing kita ini layak untuk diperjuangkan. Kita bisa mendapatkan kesenangan kompilasi bisa mendapatkan prestasi, saat mendapat upah untuk kita bisa bersenang-senang, saat mendapatkan pengakuan dari dunia atas kerja keras kita. Namun, kompilasi diperhadapkan pada ujung dari hidup ini, yaitu kematian, apakah semua itu betul-betul bernilai? Apakah semuanya benar-benar ada maknanya? Kapan nanti kita berhadapan dengan Tuhan pencipta kita, perjuangan macam apa yang akan kita pertanggungjawabkan?
Paulus mengatakan saya telah berjuang dengan baik. Dalam perjuangannya itu, ia mengatakan bahwa ia telah berjuang dengan imannya. Paulus telah berjuang dengan berkorban bukan hanya dalam perjuangan mental, tetapi ia juga telah didera, disiksa, sampai mencurahkan darah dan hampir mati, tetapi ia dapat melihat semua perjuangannya itu digunakan sia-sia. Ia tahu apa yang ia perjuangkan, dan ia tahu apa yang ia imani dalam Kristus Yesus. Semua yang Ia lakukan, adalah untuk menyatakan imannya kepada Kristus Yesus dan Semua yang Ia lakukan adalah atas kehendak Bapa di Sorga. Ia telah meyakinkan imannya sampai akhir dan diakui yang bernilai kekal.
Saat kita beriman, kita akan tahu bagaimana kita harus hidup dan berjuang seperti apa yang harusnya kita kejar. Sampai pada akhirnya, di akhir kehidupan kita, kita akan melihat suatu kepuasan yang benar-benar akan hidup ini karena telah menghidupi perjuangan dalam hidup yang mengandung kekal. Segala perjuangan kita di dunia ini akan sia-sia jika kita berada dalam iman yang salah. Marilah kita berjuang dengan iman yang benar. Sama seperti Paulus mengambil teladan Yesus Kristus, marilah kita mengambil teladan Paulus itu. Amin