ALLAH TRITUNGGAL ( series pembinaan iman kristen )

PENDAHULUAN
istilah Tritunggal belum pernah muncul di Perjanjian Lama. istilah ini juga belum pernah muncul di perjanjian baru. jadi istilah ini tidak pernah muncul di seluruh Alkitab. agama Kristen mempunyai konsep Tritunggal yang tidak dimiliki oleh agama lain. agama Hindu mempunyai tiga ilah yang paling tinggi, yaitu Brahma, Wisnu dan Syiwa. tetapi konsep ini sama sekali berbeda dari konsep Tritunggal Kristen. ketiga oknum Allah dalam Allah Tritunggal tidak dicipta, ketiganya berada dari kekal sampai kekal. Kristus selaku Oknum kedua Allah Tritunggal, tidak lebih rendah dari Allah yang adalah Oknum pertama Allah Tritunggal. ROH KUDUS, bukanlah suatu kuasa atau hukum alam yang dipakai oleh Allah di dalam segala karyaNya, melainkan Diri Allah itu sendiri yaitu Allah Oknum ketiga. Kristus bukanlah sebutan bagi Allah oknum kedua. juga salah jika kita mengerti bahwa setelah Kristus kembali kesurga, ia turun lagi ke dunia sebagai Oknum ketiga, yaitu ROH KUDUS. Roh Kudus bukanlah Kristus, dan Kristus bukanlah Allah bapa.

KEESAAN ALLAH ( Yes. 44:6-8; 45:20-22;46:8-10)
Allah Tritunggal merupakan doktrin, ajaran yang sedemikian unik di dalam KeKristenan. doktrin ini merupakan suatu konsep yang tidak ada pada agama-agama lain, bukan suatu konsep yang ditarik sebagai kesimpulan dari hasil pikiran manusia melalui kemampuan rasio yang diciptakan oleh Allah, tetapi hal ini adalah suatu konsep yang tidak dapat dihindari oleh manusia karena Allah telah demikian menyatakan Diri, memperkenalkan diriNya kepada manusia. 

A. PENTINGNYA MENGERTI TEOLOGI 
mengapa kita sangat mementingkan dan meniti beratkan teologi atau doktrin ? mengapa doktrin sedemikian penting? karena teologi merupakan pengenalan terhadap Allah, merupakan ilmu ketuhanan.  teologi berasal dari kata Yunani: Theos  dan Logos. theos  berarti Allah, sedangkan Logos berarti firman. berarti melalui firman, ita mengenal Allah. inilah ilm ketuhanan yang asli.
adaah yang lebih pentign daripada pengertian mengenai Allah (ilmu ketuhanan)? adakah yang lebih berharga daripada pengenalan akan Allah? mungkinkah seseorang menjadi manusia yang baik tanpa mengenal Allah? dapatkah pemerintah suatu bangsa memerintah dengan baik tanpa pengertian akan Allah yang benar? 
Agustinus, seorang Bapa Gereja, pernah berkata " jikalau aku ditanya, apakah yang ingin kau ketahui dalam duni ini?, maka aku akan menjawab, hanya dua hal yang ingin aku ketahui sedalam-dalamnya seumur hidpku, yaitu yang pertama mengenal Allah, yang kedua mengenal jiwa manusia." da jika aku ditanya lagi. adakah yang lainnya yang ingin kau ketahui? maka aku menjawab, tidak ada bahkan mutlak tidak ada lagi hal lain yang ingin aku ketahui. aku ingin mengenal Allah, siapakah Dia?"
pengenalan terhadap Allah menjadi titik tolak atau pangkalan bijaksana yang sejati. pengenalan akan Allah menjadi suatu dasar dari segala kepandaian didalam dunia ini ( band. amsal 1:7.maz. 111:10). dan kedua pengenalan Allah muncul daripada keinginan jiwa. tetapi mengapa jiwa mempunyai keinginan seperti ini? karena jiwa adalah jiwa yang dicipta menurut peta dan teladan Allah. kalau demikian, siapakah aku? aku mau mengenal diriku sendiri, mengenal jiwaku? maka mengenal Allah dan mengenal jiwa terkait satu dengan yang lain. melalui pengenalan akan Allah, jiwa kita sesungguhnya. pengenalan akan Allah dan takut akan Allah merupakan suatu pangkalan atau titik tolah dari segala kepandaian dan bijaksana. 
filsafat sokrates menuntut pengenalan akan diri sendiri. tetapi ia tidak pernah memberikan kepada kita kunci rahasia bagaimana mengenal diri. maka jawaban dari Wahyu Tuhan jauh lebih tuntas dan lebih sempurna, yaitu: mengenal Allah sebagai dasar pengenalan akan diri. pengenalan terhadap Allah merupakan suatu hal yang sangat penting, sehingga dimana ada pengenalan akan Allah, disana ada pengenaan akan diri juga. konsep ini sedemikian penting, sehingga Jhon Calvin di dalam permulaan bukunya yang terkenal  institutio ( the institute of christian religion) menuliskan:" Dua hal paling penting yan perlu kita kenal adalah Allah dan mengenal diri sendiri." ketika ditanya, yang mana lebih dahulu, ia menyatakan bahwa hal it sangat sulit ditentukan, sebab didalam mengenal diri, kita menemukan keberadaan Allah; dan didalam mengenal Allah, kita mengetahui siapakah diri kita yang sebenarnya. 

a. teologi adalah pengenalan akan ALlah yang sejati
teologi berarti mengenal Allah, memahi, mengalami serta hidup didalam Dia. teologi bukanlah sekedar suatu teori yang pernah terlintas di dalam rasio manusia, bukan sekedar pelajaran yang dipelajari melalui tulisan di atas kertas. teologi adalah pengenalan akan Allah yang didalamnya kita menghayati atau mengalami hidup yang sejati. didalam berteologi kita perl menjelajahi perkataan-perkataan, janji-janji, realita dan kesungguhan Allah itu sendiri. dalam hal ini blaise pascal, seornag filsuf, ahli matematika dan fisika dari perancis, berkata " tidak ada seorang pun yang dapat mengenal Allah lebih daripada cintanya kepada Allah". teologi tidak seharusnya hanya dimonopoli oleh seminari-seminari, sekolah-sekolah teologi atau sekolah-sekolah Alkitab, sekolah-sekolah yang melatih calon-calon pendeta atau sejenisnya. teologi hendaknya dimiliki oleh setiap orang kristen, karena berteologi merupakan hak setiap anak Tuhan atau setiap orang yang mengenal Tuhan, agar mengetahui mengapa kita harus mengenal Tuhan dan bagaimana mengenal Dia dengan tepat. kita tidak memperlajari teologi didalam otak, tetapi menerjunkan diri ke dalam cinta Tuhan dan cinta kita kepada Tuhan. sambil menikmati cintanya, saat ini kita membalas cintaNya dengan cinta yang diberikan oleh dia kepada kita. itulah teologi. 

b. Teologi mengharuskan kita mempermuliakan Allah. 
bertelogi juga berarti memuliakan Allah. jika kita tidak mengenal Allah, bagaimana kita dapat memuliakan Dia? sebaliknya, semakin kita mengenal Allah, kita akan semakin memuliakan Dia, dan menyebabkan semakin banyak orang memuliakan Dia karena kemuliaanNya yang mereka liat melalui kita. inilah teologi yang hidup dan yang baik. jadi, berteologi bukan saja mengakibatkan pengenalan dan kasih kita kepada Allah, tetapi juga bakti dan sembah sujud kita kepadanya. Alkitab mencatat, pada waktu Allah menyatakan dirinya kepada nabi-nabi, rasul-rasul dan orang-orang salehNya, hal itu menyebabkan mereka melihat akan kemuliaan Allah dan menjadikan mereka merebahkan diri dan bersembah sjud di hadapanya ( ayub 42:1-6; daniel 2:19-20;yesaya 6; matius 14:22-23; wahyu 1:117dll). Bakti atau sembah sujud kepada Allah timbul dari pengertian yang sejati keagungan Allah. siapakah yang bisa sembah sujud dan berbakti kepada Allah jika ia tidak mengetahui keagungan Allah sedemikian tinggi, melampaui segala ciptaan? maka celakalah kita jika kita mengetahui teologi didalam otak, sehingga kita bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan agama, endapatkan nilai yang tinggi disekolah, tetapi hati kita belum bersembah sujud dan tidak berbakti dihadapan Allah. alangkah bahayanya jika seseorang mempunyai banyak pengetahuan tentang Allah tetapi tidak berbakti kepadaNya. pengenalan dan penyembahan terhadap Allah tidak dapat dipisahkan. pengenalan kita akan Allah menyebabkan kita mengetahui atau menyadari diri kita yang kecil dan hina, sehingga kita merendahkan diri dihadapan Allah seumur hidup. istilah berbakti  atau menyembah  ( bahasa inggris: to worship) didalam bahsa ibrani mempunya pengertian  membungkus diri ( to bend down), yaitu membungkukkan diri untuk berbakti dan bersembah sujud kepada Allah. ini berarti pada saat kita dihadapan Allah, kita merasa perlu untuk berbakti, bersembah sujud kepadaNya. 

c. teologi menyebabkan kita menjadi sakti. 
berteologi atau mengenal Allah juga menyebabkan kita menjadi saksi-saksiNya. sebelum menjadi saksi-saksi Allah terlebih dahulu kita harus menjadi saksi-saksi Allah terlebih dahulu kita harus mempunyai pengenalan akan Dia, supaya kesaksiaan kita benar. berbahaya sekali jika seorang bersaksi tentang Allah namun tidak mengenal Allah dengan sungguh-sungguh. Sebaliknya, jika seseorang sungguh-sungguh mengenal Alah, dia pasti akan terdorong untuk menyaksikan Allah yang dikenalnya kepada orang lain. Maka, bersaksi bagi Allah hendaknya setelah kita mengenal Dia. 

Itulah sebabnya berteologi atau mengenal Allah itu penting sekali. Namun yang lebih penting: mengenal Allah yang mana? Allah yang bagaimana sifat-sifatnya? Bukankah disepanjang sejarah kita melihat didalam agama-agama orang-orang mengatakan bahwa mereka mengenal allah, dewa-dewa, atau yang supra alami, dan dengan sekuat tenaga berusaha memperkenalkan allah yang mereka kenal itu kepada orang lain? Bukankah setiap denominasi, golongan, atau aliran, dan bidat-bidat juga mempunyai konsepnya sendiri tentang allahnya itu kepada orang lain? Sejak dahulu hingga sekarang pengajaran tentang Allah selalu simpang-siur, bahkan saling bertentangan, sehingga ada sebagian orang beranggapan lebih baik mereka tidak mengenal Allah daripada mereka mengenal allah yang salah. Itulah sebabnya kita perlu menegakkan prinsip dasar, atau kunci, bagaimana kita dapat mengenal Allah yang benar. 
Didalam seri pembinaan iman kristen mengenai iman dan wahyu Allah, kita melihat bahwa kecuali Allah mewahyukan atau menyatakan DiriNya sendiri kepada manusia, tidak ada seorangpun bisa sampai kepada pengenalan akan Allah yang sejati. Inilah kunci pengenalan kepada Allah yang sejati. Jika Allah tidak relan memperkenalkan Diri, jika Allah tidak mewahyukan Diri jika Allah tidak mau manusia mengenal DiriNya, bagaimanapun manusia berusaha, tidak mungkin manusia sampai pada pengenalan yang sejati akan Allah. WAHYU adalah inisiatif Allah sebagai inisiator yag mengkomunikasikan dan memperkenalkan diriNya sendiri kepada kita. Ini bukan hasil fungsi rasio kita, sebab jika hanya melali fungsi rasio, manusia tidak mungkin mencapai pengenalan akan Allah. Itulah sebabnya, diluar pengertian dan pengakuan akan wahyu Allah tidak ada teologi yang sebenarnya. Kalaupun ada, itu hanyalah teologi antroposentris ( teologi yang berpusat dan berdasar ada spekulasi manusia ) yang bersifat spekulatif. Teologi semacam itu bukanlah teologi melainkan teologi yang palsu. Teologi yang sejati adalah telogi pengertian tentang Allah yang berdasarakan pewahyuan Allah sendiri, yang Allah berikan supaya dimengerti oleh manusia. Teologi semacam ini disebut  teologi teosentris ( teologi yang berpusat pada Allah); inilah teologi yang sejati, yang benar. 
Sejak friedrich schleiermacher menginterpretasikan kembali konsep “wahyu Allah melalui inpirasi Roh Kudus” itu menjadi hanya semacam gejala atau emosi keagamaan akan kesadaran Kristus yang terdapat didalam diri orang-orang yang mengalami perasaan agama, disitulah awal atau mulainya kejatuhan teologi dari yang berdasarkan pada Alkitab ( firman Allah) kepada yang berdasarakan perasaan manusia saja. Apakah agama hanya suatu perasaan manusia saja. Apakah agama hanya suatu perasaan jiwa seseorang? Apakah sekedar merupakan perasaan harus bergantung yang mutlak kepada sesuatu yang mutlak itu? Dalam aspek yang tertentu, hal ini ada benarnya, tetapi sebenarnya Alkitab memberikan pengertian yang lebih dari itu. 

B. KRISTUS SEBAGAI DASAR PENGENALAN AKAN ALLAH
Allah orang kristen adalah Allah yang dikenal di dalam diri Yesus Kristus sebagai pncak Wahyu Allah. Wahyu Allah yang ada di dalama alam saja tidak cukup. Wahyu Allah yang terdapat didalam kitab suci bersifat lebih tinggi. Klimaks atau puncak wahyu Allah terdapat didalam diri Kristus, pibadikedua dari Allah aygn turun ke dunia. Di dalam diri Kristus kita mengenal Allah secara konkrit, didalam diri Kristus kita mengenal Allah secara benar dan tepat. Keakuratan itu hanya bisa dicapai melalui pengenalan terhadap Kristus, dan yang memberikan kesaksian yang benar tentang kristus adalah firman yang ditulis didalam Alkitab. Itulah sebabnya Alkitab merupakan saksi bagi Kristus, yang menyaksikan tentang Kristus, dan melalui kristus kita datang kepada Bapa. Namun dari manakah kita dapat mengerti Alkitab? Dari Roh Kudus. Roh Kudus memimpin kita ke dalam arti yang sesungguhnya dari Alkitab. Melalui Alkitab kita dipimpin seluruhnya kedalam pengenalan akan Yesus Kristus. Melalui Kristus kita mengenal Allah Bapa yang sesungguhnya. Dengan perkataan lain, kunci kita mengenal Alkitab adalah Roh Kudus, kunci kita mengenal Yesus Kristus adalah Alkitab, dan kunci kita mengenal Allah Bapa adlaah Yesus Kristus. Dengan demikian, kita mengenal Allah melalui Kristus; kita mengenal Kristus melalui firmanNya; dan kita mengerti Firman melalui Roh kudus. 

C. ROH KUDUS MENYEBABKAN KITA MENGENAL KRISTUS 
kunci mengenal Alla hanya didalam Yesus Kristus sendiri yang berkata, " Akulah jalan, kebenaran, dan hidup. tidak ada seorangpun yang datang kepada bapa, kalau tidak melalui aku." ( yohanes 14:6). tetapi, bagaimanakah orang dapat datang kepada Kristus? mereka ditarik oleh Allah bapa ( Yohanes 6:44) dan mereka mengenal Kristus melalui kitab suci ( ayat 45). sebelumnya yesus juga pernah menantang orang orang yahudi yang tidak percaya kepadanya," kamu menyelidiki kitab suci, sebab engkau anggap didalamnya ada hidup yang kekal. tetapi, walaupun kitab suci memberikan kesaksian tentang Aku, kamu tidak mau datang kepadaku untuk memperoleh hidup itu." ( yohanes 5:39). jadi, melalui kitab suci yang menyaksikan tentang Kristus barulah kita dapat datang kepadanya. tetapi, bagaimanakah kita dapat mengerti kitab suci? melalui Roh kudus, karena Roh Kudus adalah ROh kebenaran yang telah mewahyukan kebenaran, dan yang memimpin orang Kristen masuk kedalam kelimpahan kelimpahan kebenarnan yang sempurna ( yohanes 14:26,16:13). dan dengan demikian, melalui Alkitab, firman Tuhan, kita datang kepada pekerjaan Allah Tritunggal: Roh Kudus ( pribadi ketiga) melali kitab suci membawa kita kepada Kristus (pribadi kedua); Kristus melalui karya penebusanNya membawa kita kepada Allah Bapa (pribadi pertama), sehingga manusia yang dicipta oleh Allah kembali kepada penciptaNya. Allah Tritunggal berkarya; namun demikian, apakah artinya Allah Tritunggal? bagaimana penjelasannya? 

D. SIKAP YANG BENAR UNTUK MEMPELAJARI DOKTRIN ALLAH TRITUNGGAL
sebelumnya, kita juga telah membahas bahwa tidak mungkin Tritunggal dimengerti seluruhnya oleh rasio manusia. ini tidak mngkin dimengerti oleh manusia secara sempurna, karena Allah adalah Allah ayng tidak terbatas, sedangkan manusia sangat terbatas. memang, doktrin Tritunggal adalah doktrin yang paling sulit dimengerti, paling sulit dijelaskan, paling sulit diterima, dan sulit dipercaya, di ungkapkan dengan kata-kata atau istilah-istilah manusia. doktrin ini bagikan doktrin yang tidak dapat di sesuaikan dengan rasio manusia. namun, apakah karena demikian sulit kita tidak perlu mengajarkan atau tidak perlu mengajarkan ata tidak perlu mengabarkannya. tidak ! betappapun sulitnya doktrin ini, tidak berarti kita tidak perlu mengerti, tidak berarti kita tidak perlu menjelaskan, tidak berarti kita tidak perlu menjelaskan, tidak berarti kita tidak perlu percaya, tidak berarti ita tidak perlu memakai rasio untuk memikirkan. dari dasar prinsip teologi reformed yang saya pegang dengan tteguh menyatakan bahwa orang kristen bukanla orang yang rasionalis, tetapi orang kristen haus menjadi orang yang rasional. maksudnya ialaha rasio kita tidak mungkin mencapai keseluruhan pengetahuan firman, tetap harus secara maksimal dipergunakan untuk mengerti firman Tuhan. meskipun kita tidak mungkin mencapai kesempurnaan yang mutlak karena kita bukan Allah, kita harus semaksimal mungkin sebagai yang dicipta mempergunakan segala alat yang diciptakan Tuhan didalam diri kita untuk mengenal firman Allah. 

apa bedanya rasional dan rasionalis? rasional berarti seseorang yang memergunakan fungsi rasionya secara maksimal tapa menyembah rasio sebagai Allah, tidak memperdewakan dan tidak memtlakkan rasio. kita perlu selalu sadar bahwa rasio hanya merupakan suatu ciptaan saja. kita harus bersyukur kalau Tuhan tidak meletakan rasio pada kucing, atau pada gajah. 

pertama, karena Allah Tritunggal adalah Allah yang benar, Allah yang besar, yang tidak terbatas, maka jika kita menemuan kesulitan besar didalam mempelajari dan mengajarkan doktrin ini, hal it adalah wajar( normal ). namun, yang sulit dimengerti bukan berari tida mungkin dimengerti. kita harus tetap mempelajari, mengertinya, dan mengajarkannya. 

kedua, pada watu kita mempelajari Tritunggal, maka kita bukan hanya menyelidiki konklusi dogma yang didiskusikan selama berabad-abad, melainkan kita menyelidiki Allah itu sendiri. pada waktu kita menyelidiki doktrin Allah Tritunggal, kita juga sedang belajar dari Dia yang mengawasi serta memimpin kita. kita bukan mempelajari tentang Dia, tetapi mempeajari Dia, dan DIa sedang berada untuk mengajar saya ( Allah bukan sekedar obyek penyelidikan kita, melainkan subyek ). iini berbeda dengan kalai kita mempelejari seseorang tokoh, misalnya sokraten. sorates sudah tidak ada lagi sejak berpuluh-pulh abad yang lalu. maka, untuk menyelidiki tentang dirinya, kita harus mencari buku-buku mengenai sokrates. sokrates tidak pernah menulis buku mengenai dirinya sendiri. tetapi dari murid-muridnya, plato dan kroton dan lainnya, kita dapat belajar tentang sokrates. berbeda halnya dengan wakti kita sedang mempelajari Allah. Allah yang sedang kita pelajari ini, pada saat ini juga sedang mengawasi kita di sini itulah sebabnya hati kita harus jujur dan murni. 

ketiga, doktrin Tritunggal memang sulit dipercaya karena melampaui rasio manusia ( supra-rasional). ini bukan berarti bertentangan dengan rasio (kontra-rasional0. kontra rasional berarti tidak logis, berlawanan dengan jalan pikiran dan segala prinsip untuk mendatangkan konklusi yang logis. tetapi doktrin Tritunggal merupakan suatu fakta yang melampaui rasio ( supra-rasional). 

C. KESULITAN MENGERTI ALLAH TRITUNGGAL
kebenaran doktrin Allah yang supra rasional ini akan menjadi sulit diterima dan dimengerti oleh rasio karena beberapa sebab: 
1. kebenaran ini bersifat wahyu
kebenaran ini adalah kebenaran yang bersifat dan berdasarkan wahyu Allah sendiri. ini bukan kebenaran spekulasi, bukan hasil spekulasi pikiran manusia. terhadap yang diwahyukan atau dinyatakan ALlah kita hanyabisa menerimanya dengan rasa kagum dan syukur sebagai fakta yang tidak dapat di bantah. banyak hal yang terima sebagai anugerah dari ALlah yagn tidka bisa kita mengerti, juga tidak bisa kita bantah (tolak), hanya bisa kita terima.  

pada permulaan abad ke 20, ilmu dianggap sudah mencapai posisi yang tertinggi, sedangkan agama diletakan di peringkat yang rendah sekali. segala sesuatu yang dianggap takhyul disingkirkan dari ilmu agama, supaya yang dianggap sedikit bisa diterima oleh orang yag mengaku kaum intelektual. tetapi pada pertengahan abadke 20 muncul hal-hal yang tidak bisa dimengerti mau pun dianalisa dari sudut ilmu, dan manusia harus menerima fakta ini. adanya kuasa-kuasayang melampaui dalil atau metode ilmiah ini mendorong para ilman di barat menandatangani pernyataan bahwa memang ada kuasa-kuasa yang tidak dapat di mengerti melalui ilmu ( misalnya, kuasa membengkokkan besi hanya dengan memandangnya terus). demikian juga doktrin Tritunggal.  doktrin ini juga melampaui rasio dan melampaui pengertian. kita hanya dapat mengatakan :"kita tidak mengerti tetapi memang faktanya demikian." ini adalah unsur wahyu dan sistem iman kepercayaan orang ibrani. 

yunani dan ibrani merupakan dua sumber yang merupakan pondasi pembentukan seluruh kebudayaan barat dan seluruh pengembangannya. dari ibrani, dunia barat menemukan iman, dan dari yunani, mereka menemukan rasio; dan keduanya saling bertentangan di sepanjang abad dalam sejarah. didalam sumber yang pertama, yaitu sistem kepercayaan orang ibrani, merupakan kekaguman terhadap apa yang diberikan melalui wahyu Allah, sehingga manusia melihat fakta yang tidak dapat mereka tolak, dan mereka hanya dapat menerima, dan pada akhirnya menyebabkan manusia memuji dan berbakti kepadaNya. dari sumber kedua, yaitu sistem berpikir (filsafat) orang yunani, mendorong manusia meyelidiki dan menganalisa, serta mencatat penemuan-penemuan mereka secara sistematis, sehingga mengakibatkan perkembangan ilmu di dunia barat sebenarnya, keduanya bersmber dari Allah sendiri. kalau orang yunani menggali pengertian dari wahyu umum (dalam alam), maka orang ibrani menerima wahyu khusus; jika keduanya digabungkan menjadi satu, maka kita akan mengetahui bagaimana menggunakan rasio dengan sebaik-baiknya dan sesudah itu mengetahui bagaimana memuji Allah. ketimpangan akan terjadi jika kita memuji Allah tanpa mengerti apa-apa, tanpa menyelidiki atau mempelajari doktrin, hanya percaya. sebaliknya juga, jika kita hanya mempelajari segala jenis doktrin tanpa mengetahui Allah, dan tidak percaya akan wahyu Allah. dua pola ini merupakan pola dari banyak orang Kristen pada saat ini. banyak orang Kristen yang belajar dan belajar terus, bahkan belajar teologi, tetapi pada akhirnya tidak percaya kepada Allah, tidak percaya akan wahyu Allah, karena mereka menjadikan Alkitab sebagai obyek rasio mereka. segolongan orang lainnya menolak segala pemikiran teologi, yang di angggap mematikan iman, dan hanya mementingkan memuji Tuhan, tanpa mengerti secara benar wahyu Allah. 

kebenaran Allah tritunggal adalah kebenaran wahyu, itu sebab kebenaran ini bukan merupakan akibat spekulasi dan penyelidikan analisa rasio manusia. dalam perkembangan di yunani, segala pikiran manusia dalam filsafat dan agama, tidak pernah di temkan istilah atau konsep tritunggal, kecuali sebagai hasil penggalian dari alkitab saja. 

2. kebenaran ini kebenarna sang pencipta
kebenarna ini dari dalam sang pencipta sendiri, bukan kebenaran yang ada didalam alam ciptaan. menyelidiki dan menganalisa buatan manusia, misalnya sebuah termos, jauh lebih mudah daripada mengerti yang membuatnya, yaitu manusia itu sendiri. demikian pula, ketika kita menyelidiki kebenaran-kebenaran alam semesta, kita bisa mendapatkan pengertian sistematis mengenai yang dicipta itu. tetapi, pada waktu kita datang untuk menyelidiki sang pencipta, hal ini jauh lebih tinggi dan jauh lebih sulit. 

doktrin Tritunggal adalah doktrin mengenai pencipta, bukan doktrin mengenai yang dicipta. ada perbedaan kualitatif atau perbedaan sifat dasar antara pencipta dan yang di cipta ( the qualitative difference between the creator and creatures).segala yang dicipta hanya menjjadi bayang-bayang yang mencipta, dan bayang-bayang bukanlah realita; bayang-bayang itu merefleksikanyang asli, penciptalah yang merupakan realita di atas segala realita yang dicipta. didalam bayang-bayang kita melihat apa yang terjadi didalam dua dimensi, tetapi yang menjadi summber bayang-bayang, realitaitu sendiri, mempunyai lebih dari dua dimensi. bayang-bayang dari benda tiga dimensi bisa menyerupai bentuk aslinya, tetapi bayang -bayangitu tidak bisa loncat dari dua dimensi menjadi tiga dimensi, demikian pula, jika bagaimanapun yang dicipta hanya bisa sampai tiga dimensi, maka yang menciptakan pasti lebih dari 3 dimensi. apakah itu berarti Alla berada didalam dunia empat dimensi? tidak! Allah berada di dalam dimensi tidak terhingga. jika kita mengenal Allah hanya di dalam 4 dimensi, maka Allah sedemikian masih di dalam wilayah alam. einstein melihat waktu sebagai dimensi keempat. 

3. doktrin merupakan doktrin tentang yang satu-satunya.
doktrin Tritunggal ini adalah doktrin atau kebenaran mengenai Allah yang satu-satunya, Allah yang maha esa (the only one God). karena Allah satu-satunya, maka Dia tidak ada bandinganNya, tidak ada yang menyamainya. tiddak ada yang bisa mewakili Allah sepenuhnya. kalau tidak ada yang dapat dipersamakan dengan Allah, bagaimana kita dapat mengerti Dia? Biasanya kita mengerti sesuatu yang lain, sehingga melalui persamaan itu kita menemukan analoginya. karena ada -ersamaan kita mempunyai jembatan analogis untuk pengertian kita, sehingga dari sesuatu yang sudah dimengerti kita loncat ke sesuatu yang belum kita mengerti, akhirnya kita mengerti semuanya. tetapi hal ini tidak dapat diterapkan didalam usaha mengenal Allah, karena Allah adalah yang satu-satunya. didalam kita ingin mengerti Allah, kita tidak menemukan pembandingNya, tidak ada persamaanya, sehingga kita bisa mengerti rasio penuhnya. didalam pemahaman iman reformen injili, di bagian pertama mengenai Allah, dicantumkan, " kami percaya kepada satu-satunya Allah...." Dialah satu-satunya Allah yang benar, yaitu Allah di dalam Yesus Kristus. 

misalkan kita mencari makan tahu di pelosok afrika, dimana belum ada orang tahu apa itu Tahu. kemudian kita berusaha menjelaskan apa itu TAHU:" yang berwarna putih, bentukny kotak (persegi)." lalu orang disana memberikan secarik kertas. kita berusaha menjelaskan lagi, " bukan itu. yang agak tebal dan empuk." lalu diberi sepotong karet busa berwarna putih. ditambah penjelasan lagi, " yang bisa dimakan". orang  disana semakin bingun; makin dijelaskan makin kacau pikiran mereka. kita kehabisan akal menjelaskan apa yang dimaksud dengan TAHU, karena disana memang tidak ada konsep mengenai Tahu; sepanjang sejarah dan tradisi mereka tidak ada tahu. sampai pada suatu ketika kita berusaha membawa tahu ke sana dan memperlihatkan kepada mereka, barulah mereka mengerti. pada saat itu ia akan berkata: "oooooh, sekarang saya tahu." sekarang segala penjelasan tidak diperlukan lagi. pada saat ia berkata: "ooooooh" itu berarti semua konsep yang tadinya sulit ia mengerti sekalipun sudah berusaha dipikirkan dengan begitu berat, sekarang telah bertemu dengan faktanya. maka "ooooooh" berarti melampaui rasio. dari contoh diatas kita bisa mengerti betapa sulitnya menjelaskan tentang TAHU kepada orang-orang di pedalaman Afrika, karena disana tidak ada TAHU, tidak ada konsep TAHU seperti di Indonesia. pada saat seorang sudah mengetahui, maka berhentilah ia dari segala macam spekulasi pikirannya yang ingin menebak dan ingin mengetahui sesuatu, tetapi kini ia sudah di taklukkan di bawah fakta. demikian pula, betapa lebih sulit lagi menjelaskan dokrin Allah Tritunggal, karena konsep ini tidak ada persamaannya didalam segala ciptaan. tidak ada jembatan analogis apapun yang bisa di pakai untuk melukiskan. doktrin ini makin dijelaskan mungkin makin membingungkan, sebagaimana dikatakan oleh seorang pendeta didalam buknya yang menyarankan agar doktrin Allah Tritungal ini tidak usah diajarkan kepada jemaat. pendapat ini tidak bisa kita terima, sebab betapapun sulitnya menjelaskan konsep Tritunggal ang tidak ada analoginya ini, ita harus tetap mengajarkannya. 

Allah sendiri sudah mengatakan: "siapakah yang sama seperti aku? tidak ada Allah selain daripadaku." Allah yang benar tidak ada pembandingnya, tidak ada persamaannya, sehingga tidak ada jembatan analogis utnuk mengertiNya. itulah sebabnya didalam mempelajari doktrin Tritunggal ini kita harus kembai kepada wahyu Tuhan. karena Allah itu pencipta, karena Allah itu esa, dan karena Allah itu melampaui dunia dan segala ciptaan, maka mengerti Allah yang sedemikian ini mengakibatkan kita bisa bersikap terbuka didalam menyelidiki ilmu. kalimat ini sangat dalam dan sangat penting bagi kaum ilmu. kalimat ini sangat dalam dan sangat penting bagi kaum cendekiawan. karena Allah melampaui ciptaan, maka Dia tidak berada di dalam ciptaan. kalau Allah berada didalam ciptaan, hal itu karena kehendak dan kuasanya yang melampaui segala sesuatu. Allah tidak diikat didalam ciptaan; Allah tidak terbatas didalam keterbatasan ciptaanNya; Dia adalah Allah ayng mutlak. itulah sebabnya jika kita mengenal Allah yang demikian. kita akan memandang dunia ini sebagai ciptaan yang terbatas, yang tidak mutlak. salah satu prinsip yang paling penting didala teologi reformed iala bagaiamana kita menanggapii atau memandang dunia; bagaimana kita mengerti dan menginterpretasi alam semesta ini. orang yunan yang tidak diberi wahyu khusus Allah yang melampaui alam semesta, menyelidiki alam semesta didalam segala bidang ilmu pengetahuan berdasarkan konsep dasar bahwa dnia ini tertutup. kalau dunia tertutup, berarti dunia ini mempunyai kecukupan didalam dirinya sendiri untuk menjelasakan segala sesuatu. sedangkan orang yang percaya kepada doktrin Allah Tritunggal akan terbuka didalam menyelidik alam semesta yang diciptakan oleh Tuhan. dihadapan Allah kita harus mengakui bahwa didalam dunia ini tidak ada seorangpun yang dapat menjelaskan segala sesuatu, kecuali terbuka kepada yang mencipta. dengan terbuka dihadapan Tuhan, barulah kita dapat memandang segala sesuatu dengan tepat, karena kita melihat segala sesuatu melalui mata Tuhan.  

PENGENALAN AKAN ALLAH

A. TRITUNGGAL DALAM PERJANJIAN LAMA
apakah Allah mempunyai anak? banyak orang itdak menerima konsep bahwa Allah mempunyai anak. tidak mungkin dapat dimengerti bahwa Allah mempunyai anak. " Allah tidak memperanakkan dan Allah tidak mempunyai anak, adalah ajaran yang tidak bisa di terima oleh rasio.

tetapi ajaran ini bukanlah ajaran yang direkayasa atau dikarang oleh orang kristen. ajaran ini sudah ditegaskan sejak dari jaman perjanjian lama. rahasia yang ajaib ini sudah tersembunyi didalam Alkitab sejak perjanjian lama " tahukah saudara nama Dia yang menciptakan alam semesta ini? tahukah Enkau akan nama anakNya?" di dalam kitab Yesaya sudah dinyatakan bahwa, " seorang anak akan lahir bagi kita." (yesaya 9). seolah-olah ini hal yang biasa. 

jika seorang sedang menantikan anak, maka ketika anak lahir ia akan sangat bersukacita, karena pada saat anak itu lahir, ia dengan sendirinya menjadi bapa. namn, kejadian dalam Yesaya sangat berbeda, karena di dalma Yesaya 9 inii disebut bahwa anak ini memiliki nama dan status yang sangat tidak biasa. ia disebutkan sebagai penasihat ajaib, Allah yang perkasa, bapa yang kekal, dan raja damai. didalam bagia ini istilah " BAPA" menunjukan kepada pengertian sebagai "Sumber yang kekal", yang juga dimiliki oleh Kristus, tidak seperti pandangan saksi yehovah yang menganggap bahwa ini adalah bapa yang di sorga. kata : Allah yang perkasa" dapat juga diterjemahkan sebagai "yang perkasa", sehingga kembali orang-orang saksi yehovah menuntut bahwa Yesus bukanlah Allah. konsep yang benar adalah bahwa memang kalimat ini harus dinyatakan sebagai " Allah yang perkasa", sehingga Yesus memang adalah ALllah, namun ia tidak menuntut hak kesetaraan dengan Allah, sebaliknya dengan rela memberian diri untuk diutus dan dibatas, sehingga ia disebut sebagai " yang perkasa".  selama didunia Ia adalah manusia biasa, tetapi juga sekaligs memiliki kuasa yang luar biasa, yaitu kuasa Allah sendiri. dan Ia juga disebut sebagai RAJA DAMAI. bayi manakah atau anak siapakah ayng boleh disebut dengan nama-nama sedemikian? inilah Tritunggal yang tersembunyi didalam perjanjian lama. 

Yesus berkata:" Bapa(Ia) yang mengutus aku" dan " roh Tuhan ada padaku, sebab ia telah mengurapi aku (lukas 4:18), yang merupakan kutipan Tuhan Yesus atas kitab Yesaya (yesaya 61:1-2), yang kemudian dikonfirmasikanNya untuk diterapkan pada diriNya sendiri(ayat 21), sehingga dengan demikian menatakan bahwa perjanjian lama sudah menyembunyikan doktrin Allah Tritunggal ini.

masih ingatkah saudara didalam beberapa peristiwa perjanjian lama, ada Malaikat (dengan huruf "M" besar) yang menyebut diir sebagai yehovah dan menerima sembah sujud orang-orang. Malaikat ini di kirim oleh Allah dari atas. maka yehova yang di utus oleh Allah kedalam orang-orang seperti Abraham, sehingga boleh terjadi dialog antara Abraham dengan Yehovahh itu (kej 18). bahkan didalam kejadian 19 dicatat bahwa Yehova (TUHAN) telah menurunkan api belerang dari Yehova (TUHAN) yang di atas (ayat 24) disini kita melihat dua oknum yang berbeda didalam peristiwa ini aka dengan begitujelas kita melihat tersembunyinya doktrin Tritunggal didalam perjanjian lama. 

bukan saja demikian, bahkan dalam kejadian 1, ketika ALlah menyebut diriNya dengan kalimat:"mari kita menciptakan manusia menurut gambar dan rupa kita," mengapa Allah tidak memakai kata "AKU" atau"SAYA" (dalam bentuk tunggal) tetapi memakai "KITA"? memang ada pandangan dalam agama-agamatimur bahwa tidak boleh menyebut nama Allah didalam bentuk tunggal, tetapi memakai bentuk jamak untuk memberikan gambaran keagungan (plural mayestatis). memang ini suatu bentuk sastra khusus. tetapi saudara perlu ingat bahwa hal sedemikian bukanlah kebiasaan manusia menyebutkan dewa-dewa mereka, tetapi justru disini Allah menyebut atau menjuluki diriNya sendiri. Allah memperkenalkan diri bukan dengan bentuk tunggal tetapi jamak. lebih lagi, perjanjian lama ditulis dalam bahsa ibrani, yang mempunyai kerumitan tertentu dibangingkan dengan bahasa-bahsa lain. bahasa ibrani tidak saja mengenal bentuk tunggal atau jamak, tetapi juga bentuk ganda. pada saat memakai kata Allah, tidak pernah memakai bentuk tunggal, tidak memakai bentuk ganda, tetapi memakai bentuk jamak. 

lalu, mengapa bentuk jamak itu dilihat tiga, bukan empat atau lima atau lainnya? hal ini tergubung dan tersirat didalam seluuruh kitab suci, dengan melihat kata; " Suci,Suci,Suci." tidak ditambah "suci' satu lagi. juga Bapa,Anak, dan Roh; tidak ada tambahan lainya.  

B. PROBLEMA ANALOGI TRITUNGGAL
Allah berkata; " Allah(bentuk jamak) iu esa (tunggal)!" (ulangan 6:4). disini kita kembali melihat bentuk Tritunggal. bagamana kita bisa mengerti hal seperti ini? tiga tetapi satuu, satu tapi tiga. jika dipaksa, kita bisa gila untuk mengertinya. memang tidak ada analogi, tidak ada rasionalisasi untuk menjelaskan hal itu. saya pernah diserang dengan pertanyaan yang sangat menyakitkan :"Engkau adalah orang yang bodoh sekali, 1+1+1=3, bukan 1 seperti yang kau ajarkan." itu saya pelajari di kelas 2 sd, tetapi pada kelas 3 sd saya belajar juga 1x1x1+1." mengapa kita harus selalu mengerti konsep Tritunggal dengan 1+1+1? matematika memang kebenaran yang sangat pasti sehingga ia disebut sebagai ilmu pasti. tetapi kita tidak mungkin boleh mengurung Allah dengan rasio 1+1+1. ada juga orang melihatnya sebagai ~+~+~=~ (tak terhingga + tak terhingga + tak terhingga= tak terhingga). namun inipun akan menghadapi kesulitan, yaitu yang tak terhingga tidak perlu ditambah dengan apapun yang lain. memang ini bisa dipakai untuk menjelaskan tentang Tritunggal, tetapi tetap akan mengalami kesulitan. tidak mungkin kita mengertinya dengan pendekatan rasional atau annalogi tertentu. 

1. AIR, UAP DAN ES
ada orang yang berusaha menjelaskan Tritunggal dengan mengunakan ilustrasi air. jika air didinginkan ia menjadi es, kalau dipanaskan menjadi uap. air, es,uap bukanlah berbeda tetapi ketiiganya mempunyai kode kimia yang sama yaitu h2o. itulah Tritunggal. benerkah demikian? apakah analogi seperti ini dapat dipakai? analogi ini tidak dapat tepat, karena hanya memaparkan sebagian saja dari pengertian Tritunggal, yaitu anya menunjukkan kesamaan esensinya saja, yaitu ketiga zat tersebut sama-sama memiliki esensi H2O. Bapa adalah Allah, Anak adalah Allah, Roh Kudus adalah Allah. KetigaNya memiliki esensi yang sama, yaitu Allah yang Esa. tetapi dalam perumpamaan ini air bisa menjadi es, es bisa menjadi uap, sedangkan Bapa tidak bisa menjadi Anak, Anak tidak bisa menjadi Roh Kudus, dan Roh Kudus tidak bisa menjadi Bapa. Bapa adalah Bapa, Anak adalah Anak, Roh Kudus adalah Roh Kudus, tidak bisa ditukar tukar. maka teori air, es dan uap belum cuku untuk menjadi anallogi Allah Tritunggal. 

2. BENTUK, BAU DAN WARNA BUNGA
lalu ada orang mencari jalan lain. mereka memakai analogi "bunga". paling tidak ada 3 elemen dasar pembentuk bunga yaitu: pertama warna bunga; kedua, bau bunga; dan ketiga bentuk bunga itu. maka bentuk, warna dan bau merupakan sub esensi dari esensi aslinya. menurut filsafat Jhon Locke dari Inggris, setiap materi mempunyai 2 sifat. natur yang pertamanya adalam elemen natur itu sendiri, dan yang kedua adalah entuk, bbau, warna dan yang lainnya. maka kkeberadaan bunga ditentukan pertama-tama oleh elemen dasar natur bunga itu sendiri, lalu keberadaan bunga itu uga ditandai dengan ada bentuknya, warananya, dan baunya. maka ini dipakai sebagai esensi Allah Tritunggal, karena bentuk bunga adalah bunga, warna bunga adalah bunga, bau bunga adalah bunga, sehingga Allah bapa adalahh Allah, Allah Anak adalah Alah, dan Allah Roh Kudus adalah Allah. apakah ini benar? itupun bukanlah bunga, warana bunga bukanlah bunga. bulat bukan bunga. maka permpamaan ini juga tidakk dapat dipakai. 

3. MATAHARI, SINARNYA DAN PANASNYA
perumpamaan ketiga yang sering dipakai untuk menggambarkan Allah Tritunggal adalah matahari. matahari berada jauh dari bumi, berjarak lebi dari 156 juta Km. sinar matahari memutuhkan 8 menit 13detik untuk tiba di dunia. dirinya matahari tidak bisa kita lihat, tetapi sinarnya dapat kita lihat; kehangatannya idka bisa kita lihat tetapi bisa kita rasakan maka ini seperti Allah Bapa yang berada "disana", sehingga kita tidak bisa lihat, sedangkan Allah Anak dapat kita lihat, lalu Allahh Roh Kudus tidak bisa kita lihat, tetapi bisa kita rasakan pekerjaanNya. maka banyak orang yan menganggap bahwa inilah cara yang terbaik untuk menjelaskan bahwa ilustrasi inipun tdak dapat mencakup analogi Allah Tritunggal, karena sinar matahari bukanlah matahari, kehangantan matahari atau energi matahari bukanlah matahari. tetapi memang didalam analogi matahari ini sepertinya ada signifikansi tersebut (band ibrani 1:3). Yesus Kristus merupakan cahaya emuliaan Allah dan gambar wujud Allah, juga dibandingkan yohanes 1:18. 

4. TUBUH, JIWA, DAN ROH MANUSIA
jika perumaan yang manappun menjadi tidak cocok, lalu adakah kita melihat perempan yang tepat? maka muncul analogi yang keempat, yaitu mengatakan bahwa manusia terdiri dari tubuh, jiwa, dan roh. karena manusia adalah peta dan teladan Allah, maka benarlah jika kita mengerti Alllah Bapa, Allah Anak, Allah Roh Kudus dengan perumpamaan ini. mereka beranggapan bahwa Bapa, Anak, dan Roh adalah tiga didalam satu Allah, demikian juga tubuh, jiwa dan roh dari Stephen Tong adalah satu Stephen Tong. inipun analogi yang salah. sulit untuk bisa memisahkan tubuh,jiwa,dn roh. tetapi jika kita memaksakan untuk memisahkannya juga, maka roh manusia bukanlah manusia, tubuh manusia bukanlah manusia itu sendiri. jika kita menunjuk dada kita lalu mengatakan "Inilah aku", maka itu bukanlah aku tetapi tubuhku. jadi dimanakah "aku". maka tangaku, kepalaku, badanku, bukanlah aku. maka perumpamaan inipun tidak cocok

5. BAPA, SOPIR DAN DIREKTUR
maka timbullah pemikiran analogi Tritunggal yang sudah banyak diterima diseluruh Indonesia, yaitu waktu saya dirumah, saya adalah bapa; pada saat saya mengendarai mobil, saya adalah sopir; pada waktu saya di kantor, saya adalah direktur. direktuur,sopir,bapa menggambarkan Tritunggal. maka Allah yang Esa, waktu disorga sebagai bapa, datang ke dunia sebagai anak, lalu naik ke sorga dan turun lagi didalam dri umatNya sebagai Roh Kudus. inilah Tritunggal. analogi inipun sama sekali salah. Allah Bapa tidak pernah menjadi Allah Anak, Allah Anak tidak menjadi Allah Roh Kudus, dan Allah Roh Kudus bukanlah Allah Bapa. 

konsep teologi dan iman yang tidak beres sperti di atas perl dikoreksi di seluruh Indonesia. berapa banyak ornag yna gtelah dengan berani mengajarkan tanpa belajar dengan baik, karenaa terlalu mudahnya kesempatan utnuk bisa mengajarkan sesuatu. banyak sekali pendeta dan pengajar instant karena mudanya ditahbiskan dan diberik hak untu mengajar. 

suatu kali ketika saya membicarakan hal-hal yang penting disuatu tempat, ada orang-orang yang tersinggung lalu memanggil pendeta mereka untuk melawan saya. saya tiidak tahu bahwa saya sudah menyinggung mereka. ia menjelaskan bahwa sebelumnya ia seorang hakim, yang kemudian meninggalkan profesinya untuk menjadi pendeta. Ia pikir saya akan terlalu hormat pada dia. saya tidak akan sembarang berkhotbah kalau Tuhan tidak mengutus saya dan saya tidak baik-baik belajar untuk hal itu. saya bertanya kepada dia berapa lama ia belajar di Universitas untuk menjadi seorang hakim. ia lalu sadar apa yang saya mau tanyakan. saya tanyaan berapa lama ia sudah belajar firman TUhan sebelum mengajar orang lain tentang kebenaran firman TUhan. banyak orang tidak berani mengajar teori-teori einstein kalau mereka tidak belajar baik-baik, banyak orang tidak berani menjadi dosen kalau mereka tidak belajar baik-baik, tetapi begitu banyak orang di dalam kekeristenan yang tidak belajar namun berani mengajar. kemanakah kekristenan dan gereja akan menuju? kalau pemuda-pemuudi tidak dididik dengan dokrin yang benar, kekristenan mau kemana ? mariilah kita bersehati utnuk menggarap masa ini, menggarap dunia ini. terlalu mudah bagi amplop dari mereka, tetapi itu bukan beban saya. jaman kita suudah sampai pada suatu saat dimana kita tidak dapat bersantai lagi. anak muda kita perlu dididik dengan doktrin yang benar. saya mengajark saudara untuk bekerja sama menjalanakan kehendak Tuhan. 

jikalau semua analogi dipaparkan di atas tidak benar, maka mungkin kita dapat melihatnya dalam pemikiran-pemikiran seperti ini. 

C. RELASI SEBAGAI GANTI ANALOGI
orang kristen hanya memiliki sat kitab suci, yaitu Alkitab yang terdiri dari perjanjian lama dan perjanjian baru. tetapi jika orang Kisten hanya memiliki satu kitab, bagaimana sema orang Kristen membacanya, bukankah harus antri? tidak perlu, kita bisa masing-masing membeli satu kitab. apakah itu berarti orang Kristen mempunyai banyak kitab? jawabannya: tidak. orang Kristen tetap mempunyai hanya satu kitab. disini saya memberikan suatu gambaran yang lebih tepat dari perumpamaan-perumpamaan yang sebelumnya. tetapi ini bukan analogi, hanya merupakan relasi. antara voume dan esensi. tetapi tetap gambaran ini mempunyai  kelemahan, yaitu mengapa harus berhenti pada tiga, mungkin bisa empat aau lima, tetapi Allah Tritunggal hanya berhenti sampai Tiga, tidak bisa kurang atau ditambah.  

PENGERTIAN TRITUNGGAL

Allah yang benar adalah Allah yang tidak terbatas, Allah yang melampaui segala sesuatu, Allah yang Esa, Allah yang tidak ada bandingannya, dan Allah menyatakan diri sebagai Allah Tritunggal. istilah Tritunggal ini memang tidak ada didalam Alkitab, baik perjanjian lama maupun perjanjian baru. yang tidak muncul didalam Alkitab secara istilah bukan berarti bukan konsep Alkitab. sebaliknya, isitilah yang muncul didalam ALkitab jika ditafsirkan secara keliru menjadi bukan kebenaran Firman Tuhan. faktanya, konsep atau doktrin Tritunggal ini terus menerus muncul di dalam Alkitab. 

Tritunggal berarti 3 pribadi didalam satu Allah, atau di dalam sat esensi diri Allah, ada 3 pribadi. sebelum abad pertengahan, gerejaa timur (yunani orthodox) dan di barat (roma katholik) mempunyai pengertian yang sangat berbeda dalam hal ini. di timur gereja Orthodox banyak dipengaruhi oleh filsafat-filsafat yunani, dibarat gereja katholik banyak di pengaruhi oleh pikiran-pikiran latin; ini mengakibatkan adanya dua cara pendekatan yang berbeda, yang akhirnya menimbulkan dua pandangan ekstrim terhadap doktrin Allah Tritunggal: 1) pendangan yang menganggap adanya 3 allah, 2) pandangan yang menganggap adanya satu allah yang menyatakan diri dalam 3 keadaan berbeda. 

doktrin ALlah Tritunggal adalah doktrin monotheisme (percaya hanya kepada satu Allah), dan bukan politheisme (percaya kepada banyak Allah). doktrin Allah Tritunggal termasuk monotheisme, yang percaya kepada Allah yang maha Esa. dan Allah Yang Maha Esa itu mempunyai tiga Pribadi, bukan satu; pribadi pertama adalah Allah Bapa, pribadi kedua adalah Allah Anak (Yesus Kristus), dan pribadi ketiga adalah Allah Roh Kudus. Tiga Pribadi itu mempunyai sifat dasar atau esensi ( yunani ; ousia, inggris: subtance) yang sama, yaitu Allah. Allah Bapa adalah Allah, Allah anak adalah Allah, dan Allah Roh KUdus adalah Allah, naun ketiganya memiliki satu ousia, yaitu esensi Allah. maka ketiga pribadi itu adalah satu Allah. 

apakah Tritunggal merupakan konsep yunani? ataukah merupakan konsep filsafat abad pertama hingga keempat? ataukah hasil kesimpulan bapa-baa gereja? ataukah ini merupakan konsep murni dari Alkitab? kalau kita memperlajari konsep filsafat-filsafat yang penting mulai dari thales sampai kepada sokrates, plato dan aristoteles, kita tidak akan menemukan konsep Allah Tritunggal didalam filsafat mereka. bahkan sebelum sokrates, mereka percaya kepada banyak dewa. sokrateslah yang pertama didala sejarah yunani yang mencetuskan:" saya percaya kepada Allah yang maha tertinggi, dan Allah yang satu-satunya; yaitu Allah yang sejati." pikiran sokrates ini baruu merupakan sesuatu wahyu umum yang murni yang mungkin dimengerti oleh manusia. di dalam seri pembinaan iman kristen mengenai iman dann wahyu Allah, telah menguraikan bahwa berdasarkan roma 1:19-20, pengetahuan mengenai keberadaan Allah yang sejati sudah diberikan kepada setiap manusia ciptaanNya, baik Kristen maupun bukan. tetapi, akibat distorsi dan pencemaran oleh dosa didalma diri manusia, manusia tidak lagi mempunyai pengertian yang murni mengenai Allah, yang telah mewahyukan diri secara umum dalam hati setiap manusia. di tengah-tengah pencemaran pengertian wahyu umum Allah ini, sokrates merupakan salah seorang yang memiliki pengertian yang begitu murni mengenai ALlah melalui wahyu umum. namun, hal itu tidak cukup. bukankah kita telah melihat bahwa wahyu umum hanya bisa dimengerti dengan murni melalui wahyu khusus? kemungkinan sekali orang yunani pada jaman sokrates sudah dipengaruhi oleh konsep monoteisme dari orang ibrani ( bangsa israel), karena sebelm kedatangan Kristus ke dunia, orang ibranisudah tersebar ke 3 tempat penting yaitu: 1) ke babilonia, semasa menjadi tawanan raja-raja babel, seperti nebukadnezar dll., 2) ke alexandria, mesir utara, dimana Alitab perjanjian lama sudah diterjemahkan ke dalam bahsa yunani, yang disebut septuaginta, dan 3) ke daerah-daerah roma yunani (graeco-roman), seperti makedonia, tempat perdagangan yang ramai. ditempat-tempat inilah orang-orang ibrani sudah menerima wahyu khusus dan yang mengenal Allah Yang Esa itu Membawa kesaksian ini. konsep monoteisme yang dbawa oleh orang-orang ibrani inilah yang mungkin sekali sudah memperngaruhi sokrates.  

A. KONSEP ALLLAH YANG ESA
tiga hal penting mengenai konsep Allah Yang Esa ini perlu kita perhatikan. pertama, konsep Allah Yang Esa ini merupakan sumbangsih terbesar dari orang-orang Israel (Ibrani) kepada dunia. inilah konsep yang terbesar yang diberikan bangsa Israel kepada dunia. jikalau kita memperlajari sejarah bangsa Israel di jaman perjanjian lama, kita akan menemukan bahwa setiap suku bangsa yang tertinggal di sekitar daerah Israel mempnyai dewa-dewa mereka sendiri, dan mereka menyembah lebih dari satu dewa. mereka saling membandingkan dewa-dewa mereka, dan mereka dapat berpindah kedewa yang mereka anggap lebih besar ata lebih hebat. dewa-dewa yang terkenal pada waktu it adalah baal, dagon, asyera, asytoret, dan banyak lagi lainnya. dewa-dewa yang sangat banyak ini dianggap sebagai dewa-dewa pelihara, baik dalam idang politik, sosial, ekonomi, militer (dalam peperangan, maupun dallam kehidupan sehari-hari. karena itu, mereka bisa berpaling memuja dan menyembah dewa--dewa yang dianggap sesuai dengan kesejahteraan yang mereka buuhkan. tetapi bangsa Israel tidak demikian; mereka berbeda dari bangsa--bangsa disekitarnya. orang israel tidak mempunyai konsep: kita mempunyai Alllah kita, mereka (bangsa0bangsa lain) mempunyai alah mereka; Allah kita adalah Alla Israel, allah mereka bukan allah kita. sebaiknya mereka mempunyai konsep Allah orang Israel adlaah Allah selurh alam semesta. ini konsep yang sangat besar dan sangat penting. konsep ini menerobos semua konsep agama yang ada pada saat itu. sejak permulaan perjanjian lama sudah tertulis ayat seperti demikian: Allah YAHWEH yang mengadili seluruh bumi; bukankah Dia adil adanya?" (kejadian 18:25). konsep ini tidak terdapat pada suku bangsa yang lain. mereka hanya bersembah sujud kepada suatu dewa atau ilah yang berhubungan dengan lingkup kesejahteraan mereka yang kecil dan terbatas. tetapi, didalam bangsa Israel, konsep Allla Yang Esa merupakan konsep yang bersifat universal dan sura alamiah. konsep Allah Yang satu satunya ini bukan satu untuk satu suku, melainkan satu untuk selruh alam semesta. konsep Allah yang satu-satnya ini diulangi terus menerus, sampai sebelum musa mati, dia mengulanginya lagi sekali didalam satu ayat yang disebut sebagai syamma, ayat mas, ayat kunci untuk mengerti seluruh Taurat yaiitu ulangan 6:4-5:  Dengarlah, hai israel:TUHANitu Alllah kita, TUHAN itu Esa! kasihilahh TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwam dan dengan segenap kekuatanmu.

ayat ini, TUHAN itu Allah Yang Esa!" merupakan peinsip dasar untuk mengerti selurh taurat dan wahyu Tuhan didalam perjanian lama. orang Israel mengetahui bahwa segala kebajikan di dalam iman kepercayaan dimulai dengan meletakkan iman mereka di atas dasar ini: Allah itu Esa. sesudah itu Muusa menuliskan: haruslah engkau mengikatkannya sebagai  tanda pada tanganmu dan haruslah itu menjadi ambang di dahimu, dan haruslah engkau menuliskannya pada tiang pintu rumahmu dan pada pintu gerbangmu."(ayat8-9).

orang Israel mengerti perintah ini secara hurufiah dan melaksanakannya, sehingga mereka betul-betul membuat kotak, lalu meletakkan satu ayat yang indah ini di atassecarik kain dan mengikatkannya di kepala mereka. padahal maksud musa dengan firman ini ialah Allah itu Esa harus senantiasa kamu ingat didalam otakm; di dalam segala pekerjaan dan tingkah lakumu, kemanaoun engkau pergi, ingat: Allah itu Esa!

kedua, konsep Allah yang esa merupakan penyataan Allah yang serius, sehingga Dia mmenuntut sesuatu dari orang-orang yang menerima whyu khusus ini. Alah itu Esa berarti kita tidak bisa sembarangan berserah atau menyerahkan diri kita kepada Allah yang Esa dengan segenap hati, dengan segenap jiwa, dan dengan segenap kekuatan serta akal budi kita untuk mengasihi Dia. disinilah kita melihat perbedaannya dengan agama. mengenal Allah yang Esa mengakibatkan hidup yang bersifat totalitas; maksudnya, seluruh hhidup kita haruus merupakan kesatuan di hadapan Allah.

ketiga, konsep Allah Yang esa (tidak ada yang seperti Dia) ini menjadi dasar teologi Tritunggal di dalam mengerti sifat Allah yang : 
1. Transenden, artinya Dia lain dari yang lain, dan Dia melampaui segala sesuatu.
2. kudus atau suci, artinya kesucianNya tidak ada bandingnya, sekaligus menjadii sumber segala kesucian. 
3. mutlak, artinya hanya Dia satu-satunya yang melampauisegala sesuatu yang relatif. 
4. sempurna, artinya Dia adalah satu-satunya yang tidak berkekurangan, yang mencukupi diri sendiri, serta menjadi sumber yang mencukupi yang lain.
5. kekal, artinya hanya Dia yang tidak mempunyaii permulaan dan tidak mempunyai akhir, serta menjadi sumber dari kekekalan. 

pada waktu Yesus di dunia Dia mengajarkan Doa Bapa kami dengan kata-kata, "Bapa Kami yang disorga, dikuduskanlah namaMu...." Allah Yang Esa adalah Allah yang harus dikuduskan, karena berbeda dengan yang lain. pada wakt dewa-dewa dibandingkan dengan Allah menjadi begitu nampak kepalsuan dan kenajisannya pada wakt Allah Yang Esa menyatakan diriNya, Dia selalu menggabungkan keEsaanNya ini dengan kekekalanNya, sehingga dia berkata , " siapakah yang dapat kau bandingkan dengan akku? akulah yang terdahulu dan akulah yang terkemdian. siapakah yang mengatakan dari dahulu kala hal-hal yang akan datang? bukanlah Aku, Tuhan? tidak ada yang lain, tidak ada ALlah selain dari padak" (yesaya 44:6-8;45:20-22;46:9-10). pada wakt tuannya musa juga pernah menulis mazmur dengan kalimat-kalimat: dari selama-lamanya sampai selama-lamanya engkaulah Allah (mazmur 90). Engkau Allah yang melampaui segala ciptaan." 

Allah itu Esa. kalau Alllah itu Esa, bagaimana kita bisa percaya bahwa di dalam keesaan Allah itu mempunyai tiga ribadi? apakah ketiga pribadi it tidak bertentangan dengan keesaan Allah? sebaliknya, kalau Allah itu Tritungal, mempunyai tiga pribadi, bagaimana kita bisa percaya bahwa ketiga didalam keTritunggalan Alahh itu tetap mempunyai keesaan; bagaimanakah kita menjelaskan hal ini? apakah ini konsep yang terikat oleh hukum logika manusia? tida! sebab Allah adalah Allah yang transenden; Dia melamapaui rasio dan logika manusia, melampaui segala sesuatu. karena Allah adalah Allah bukanlah merupakan refleksi dari pikiran manusia tentang yang supraalamiah, maka Allah tidak diikat oleh logika, tidak diikat oleh logika, tidak di ikat oleh matematika dan mempunyai sifat supra-alamia yaitu: transenden. 

doktrin Allah Tritungal merupakan wahyu Allah ayng diiberikan kepada manusia secara bertahap ( bersifat progresif).  didalam seri pembinaan iman kristen mengenai "iamn dan wahhyu Allahh" kita membahas istilah wahyu progresif (progresove revelation), yaitu wahyu yang bersifat semakin maju, makin lama makin jelas; semakin lama muncul penjelasan-penjelasan yang semakin kompleks dan semakin sempurna. bagaikan sebuah bibit bunga, yang ketika ditanam di tanah, mula-mula timbul daunnya, lalu tangkai, lalu akhirnya kelarlah bunga yang indah. demikianlah jga pada waktu Allah memberikan wahyu pengenalan akan diriNya, langkah demi langkah semakin jeas. pertama-tama Allah memberikan konsep pengenalan terhadap diriNya yang paling mendasar, yaitu Allah adalah Allah Yang Esa. kemudian maju terus dengan wahyu yang semakin lama semakin jelas sampai kepada pengenalan bahw Allah Yang Esa itu adalah Allah yang berpribadi tiga, Allah Tritunggal. tetapi, mengapa tidak dari permulaan Allah menyatakan bahwa Dia adalah Allah yang mempanyai 3 pribadi? mengapa Dia memperkenalkan diriNya dengan memakai cara memberika wahyu yang bersifat memaju? karena Allah ingin mencegah segala kemungkinan dari permulaan manusia yang menangkap kesan atau konsep yang monoteisme harus ditegakkan terlebih dahulu. kepercayaan yang benar bukan kepada 3 allah, melainkan kepada satu ALlah yang mempunyai 3 Pribadi. maka kepercayaan kepada Allah Yang Esa harus ditegakkan lebih dulu,baru setelah itu secara lambat-laun manusia diajarkan bahwa Allah Ynag Esa iu mempunyai 3 pribadi didalam esensi atau substansi (sifat dasar) yang sama dan Esa itu.

kita telah melihat, pengertian yang salah terhadap doktrin Tritunggal ini bisa mengakibatkan manusia jatuh e dalam da kutub ekstrim yang salah, yaitu 1. monoteisme yang peraya kepada satu Allah yang lebih dari satu; dan 2. politheisme yang percaya kepada tiga allah yang tidak mungin Esa, tidak mngkin mempunyai substansi yang sama. kedua pandangan itu sesat dan merusak pengenalan kita terhadap Allah yang benar. 

untuk mencegah konsep yang salah itulah Allah terlebih dahulu menegakkan konsep dasar: Allah itu Esa, Allah yang Tunggal, Allah yang satu-satunya. apakah ini berarti bahwa konsep Tritunggal tidak diwahyukan oleh Tuhan sejak permulaan? apakah konsep Tritunggal sudah diwahyukan sejak mula sekali, sejak di permulaan kitab kejadian.

B. ISTILAH YANG MENGIDIKASIKAN KEESAAN ALLAH

 1. pemakaian kata "kita" dalam kitab kejadian.
pada waktu Tuhan Allah memberikan wahyu tentang diriNya didalam kejadi 1:26;3:22;11:7, yesaya 6:8, Allah sendiri memakai kata ganti Kita untuk menyebut diriNya sendiri, bukan saya. berfirmanlah Allah, " baiklah kita menjadi manusia menurut gambar dan rupa kita...," (kejadian 1:26) siapakah yang dimaksud Kita dalam ayat ini? Kita bukan menunjukkan satu pribadi tunggal, melainkan jamak, lebih dari satu. ada yang menafsirkan kita disini menunjukkan perundingan antara Allah dan malakat. benarkah Allah bersama-sama malaikat dalam menciptakan manusia> ini sama sekali salah! jikala kita di sini menujukan perundingan Allah dengan malaikat, maka berarti manusia tidak diciptakan langsung oleh Allah Penncipta, melainkan oleh pencipta yang bekerjsa sama dengan yang dicipta, sebab di dalam yehezkiel dikatakan malaikat-malaikatpun adalah makhluk (creatures) yang diciptakan Allah (1:5-14,9:3;10:1-22, bandingkan kejadian 3:24, disebut kerub atau kerubim). didalam seluruh Alkita tidak pernah dikatakan bahwa malaikat adalah pencipta atau mengambil bagian di dalam karya Allah yang pertama, yaitu mencipta. karya atau peerjaan Allah sangat banyak, karena yang pertama, Dia adalah pencipta. Dia mencciptakan dari kekosongan atau hari ketidak-adaan ini adalah tindakan atau pekerjaanyang hanya bisa dilakkan oleh Allah sendiri. betapapun besarnya kuasa dan kemuliaan malaikat atau penghulu malaikat, tidak adapat membuat mereka loncat dari derajat yang dicipta menjadi yang mencipta. mencipta adalah pekerjaan Allah sendiri. lagu ula menusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah, buakn menurut gambar dan rupa malaikat. 

pada waktu Allah pencipta mengatakan, " marilah kita menciptakan manusia..," di sini Dia mewahyukan suatu pikiran yang penting. meskipun tidak terlalu jelas, bahwa Allah itu lebih dari satu pribadi. kita di dalam kejadian 1:26 ingin menunjukkan bahwa itu adalah perundingan di anatara pribadi-pribadi yang berada didalam diri Allah Yang Esa. disini doktrn Tritunggal sudah dinyatakan walaupun dalam bentuk yang tidak jelas. 

2. sebutan Elohim bagi Allah
istilah atau sebutan Allaah yang dipakai selalu dalam bentuk jama, yaitu Elohim, bukan dalam bentuk tunggal,EL. didalam tata bahasa Indoneisia konsep ini tidak ada. dalam bahasa ingggris kita masih melihat hal yang seperti demikian, misalnya bentuk tunggal ditambah "S" untuk menunjukkan jamak. (one boy, tow boys, atau many boys). tetapi didalam bahasa ibrani selain bentuk tunggal (singular) dan jama (plural) juga ada bentuk dua atau ganda(dual). hal ini sangat unik dan tidak terdapat dalam bahasa yunani, bahasa inggris dan bahasa-bahasa di Eropa ata di dunia barat lainya, maupun bahasa-bahasa timur. Alah begitu teliti didalam memilih bahasa yang akan dijadikanNya sebagai media untuk memperkenalkan diri melalui WahyuNya; dia memilih bahasa Ibrani  yang mempunyai keaaiban tersendiri. didalam Alkitab, didalam bahasa Ibrani, sebutan yang di pakai untuk Allah tidak memakai bentuk tunggal (singular) ataupn bentuk dua atauu ganda (dual), melainkan bentuk jama (plural). 

bukan saja sebutan TUHAN selalu muncul dalam bentuk jamak, namun juga sering kali sebutan TUHANatau ucapan terhadap TUHAN muncul diulangi 3 kali. misalnya setiap kali musa dan harus memberkati bangsa Israel mereka mengucapkan doa berkat, sebagaimana yang diperintahkan TUHAn Allah sendiri, sebagai berikut

TUHAN memberkati engkau dan melindungi engkau; 
TUHAN menyinari engkau dengan wajahnya dan memberi engkau kasih karunia;
tuhan menghadapkan wajahnya kepadamu dan memberi engkau damai sejahtera (bilangan 6:24-26)

demikian juga dalam pengelihatan Yesaya para serafim memuji kepada tuhan Allah: 

kudus,kudus,kuduslah TUHAN semesta alam, seluruh bumi penuh kemuliaanNya (yesaya 6:3)

rupanya ada kebiasaan di antara orang-orang Israel menyebut bait TUHAN juga 3kalli ((yeremia 7:4). hal ini bukan sesuatu yang secara kebetulan muncul berkali-kali ddalam Alkitab, namun mengidikasikan bahwa konsep Allah yang Tritunggal sudah mulai diwahyukan dan ditanamkan, khususnya kepada bangsa Israel, sejak mula-mula sekali.

ada bantahan yang mengatakan bahwa hal itu merupakan sesuatu yang umum dalam pembentuk bahasa-bahasa di timur tengah. pada waktu mereka menyebut dewa atau ilah mereka, mereka juga tidak pernah memakai bentuk tunggal, melainkan bentuk jamak, sebagai indikasi yang menunjukkan penghormatan mereka terhadap yang harus lebih dihormati dari manusia, yaitu dewa atau ilah mereka. (di daerah-daerah tertentu di Indonesia penggunaan kata kita atau  kami  juga sering dipakai sebagai kata ganti orang dalam pengertian tunggal). hal ini memang benar namun bukan berarti kita bisa menyangkal bahwa Allah tela menyatakan diri dengan cara berbeda dari cara bangsa-bangsa lain menyebut dewa-dewa mereka. lagi pula, kebiasaan menyebutkan dewa atau ilah mereka dengan bentuk jamak ini muncul jauh sesudah itab kejadian dituliskan melali musa. 

didalam Alkitab pada waktu Allah menyebut diriNya sendiri dengan sebutan kita, Dia menyatakan diriNya sebagai pencipta (creator), penebus(redeemer), dan pewahyu(revealer). 

inilah tiga karya yang hanya dapat dipekerjakan oleh Alah sendiri: 1. penciptaan ( creation), 2. penebusan (redeemer), dan 3. penyataan/wahyu (revelation). hanya Allah sendiri yang akan dapat melakukan ketiga pekerjaan itu, dan didalam ketiga kaya itu tidak ada campur tangan dari pribadi atau oknum yang lain. sebagai pencipta, Allah bukan saja telah menciptakan segala sesuatu yang diciptakanNya. maksudnya, kalau segala sesuatu bisa ada, itu adalah karena kuasa penciptaan Allah; dan kalau yang ada tu bisa berada terus di dalam jangaka waktu yang ditetapkan oleh TUHAN, itu adalah kerena kuasa penopanganNya. dan sebagai pencipta, Dia juga menyempurnakan atau menggenapi segalanya. segala yang ada akan disempurnakan menurut waktu dan rencanaNya. 

Allah Pencipta, penebus, dan pewahyu, yang menyeut diri dnegan sebutan Kita inilah yang telah mewahyukan atau menyatakan diri kepada manusia bahwa Dia adalah Allah yang lebih dari satu pribadi; bukan satu pribadi, juga bukan dua pribadi, melainkan banyak pribadi? mengapa bukan empat, atau lum dan seterusnya? karena selain ketiga pribadi yang tersembunyi dan dinyatakan didalam wahyu ang bersifat progresif ini, tidak ada pribadi lainnya lagii. tidak menjadi angka eksklusif dan sempurna dari diri Allah. tiga merupakan angka mutlak bagi Allah Tritunggal dan tidak dapat ditambahkan lagi. 

naun, satu hal yang perlu kita perhatiakn di dalam ayat-ayat ini ialah bentuk kata kerja yang mengikuti sebutan Allah ini. walaupun sebutan Allah ini selalu dalam bentu jamak (Elohim), namun kata kerja yang mengikutinya selalu memakai kata kerja unuk bentuk tunggal. biasanya subyek berbentuk jamak di ikuti predikat kata kerja yang berbentuk jamak juga; demikia pula kalau subyek berbentuk tunggal memakai kata kerja berbentuk tunggal. contoh di dalam bahasa Inggris: He(singular subject) does (singula verb) soething. they (plural subject) do (plural verb) something. sebenarnya hal ini berlaku juga dalam bahasa Ibrani. namun setiap ali Alkitab mencatat Elohim (bentuk jamak dari EL) mengerjakan sesuatu, selalu memakai kata kerja bentuk tunggal. 

C. CARA ALLAH MENYATAKAN DIRI: ANTROPOMORFE
didalam perjanjian lama beberaa kali dicatat pribadi oknum kedua Allah yang menyatakan diri kepada manusia dalam bentuk antropomorfe ( yunani: anthopos = manusia, morphe = bentuk); maksudnya dalam bentuk manusia. misalnya: di taman Eden Adam dan Hawa bercakap-cakap dengan Tuhan Allah sampai manusia berdosa dan diusir dari sana (kejadian 2:15;3:21), tuhan menampakan diri dan mengunjungi abraham beberapa kaii; di dekat sikhem, yakni dipohon terbatin di more (kejadian 12:6-7), di kemahnya di mamre (kejadian 18), TUhan menampakan diri kepada Ishak digerar dan mengulangi janjiNya dulu kepada Abraham (kejadian 26:1-6), Yakub bergumul melawan Allah di sungai yakob (kejadian 32:22-32), musa bertemu dan bercakap-cakap dengan Allah di gunung horeb (keluara 3:1-4:17), Yosua bertemu dengan Tuhan didekat Yerikho (yosua 5:13-15), Tuhan menampakkan diri kepada manoah dan kepada istrinya (hakim-hakim 13:1-18), dan lain-lainnya. (didalam perjanjian lama tercatat lebih dari 40 kali Tuhan menampakan diri kepada manusia). 

namun, Alkitab juga mengatakan ahwa tidak ada seorangpun yang pernah melihat Allah (yohanes 5:13-15), dan Allah memang tidak dapat dilihat. kalau perjanjian lama berkali-kali mencatat ada orang-orang yang bertemu dengan Allah, apakah ini berarti merekabertemu dengan Allah, apakah ini berarti mereka bertemu dengan allah yang lain,karena Allah yang sejati tidak pernah, tiidak dapat, dan tidak mungkin dilihat oleh manusia? apakah ini hanya khayalan orang-orang it yang kemudian menganggap dan mengatakan bahwa mereka sudah bertemu dengan Allah, seperti yang ditafsirkan oleh banyak psikolog modern? 

istilah atau sebutan yang dipakai di dalam ayat-ayat tadi sebenarnya adalah utusan/malaikat Allah  (yunani: apostolos berarti rasul yang di utus Allah, inggris: the messenger of God). didalam perjanjian lama belum ada rasul, sehingga pada waktu itu utusan Allah ini hanya dimengerti sebagai malaikat. di antara malaikat-malaikat Allah atau utusan-utusan Allah itu adasatu malaikat yang muncul dalam bentuk tunggal (LAI menggunakan huruf "M" besar), yang lain dari semua malaika yang lain dan yang tidak berada di dalam tingkat malaikat, melainkan melampaui semua malaikat. siapakah malaikat Allah yang satu ini? di dalam Ibrani 1:5 dan setersnya tertulis:

Karena kepada siapakah di antara malaikat-malaikat itu pernah Ia katakan: "Anak-Ku Engkau! Engkau telah Kuperanakkan pada hari ini?" dan "Aku akan menjadi Bapa-Nya, dan Ia akan menjadi Anak-Ku?" 
Dan ketika Ia membawa pula Anak-Nya yang sulung ke dunia, Ia berkata: "Semua malaikat Allah harus menyembah Dia." 
Dan tentang malaikat-malaikat Ia berkata: "Yang membuat malaikat-malaikat-Nya menjadi badai dan pelayan-pelayan-Nya menjadi nyala api." 
Tetapi tentang Anak Ia berkata: "Takhta-Mu, ya Allah, tetap untuk seterusnya dan selamanya, dan tongkat kerajaan-Mu adalah tongkat kebenaran. " 

di dalam ayat-ayat di atas kita melihat sesuatu konsep Kristologi yang sudah berkembang luar biasa dari penulis kitab Ibrani. siapakah yang bisa dan layak menerima sembah suu dari manusia kecuali Allah? dan di sini, bukanlah manusia yang di perintahkan menyembah Dia, melainkan Malaikat-Malaikat. maka, kita lihat, malaikat Allah yang tunggal ini berhak menerima sembah sujud dari malaikat-malaikat yang lain. di dalam salah satu syair yang teragung di sepanjang sejarah inggris, di dalam paradise lost dari john milton, terungkap suatu pikiran teologis yang luar biasa agungnya, yang berdasarkan Alkitabiah, jauh lebih agung daripada pikirann teologis dari banyak dosen pengajar di sekolah-sekolah teologi, mengenai sebab malaikat diusir dari sorga. malaikat jatuh menjadi iblis dan akhirnya dibuang adalah karena ia tidak taat pada perintah Allah yang satu ini, "semua malaikat harus menyembah Dia (anak)." kalau Allah adalah satu-satunya pribadi yang menjadi obyek sembah sujud segala makhluk yang lain, maka siapakah Dia ini, yang kepadaNya Allah memerintahkan semua malaikat menyembah ?Dia adalah utusan Alah yang lain dari yang lain. Dia adalah Kristus! pada waktu Yesus Kristus berinkarnasi berlaku: semua malaikat harus bersembah sujud kepadaNya,malahan pada waktu mencobai Yesuss di padnag gurun ia membalikka kebenaran atau perintah ini, minta Yesus menyembah dia, " segala kuasa itu( dunia) serta kemuliaannya akan kuberikan kepadamu..., jikalau engkau menyembah aku,..." (lukas 4:6-7) . karena Kristus mengetahui dimana posisi atau statusNya, Dia adalah Allah yang menerima sembah sujud dari oknum yang lain, maka Dia menolak hal itu. dan Yesus menjawab,"... Engkauu harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbaki!" lalu iblis meninggallkan Dia, dan malaikat-malaikat datang melayani Yesus (lukas 4:8; matius 4:11). 

didalam kejadian 19:24 kitab membaca, "Tuhan menurunkan hujan belerang dan api atas sodom dan gomora, yang berasal dari Tuhan yang berada  disorga. " di sii kita melihat dengan jelas ada dua pribadi Allah, yaitu ribadi kedua yang menyatakan diri sementara dalam bentuk tubuh manusia yang bisa dilihat oleh manusia, yang menerima dooa [ermohonan Abraham, menyatakan kuasa ilahiNya menurunkan api dari Alllah pribadi pertama ke dunia. 

siapa bilang konsep Tritunggal tidak ada di perjanjian lama? memang benar, istilah "TRITUNGGAL" tidak muncul, namun konsep wahyu dan realita tenntang Allah Tritunggal sudah bersedia baik di perjanjian lama maupun perjanjiann baru. janganlah saudara mudah dikacaukan oleh berbagai macam ajaran seperti saksi yehovah, unificatin church (Dr. moon), dll.

pribadi kedua dari Allah Tritunggal, pernah menampakkan diri dalam bentuk secara sementara; inilah yang dimaksud antropomorfi ini berbeda dengan inkarnasi. di dalam inkarnasinya (latin: in = di dalam, carne = daging), Allah pribadi kedua betul-betul mempunyai (bersalut dengan) daging dan darah, betul-betul dilahirkan melalui anak dara Maria dan hidup di tengah-tengah manusia, sehingga disebut IMMANUEL (Allah beserta kita). jadi, yang dilihatmanusia di dalam perjanjian lama adalah Pribadi kedua, bukan pribadi pertama, yang dalam bentk manuusia untuk sebentar, sebelum inkarnasi; kemudian Dia kembali lagi ke sorga. dengan demikian, orang-orang di perjanjian lama sudah melihat kristus, dan hal ini tidak bertentangan dengan apa yang dikatakan Alkitab bahwa tidakk ada orang yang pernah melihat Allah. maksudnya, Allah Bapa, pribadi kedua, pernah, dan juga didalam inkarnasiNya, Allah pribadi kedua secara konkrit menyatakan diri kepada manusia, sehingga manusia melihat di dunia ini Krisuts tetap mempunyai sifat ilahi, disamping sifat manusiaNya. hal ini perlu kita tegaskan terus menerus. 

KRISTUS OKNM KEDUA ALLAH TRITUNGGAL

A. NUBUATAN MENGENAI KRISTUS

didalam nubuat-nubuat perjanjian lama mengenai mesias yang akan datang, sudah ditegaskan sifat ilahNya sebagai sifat dasar pribadi kedua dari Allah Tritunggal ini. Yesus Kristus bukan mansia biasa, melainkan manusia sejati yang mempunyai sifat ilahi. hal ini sudah di katakan melalui nabi-nabi, misalnya :

Tetapi engkau, hai Betlehem Efrata, hai yang terkecil di antara kaum-kaum Yehuda, dari padamu akan bangkit bagi-Ku seorang yang akan memerintah Israel, yang permulaannya sudah sejak purbakala, sejak dahulu kala. (mikha 5:1) 

yang lalu kita telah melihat bahwa keesaan Allah menjadi dasar untuk kita mengerti kelima sifat Allah yang tresenden, kudus,mutlak,sempurna, dan kekal, sebab keesaan mengandung unsur transenden, kekudusan ,mutlak, kesempurnaan, dan kekalan. kkekel berarti melampaui waktu sebelum waktu dicipta hingga sesudah waktu berakhir. waktu dicipta oleh Tuhan, sehingga waktu mempunyai permulaan dan akir, menurut kehendak Allah, pencipta waktu. maka, waktu akan kembali kepada Allah dan sejarah harus bertanggung jawab keada Dia yang menciptakannya. karena Allah adalah pencipta waktu dan sejarah, maka Allah tidak berada di dalam waktu, melainkan melampaui waktu; Dia tidak terikat oleh waktu dan dia menguasai sejara. karena ituALlah berada di dalam kekekalan sebelum waktu dicipta hingga kekekalan sesudah waktu berhenti ( setelah sejarahberakhir), mengenai Yesus ini mengatakan bahwa Dia yang akan bangkit dari betlehem efrata (kota kelahiran Yesus) ini mempunyai permulaan (akar) sudah sejak purbakala, dari kekekalan. jadi, ini berarti Yesuuus Kristus yang dilahirkan sebagai manusia mempunyai sifat ilahi, sebab Dia sudah ada sejak didalam kekekalan. 

Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat(counsellor), Ajaib (wonderful), Allah yang Perkasa( themight God), Bapa yang Kekal (Bapa of Peace), Raja Damai( the prince of peace). ( yesaya 9:6) 

pada waktu nabi Yesaya menuliskan nubuatan mengenai Yesus Kristus yang akan diberikan bagi manusia, dia memang seorang bayi laki-laki. namun, kemudian diberitahukan juga mangenai namaNya. dari nama-nama yang diberikan kepadaNya ini kita dapat mengetahui bahwa Anak itu bukanlah manusia biasa; Dia mempunyai sifat ilahi. 

pertama, Dia disebut ajaib. pada waktu manoan menanyakan kepada malaikat Tuhan (kita sudah melihat bahwa ini adalah Yesus Kristus sendiri, Allah Pribadi kedua, yang menampakkan diri dalam bentuk antrpomorfi) mengenai namaNya, maka DIa menjawab, "mengapa engkau jga menanyakan namaKu? bukankah nama itu ajaib?" (hakim-hakim 13:18). akar kata Ibrani utnk sebutan ini "PALA" dapat berarti agung atau menunjukkan sesatu yang luar biasa. di sini, mula-mula sekali, sudah ditanamkan onsep Dia adalah manusia yang tidak sama dengan manusia yang biasa; Dia adalah Pribadi yang Agung, yaitu Allah sendiri. 

kedua, Dia diseut penasehat (counsellor, yaitu pribadi yang mahabijak; yang menjadi sumber bijaksana dan yang menjadi sumber bijaksana dan yang memberikan bijaksana bagi manusia. di dalam Alkitab bahasa Indonesia kedua sebutan ini digabung; "penasehat ajai." ini lebih sesuai dengan yesana 28:29 dimana dikatakan bahwa Allah ajaib di dalam keputusanNya dan agung dalam kebijaksanaanNya. 

ketiga, Yesus Kristus disebut Allah Yang Perkasa. orang-orang dari bidat saksi yahovah telah mengambil ayat ini dan menafsirkan secara salah untuk menyangkal bahwa Yesus adalah Allah. mereka mengatakan bahwa ayat ini tidak mengatakan Yesus adalah Allah Yang Mahakuasa (the almightyGod), melainkan Allah yang perkasa (the mighty God). memang benar sebutan yesus yang dipakai di sini adalah Allah Yang Kuasa, bukan Allah Yang Mahakuasa. namun, ini adalah karena di dalam ayat ini dikatakan bahwa Dia menjadi bayi, hingga terbatas. maksudnya, ayat ini melukiskan inkarnasiNya dimana Dia yang tadinya Allah yang tidak terbatas membatasi kuasaNya dan menjadi manusia, bahan menjadi seorang bayi. melalui inkarnasi Kristus masuk ke dalam keterbatasan, sehingga manusia pada mumnya tidak melihat kemahakuasaanNya secara konkrit; hanya kadang-kadang saja kemahakuasaanNya terlihat di dalam tindakan-tindakanNya seperti menyembuhkan orang sakit, membanggkitkan orang mati, dan sebagainya. tetapi di dalam kekekalanNya Yesus Kristus tidak terbatas. Yesus juga pernah berkata, " bagaimanakah jikalau kamu melihat anak manusia naik ke tempat dimana Ia sebelumnyaberada?"(yohanes 6:62). ini berarti bahwa mereka pergi ke tempat asalNya, barulah mereka akan mengetaui Kristus di dalam priode inkarnasiNya, dan juga di dalam kekekalanNya. di dalam eriode inkarnasi memang Kristus terbatas ( membatasi diriNya), bukan saja didalam kemahakuasaanNya, tetapi juga di dalam perkataanNya, bahasaNya, kamauanNya, dan pengetahuanNya. inilah paradoks yang sering kali dianggap kontradiksi dan menimbulkan kesalahan- mengertian di antara orang-orang yang tidak mengerti kebenaran dengan sungguh-sungguh. yesus memang terbatas pada waktu periode inkarnasiNya, tetapi dari asalNya sejak kekekalan sampai kekekalan Dia miliki kemahakuasaan dan kemuliaan sama dengan bapa. 

keempat, Yesus Kristus juga disebut bapa yang kekal atau bapa kekekalan ( the everlasting father). ini bukan berarti bahwa Dia adalah pribadi pertama, yakni Allah Bapa. meskipun di sini sat-satu kalinya Yesus Kristus disebut Bapa, tapi seluruh Alkita jelas mengajarkan Yesus Kristus yang diutus Bapa tidak sama dengan Bapa. Bapa kekekalan menunjukkan bahwa Dia adalah sumber dari segala sesuatu. istilah Bapa di sini jangan dimengerti dengan konsep manusia yang mengenal bapa di dalam hubungan dengan ibu dan anak secara genetika. Allah bukanlah manusia. sebab itu, kita tidak boleh memakai konsep atau cara berpikir manusia di dalam menggerti Allah. tetapi di sini terminologi Bapa berarti sumber dari segala sesuatu, yang mengeluarkan (menciptakan) segala sesuatu yang lainnya.  

kelima, di sini Yesus Kristus disebut putera raja damai ( the prince of peace). ini menunjukkan bahwa Dia adalah sumberdamai yang sejati, yang memberikan damai yang sesungguhnya kepada dunia. Dia adaah Raja keturunan Daud, tunas Isai, yang memerintah sampai selama-lamanya, dan yang permulaanNya dari dahulu kala. hanya melalui Kristus yang mewujudkan kerajaan di dunia ini dengan kuasa ilahiNya, barula dunia mencapai apa yang diidam-idamkan, yaitu perdamaian yang sejati. semuaya ini menunjukkan sifat ilahi Kristus. Diia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah yang Mahatinggi. dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepadanya takhta daud, bapa leleluhurNya, dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan yakub sampai selama-lamanya dan kerajaannya tidak akan berkesudahan..." Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kau lahirkan itu akan disebut kudus, Anaka Allah."(lukas 1:32-35). 

sebelum kelahiranNya, malaaikat datang memberikan nubuat mengenai Kristus yang akan datangkepada anak dara Maria yang akan mengandungNya. disini istilah Kudus dipakai dalam pengertian yang khusus, sebagaimana yang sering muncul di dalam kitab Yesaya, " yang Mahakudus, Allah Israel" ( the holy one of Israel) atau" satu-satnya yang kudus, Allah Israel" Kristus adlaah satu-satunya Yang kudus, yang melampaui kualitas sifat kesucian yang hanya ada pada Allah. Dia adalah yang kudus Anak Allah. 

konsep Kristus sebagai Anak Allah ini sulit diterima oleh agama lain, termasuk yang muncul sesudah keKristenan, karena mereka menganggap Allah tidak memperanakkan dan tidak diperanakkan. ada yang menganggap keempat injil yang mencatat Kristus adalah Anak Allah itu sebagai penyelewengan. Namun, sebenarnya konsep Allah memperanakkan Kristus dan Kristus adalah Anak Allah sudah muncul sejak di perjanjian lama, buka mulai di keempat injil. Dua ayat yang penting yang mencatat hal ini ialah pertama, 
Aku mau menceritakan tentang ketetapan TUHAN; Ia berkata kepadaku: "Anak-Ku engkau! Engkau telah Kuperanakkan pada hari ini. (mazmur 2:7)

Di dalam kitab-kitab mazmur banyak nubuatan yang khusus ditulis dengan berfokus mengenai Kristus; mazmur-mazmur semacam ini disebut mazmur (nubuat) mesianis, misalnya mazmur 2,8,16,22,40, dan lain-lainnya. Di dalam mazmur 2:7 konsep anak, Yesus adalah yang diperanakan oleh Allah, mengumumkan bahwa pernah di dalam kekekalan dikatakan oleh baa, “Engkau anakKu! Engkau telah Kuperanakkan pada hari ini.” Dia adalah Anak Allah yang Tunggal, yang berada dengan kita yang disebut anak-anak Allah. 

Apa artinya “Engkau telah kuperanakkan (kulahirkan) pada hari ini?” kapankah yang dimaksud dengan hari ini disini? Di dalam bahasa Inggris ada tensa yang menunjukkan terus menerus demikian. Maksudnya, yang menunjukkan yang sediakala demikian, sekarang demikian, dan selamanya demikian. Misalnya: the sun rises (matahari terbit); tidak perlu ditambahkan hari ini, sebab matahari terbit setiap hari. Tetapi Allah melampaui batasan waktu; Dia tidak perlu waktu; Dia bukan tidak memiliki waktu, sebaliknya Dalah yang menciptakan waktu. Dan Allah yang tidak terikat oleh waktu itu mengatakan, hari ini, di dalam kekekalan, Kristus dilahirkan oleh Bapa; ini berarti kelahiran kekekalan yang selalu bersifat sekarang, yang melamppaui proses waktu. Sedangkan istilah dilahirkan menunjukkan Dia buka diciptakan; Dia bukan ciptaan. Sebutkan Anak Allah yang Tunggal bagi Yesus mengindikasikan bahwa Dia satu-satunya yang dilahirkan, bukan yang dicipta. Dialah satu-satuna yang berada didalam sejarah tanpa melalui ciptaan. Sebutan Anak Allah yang Tunggal ini juga membedakan Yesus Kristus dari Roh Kudus, meskipun Roh Kudus jga bukan ciptaan, Roh Kudus adalah Allah, karena Roh Kudus bukan dilahirkan melainkan Dia keluar (proceed) dari Bapa dan Anak. Maka kelahiran Kristus dalam kekealan merupakan suatu keunikan mutlak yang hanya ada pada Yesus Kristus, Pribadi kedua. 

Doktrin Yesus Kristus sebagai Anak Allah telah terbukti dalam peristiwa sejarah yang paling agung, yaitu kebangkitanNya. Dalam sejarah, baik di perjanjian lama mapun di perjanjian baru, kita juga mengetahui ada orang-orang yang dibangkitkan, yaitu anak janda di sarfat dibangkitkan oleh/ melalui perantaraan nabi Elia (1 raja-raja 17:17-24), danak perempuan disnem oleh nabi elisa (2 raja-raja 4:18-37), dorkas/tabita oleh Rasul petrus (kisah para rasul 9:36-43), eutikhus oleh rasul aulus (kisah para rasul 20:9-12). Kedua nabi dan kedua rasul ini boleh dianggap mewakili semua nabi dan rasul yang menerima Wahyu Tuhan dan menetapkan dasar iman Kristen di dalam Alkitab yang kita percayai. Di tengah-tengah antara kedua peristiwa kebangkitan di perjanjian lama dan kedua peristiwa kebangkitan di perjanjian baru itu Alkitab mencatat tiga kali Yesus membangkitkan orang mati: anak yairus, seorang kepala rumah ibadat (markus 5:35-43), anak muda, anak seorang janda, diNain (lukas 7:11-17), dan Lazarus( yohanes 11:1-44). Namun di dalam peristiwa-peristiwa itu ada suatu perbedaan yang sangat jelas. Semua kebangkitan yang dilakukan oleh ( dengan perantaraan) nnabi-nabi dan rasul-rasul itu adlaah karena kuasa Allah, barulah kemudian membangkitkan. kedua rasul membangkitkan demi nama Yesus Kristus. Namun, pernahkah sebelum membangkitkan orang mati Yesus berdoa terlebih dahulu kepada Allah Bapa, memohon kuasa agar dapat membangkitkan mereka? Tidak pernah! Setiap kali membangkitkan ornag mati, Yesus langsung memakai kuasaNya dan berkata “ bangkitlah engkau!” pada waku dia berkata “ talita kum” (“hai anak, Aku berkata kepadamu bangunlah”), anak perempuan yairus itu langsun bangkit berdiri dan berjalan. Pada waktu Yesus berkata “bangkitlah engkau, hai anak muda!”, maka anak janda di Nain itu pun bangkit dan berkata-kata. Pada waktu Dia berkata “lazarus, keluar!”, maka lazarus yang sudah empat hari dikuburkan itu langsung keluar dari kuburnya. Siapakah dia? Dia adalah Allah yang mempunyai kuasa ilahi pada diriNya sendiri. Lain dengan nabi-nabi dan rasul-rasul yang tidak mempunyai kuasa ilahi. Sehingga mereka perlu berdoa memohon kuasa itu sebelum membangkitkan orang mati. Dan pada waktu Yesus sendiri berada di dalam kuburNya, adaahh nabi yang berkata, “ Yesus bangkitlah!”? tidak! Yesus bangkit sendiri. kebangkitanNya tidak peru melalui nabi atau rasul yang berdoa bagiNya. Pada waktu Alkitab memaparan mengenai Kristus yang bangkit dengan kuasa kebangkitan yang memang ada padaNya, ini menunjukkan sifat ilahiNya; ini membuktikan Yesus dilahirkan oleh Allah Bapa. Jadi konsep Anak Allah yang perama kali muncul di dalam perjanjian lama di mazmur 2:7 ini mengutarakan kelahiran yang kekal dari Yesus Kristus; Dia mempunyai sifat dan kedudukan sebagai Anak Allah sejak didalam kekekalan. Tetapi didalam proses sejarah hal itu dibuktikan pada waktu Dia bangkit. Meskipun ditinjau dari sudut kemanusiaanNya dikatakan Allah Bapa yang membangkitkan Dia (kisah para rasul 2:32;3:15;13:33-35;17:31), tetapi ditinjau dari sudut keilahianNya Dia adalah Allah yang Hidup. Yesus Kristus pernah berkata “ Akulah kebangkitna dan hidup.” (yohanes 11:25). Karena Yesus Kristus adalah Allah Yang Hidup dan yang Bangkit, maka Dia dapat menjadi sumber kebangkitan yang memberikan kebangkitan kepada manusia. ( bandingkan yohanes 5:19-29). 

Ayat lainya didalam perjanjian lama yang sudah memberikan konsep tentang Anak Allah ini ialah didalam amsal 30:4

Siapakah yang naik ke sorga lalu turun? Siapakah yang telah mengumpulkan angin dalam genggamnya? Siapakah yang telah membungkus air dengan kain? Siapakah yang telah menetapkan segala ujung bumi? Siapa namanya dan siapa nama anaknya? Engkau tentu tahu! 

B. PERNYATAAN KRISTUS SENDIRI
Didalam wahyu yang dierikan olehNya sendiri Kristus sudah menyatakan bahwa Dia mempnyai sifat ilahi. Sebenarnya mengenai ini saja kita memerlukan uraian yang panjang lebar. Namun, satu yang paling peting tercantum didalam yohanes 8:56-59. 
Abraham bapamu bersukacita bahwa ia akan melihat hari-Ku dan ia telah melihatnya dan ia bersukacita."
Maka kata orang-orang Yahudi itu kepada-Nya: "Umur-Mu belum sampai lima puluh tahun dan Engkau telah melihat Abraham?"
Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sebelum Abraham jadi, Aku telah ada."
Lalu mereka mengambil batu untuk melempari Dia; tetapi Yesus menghilang dan meninggalkan Bait Allah. 

Didalam ayat ini terjadi suatu diskusi Kristologi yang sangat penting antara Kristus, yang berinkarnasi menjadi manusia. Dengan mereka yang menganggap diri mengenal Alkitab. Didalam percakapan itu yesus mengatakan “nenek moyangmu pernah ketemu Aku dan ia bersuka cita.” Sama halnya jika ada seornag di Indonesia,misalnya, berkata, “ pada waktuu saya bertemu dengan gajah mada dan hayam wuruk; kami bersama sama makan di restoran...” orang yang berkata demikian tentu aka di anggap gila oleh orang-orang yang mendengarnya. Menurut logika manusia, bagaimana orang yang umurnya belum mencapai 50 tahun dapat mengatakan bahwa Dia sudah hidup sebelum Abraham? Namun Yesus tetap menjawab dengan tegas, denan kalimat yang paling agung yang pernah keluar dari mulut manusia,” sesungguhnya aku berkata kepadamu, sebelum Abraham ada, aku sudah ada.” Kalimat ucapan Yesus itu di dalam bahasa aslinya (yunani) sangat jelas. Didalam salah satu terjemahan bahasa inggris dikatakan, “ verily, verily, i say unto you: before abraham was, i am.(king james version). Sebelum abraham ada (before abraham was-past tense), aku sudah ada ( I am – present tense). Maksudnya: “saya ada sekarang. Tetapi keberadaan saya sekarang ini mendahului keberadaan Abrahamm adalah suatu eksistensi yang pernah terjadi di dalma sejarah, tetapi keberadaan Abraham adalah keberadaan yang bisa lewa, dan memang sudah lewat. Namun keberadaanKuadaah keberadaan sebelum abraham, dan sesudah keberadaan abraham lewat dan sampai sekarang keberadaanKu tetap ada.” Ini suatu kesinambungan yang menunjukkankeberadaan yang transenden, yang tidak digeser oleh waktu dan yang melampaui proses waktu. Ini adalah suatu ousiayang ada pada Allah. Apa arti capa Yesus ini?” aku adalah Allah; sudahkah kamuu menegerti dengan jelas, bahwa Aku adalah Allah?” karena mereka tidak bisa mengasosiasikan Allah berdaging (inkarnasi), maka mereka tidak bisa mengerti bahwa yang sedang berkata-kata mengucapkan kalimat seperti it adalah Allah yang keberadaanNya melampaui keberadaan Abraham.

Selain itu, konsep I am anya ada pada diri Allah dan tidak mungkin ada di luuar diri Allah hanya Allah yang pernah memperkenalkan diriNya dengan AKU ADALAH AKU (Ibrani: eheyeh asher eheyeh, Inggris: I AM THAT I AM, Keluaran 3:14); dan Aku adalah yang ada dari kekal sampai diriku sendiri,  dan Aku adalah yag ada dari kekal sampai kekal.” Didalam pemahaman Iman Reformed injili tercantum,”....Allah yang hidup dan benar, yang kekal dan yang keberadaanNya bergantung pada diriNya sendiri....”(the self dependent-God, the self-existent-God). Allah adalah Allah yang berada pada diriNya sendiri, dan yang bergantung pada diriNya sendiri. Ini adalah ousia Allah, dan ini dimiliki oleh Kristus. 

Orang Israel sangat peka mendengar dan menangkap istilah I am, sebab mereka tahu jelas bahwa itu adalah suatu pernyataan diri Allah. Selain Allah tidak ada pribadi lain yang boleh mengatakan I AM THAT I AM, karena ini berarti:” aku adalah yang ada itu sendiri; aku berada pada diriKu sendiri, sehingga semua keberadaan bersumber dari keberadaanku yang berada pada diriKu sendiri ini.” Dengan demikian Dia adlaah pencipta, sumber dari segala sesuatu yang berada, Dia bisa mencipta dari tidak ada menjadi ada, karena Diri sendiri, bergantung pada diri sendiri itu adalah Allah yang benar. Kristus adalah Allah; bagi Allah, apa sulitnya melihat Abraham? 

Pada waktu Tuhan Yesus berbicara dengan orang-orang saduki ( yang tidak percaya akan kebangkitan orang mati), Dia berkata, “ Allah adalah Allah Abraham, Allahh Ishak, dan Allah yakub. Allah bukanlah Allah orang mati. Allah adalah Allah orang hidup.”(matius 22:23-32). Ini berarti: ketiga nenek moyang mereka akan menerima kuasa kebangkitan dan hidup ini sejajar dengan perkataan Yesus mengenai dirinya, IA AM ( AKU adalah ADA). Ini menunjukkan ousia, esensi, atau sifat dasar Allah itu sendiri. Semua ungkapan Yesus mengenai diriNya itu dianggap melawan pikiran (anti rasio) atau tidak logis; bertentangan dengan segala epistemoogi manusia. Maka, tidak sadar, bahwa pada waktu itu mereka sedang menolak suatu pengumuman yang paling penting dan agung di sepanjang sejarah manusia. 

Selanjutnya, kita akan melihat Yesus menyatakan diri bahwa Dia adalah yang disebut oleh orang Yahudi sebagai TUHAN. Di dalam Alkitab Indonesia terjemahan baru, semua sebutan YEHOVAH atau YAHWEH (YHWH) di ganti TUHAN. Demikian pula dengan terjemahan Inggris (misalnya, king james version), diganti dengan LORD. YAHWEH adalah nama dimana Allah menyatakan diri. “Aku adalah YAHWEH.” YAHWEH adalah Allah yang mengadakan perjanjian yang kekal dengan manusia; Dialah Allah Yang Kekal, yang tidak akan memungkiri janjiNya sendiri, karena Dia setia sampai selama-lamanya. Orang Israel demiian menghormati dan mengagungkan Allah, sehingga setiap kali mereka bertemu dengan sebutan nama YHWH, mereka tidak berani menyebut YAHWEH atau YAHOVAH, dan mereka lengsung mengganti sebutan itu dengan ADNOAI (tuhan). Alkitab adalah satu-satnya buku ditulis dengan demikian teliti, ketat, dan serius. Penulis Alkitab menulisan setiap titik, huruf dan kata dengan mengukirnya satu persatu di atas kulit hewan. Setelah mereka selesai menulis (mengukirnya), mereka memeriksa kembali, apakah ada kesalahan atau tidak. Apabila ada kesalahan, sekalipun hanya satu titik, harus diperbaiki.kalau kurang bisa ditambah, tetapi kalau kelebihan tidak bisa di koreksi lagi, maka seluruh kulit yang sudah ditulis penuh itu harus diakar dan dimusnahkan, lalu diulangi sekali lagi, supaya Firman Tuhan yang murni tetap terpelihara, tidak ada kesalahan sedikitpun.

Pada waktu mareka menulis (menyalin) dan menemukan sebutan  YAHWEH (YHWH), mereka tidak berani langsung menulisnya. Mereka mencuci tangan terlebih dahulu, lalau menuliskan (mengkir) naa itu sambil berdiri. Setelah selesai menguir keempat huruf itu, barulah mereka duduk kembali untuk melanjutkan mengukir yang lain. Emungkinan masih dalam ayat yang sama mereka menemukan NAMA itu sekali lagi, makka mereapun harus mengulangi hal di atas. Mereka tidak berarni sembarangan menyebut dan menulis NAMA itu sesuai dengan dengan hukum ketiga di dalam dasa titah, “ jangan menyebut nama Tuhan, Allahmu dengan sembarangan...”(keluaran20:7). Oleh sebab itulah, kemudian mereka mengganti sebutan itu dengan ADONAI ( LORD, atau “TUHAN”).  
 
Didalam lukas 20:41-44 kita membaca perkataan Tuhan Yesus yang menyatakan diriNya adalah:

Tetapi Yesus berkata kepada mereka,” bagaimana orang dapat mengatakan , bahwa mesias adalah anak daud? Sebab daud sendiri berkata dalam kitab mazmur, Tuhan telah berfirman kepada tuanku, ‘dudulah disebelh kananku, sampai kubuat musuh-musuhMu menjadi tumpuan kakiMu.’ Jadi daud menyebut dia tuannya bagaimana mungkkin ia anakknya pula?” (bandingkan 110:1)

Sebutan tuan didalam ayat 44 diatas sebenarnya adalah Tuhandidalam kepercayaan Daud, siapakah tuan Daud? Karena daud adalah raja yang berkuasa atas seluruh bangsa Israel, maa siapakah Tuan dari sang raja itu? Tuanku di sini sebenarnya adalah TUHAN YESUS, pribadi kedua dari Allah, yang menerima perintah dari pribadi pertama:” duduklah di sebelah kananKu.” Hal ini menjadi jelas jika di bandingkan dengan apa yang tertulis did dalam filipi 2:9-11; 

Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, 
supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, 
dan segala lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan Allah, Bapa! 

Setela Yesus Kristus nai ke sorga, maka Dia dudu di sebelah kana Allah Bapa, dan disana kelah Dia menerima sembah sujud dari segala mahluk, dan semua lidah akan mengau dan memanggil Dia TUHAN 

Yesus menantang orang-orang yahudi: mengapa mesias disebut anak Daud? Apakah karena Dia adalah keturunan Daud, mengapa Daud menyebut Dia tuanKu? Kepada siapakah pula dikatakan Allah, “duduklah di sebelah kananKu?”

Didalam seluruh Alkitab, kita melihat, di dalam kekekalan, khususnya setelah kebangkitan Kristus, hanya kepada satu Pribadi Allah bapa mengatakan, “duduklah di kepada satu pribdai Allah Bapa mengatakan, “duduklah di sebelah kananKu!” sebutan itu hanya ditunjukan kepada Kristus. Ini sesuai dengan pengakuan Imam Rasuli yang setiap minggu dibacakan di gereja-gereja: “ Yesus Kristus.... duduk di sebelah kanan Allah, Bapa yang mahakuasa.” Hanya mengenai satu nama, yaitu Yesus Kristus, Pribadi kedua dari Allah Tritunggal, dolatalam” duduk di sebelah kanan Allah. “ Dialah yang disebut TUHAN atau tuan oleh daud; dialah Yesus Kristus, Mesias, yang kepadaNya kelak seluruh makhluk akan bersembah sujud dan menyebutNya, “ TUHAN!” Dia adalah Allah.

Jadi, didalam ayat di atas ini Yesus Kritus memberikan suatu rangsangan, inspirasi, untuk mencerahkan mereka dengan iluminasi yang sangat besar, yaitu “tahukah, bahwa Aku adalah Allah?” di sinilah sekali lagi kita melihat wahyu Allah yang makin lama makin jelas, memberikan arah panah dan menunjkkannya kepada suatu realita yang akan datang. 

Pada waktu Yesus Kristus berada didalam dunia, dengan susah payah dia berusaha memberikan penjelasan kepada orang-orang sejamanNya, bbahwa Dia adalah Allah, namun mereka sulit mengerti semua penjelasanNya, sebab yang mereka lihat adalah tubuh Yesus yang bersifat daging yang kelihatan. Sangat sedikit di antara mereka yang dapat melihat dengan jelas keallahanNya di balik sifat kemanusiaanNya itu. Karena itu, terkadang Yesus Kristus mengucapkan kata-kata seperti, “ dan bagaimanakah, jikalau kamu melihat Anak manusia naik ke tempat di mana ia sebelumnya berada?” (yohanes 6:62); artinya: “biarla pengertian dan imanmu terhadap aku mencerobos batas sifat kemanusiaanKu yang bertumbuh fisik, sehingga kamu semua melihat sifat keilahianKu dalam kekekalan diriKu.”

Orang yang mengenal Yesus Kristus dari betlehem sebagai titik awal sampai golgota sebagai titik akhir saja, akan melihat Dia hanya sebagai moralis yang agung, seorang pemimpin agama yang besar, pahlawan yang penuh pengorbananyang hidupnya dapat dijadikan contoh sepanjang jaman, seorang yang karena kasihNya relah menyerahkan diriNya bagi orang lain. Pengenalan semacam demikian tidaklah ukup; mengenal Dia hanya sampai di situ berarti belum benar-benar mengenal Dia yang sesungguhNya. Itulah sebabnya Kristus menantang kita, “bagaimana kalau engkau melihat Aku pergi ke tempat asalKu?” ini berarti: “akulah yang akan duduk di sebelah kanan Allah Bapa.” Di sini kita melihat keilahian Kristus sebeum inkarnasi (beyond tthe incarnation) dan sesudah penyalibanNya(beyond the crucifizion). Sebelum dua lahir bukan berarti hanya di dalam jaman perjanjian lama, tetapi sejak dalam jaman perjanjian baru, tetapi sampai selama-lamanya (kekekaan); di situlah sudah mennjukkan keilahianNya. 

Semua pembahasan di dalam bb ini menunjukkan dengan jelas bahwa konsep, wahyu, dan realita dimana Allah menyatakan Diri sebagai Allah Tritunggal sudah ada sejak permlaan Alkitab, sekalipun istilah Tritunggal tidak pernah muncul di dalam perjanjian lama dan perjanjian baru. 


C.KRISTOLOGI DALAM INJIL YOHANES
(Yohanes 1:1-3) Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. 
Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah. 
Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatu pun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan.

Injil Yohanes dimullai dengan ayat-ayat Kristologi yang paling pentign di dalam seluruh Alkitab. Ayat yang demikian singkat ini mengandung arti yang demikian dalam dan mulia: “pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.” “ pada mulanya...”( yunani: en arche..) di sini bukan berarti permulaan dari waktu, bukan permulaan ciptaan, melainkan permulaan yang melampaui waktu dan ciptaan, yaitu permulaan di dalam kekekalan. Mengapa demikian? Karena karya ciptaan baru di sebutkan di dalam ayat 2. Maka Allahlah yang menjadi permulaan yang melampaui waktu, tempat, serta segala sesuat yang diciptakanNya. Jadi, “ pada mulanya...” menunjuk kepada permulaan ciptaan. 

Kita telah membahas mengenai Yesus Kristus diperankan atau di lahirkan didalam kekekalan (eternal generation) oleh Allah Bapa”. Pribadi kedua lahir dari Pribadipertama melalui kelahiran. Ini tidak berarti keberadaan pribadi pertama lebih dahulu dari keberadaan pribadi kedua. Yesus Kristus sudah ada dari kekal bersama-sama Allah Bapa, dan pada waktu dia di lahirkan adalah bagaimana firman keluar.

Sebagai contoh: saya berdiri disini untuk berkhotbah dan saya mengeluarkan kata-kata. ( istilah firman ini sama dengan kata.) kata-kata keluar dari saya, sehingga mereka yang mendengarkan saya tidak perlu harus datang ke sini baru dapat berhubungan dengan perkataan yang ada di dalam pikiran saya ini. Cukup dengan saya berkata-kata saja, mereka yang duduk disana, baik dekat maupun jauh, sudah dapat berhubungan dengan saya, dan pada waktu saya berkata-kata, bukan berarti kata-kata. Kata-kata itu sudah ada sebelum keluar dari saya, sebelum saya berkata-kata, yakni ketika kata-kata ini masih ada di dalam pikiran saya. 

Demikian juga dapat menjelaskan “pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adlaah Allah.” Pada waktu firman itu keluar, kita mengetahui ada yang menjadi sumber dan ada yang keluar dari sumber itu, Firman keluar dari Allah; sebelum keluar Firman it bersama-sama dengan Allah didalam kekekalan, dan Firman itu juga adalah Allah. Firma itu adalah Kristus, sebab itu Kristus bersama-sama dengan Allah?” apakah ini berarti dua Allah bukan! Disini yang Allah adalah esensi (sifat dasar)Nya, berarti hanya ada satu Allah. Tetapi disini memang kita melihat dua pribadi, tetapi bukan dua Allah. Maksudnya, yang dua adalah keadaan pribadiNYa. Alah yang mengeluarkan Firman dan Firman yang dieluarkan itu adalah dua Pribadi kedua yang pertama mempunyai esensi Allah, dan Pribadi kedua yang keluar atau dilahirkan oleh pribadi pertama, juga mempunyai sifat dasar Allah; tetapi Pribadi berbeda. Bandingkan juga: setelah saya berkata-kata saya yang keluar dari mulut saya itu masih berada didalam saya. Dari sini kita boleh mengerti :Firman itu bersama-sama dengan Allah” berarti melampai batas tempat. Ketika Allah berfirman, Allah bertindak sebagai yang berkata-kata(pemfirman). Allah bertindak sebagai yang berkata-kata dikeluarkanNya, dan firman yang keluar menjadi buah Wahyu Allah, sehingga yang mendengar Firman menerima Wahyu penyataan Allah. Firman itu dikeluakan dengan perantaraan kuasa Roh Kudus, seperti kita berkata-kata melalui nafas. Alkitab berkata bahwa Roh Kuduslah Pewahy FIrmanNya dalam bentuk kata-kata.

Segala sesuatu dijadikan oleh Dua dan tanpa Dia tidakk ada satupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan (ayat 3). 

Pekerjaan kedua dari pribadi kedua yang ditetapkan oleh Pribadi Pertama ialah mencptakan dunia dan segala sesuatu. Oleh Dia dunia dan segala sesuatu diciptakan. Bandingkan dengan kolose 1:16: “karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu,...segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk melalui dan oleh Dia, tetapi juga bagi Dia. Segala sesuatu diciptakan oleh Kristus; ini berarti Pribadi Kedua mengerjakan  pekerjaan Pribadi Pertama dan mengerjakannya bersama-sama. Jadi, Kedua ribadi bukan saja mempunyai esensi (ousia) ilahi yang sama, tetapi uga mempunyai pekerjaan yang sama. Siapakah yang dapat menciptakan kecuali Allah sendiri? Hanya Allahlah yang dapat menciptakan! Jadi, kalau disini dikatakan Firman itu( Kristus) menciptakan segala sesuatu, berarti Kristus adalah pencipta dan Kristus adalah Allah, dan ini dipertegas di dalam Yohanes 1:1 dikatakan Yesus Kristus adalah Allah, dan ini dipertegas di 1:3 (dalam Kolose 1:16) dimana dikatakan Dia melakukan pekerjaan menciptakan segala sesuatu. Tetapi, mengapa Yohanes1:3 menuliskan hal ini dengan kata-kata yang seolah-olah berlebih-lebih, “ segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa dijadikan.”? Apakah tidak cukup kalau hanya dituis, “ segala sesuatu diciptakan oleh Dia”? sebenarnya ayat ini tidak memaaii kata-kata secara berlebihan, sebab kata-kata tanpa memakai kata-kata secara berlebihan, sebab kata tanpa da tidak ada satuupun yang telah dijadikan ini penting sekali bagi orang yang mau mengerti Kristologi yang benar. 

Sejak abad yang pertama sudah muncul ajaran yang disebut “gnostiksisme”. Ajaran ini mewarisi pikiran yunani yang mengatakan bahwa dunia diciptakan oleh Allah yang sempurna. Kalau Allah itu sempurna mana mungkin Dia menciptakan dunia yang tidak sempurna? Kala Allah itu sempurna? Kala Allah itu sempurna, mengapa Dia menciptakan dunia yang tidak sempurna? Karena dunia ini tidak sempurna, bukanlah ini membuktikan bahwa yang menciptakan dunia yang tidak sempurna ini tentunya Allah yang jga tidak sempurna. Kalau Allah tidak sempurna, sehingga Dia menciptakan dunia yang tidak sempurna, apakah Dia adalah Allah yang benar? Kalau Dia Allah yang benar, masakan Dia tidak sempurna? Maka, mereka mengambil kesimpulan, bahwa dunia ini diciptakan bukan oleh Allah tertinggi, melainkan ole Allah tingkat dua, yang lebih rendah. Karena Allah yang tertinggi adalah Allah yang sempurna, maka tidak mungkin Dia yang menciptakan dunia yang tidak sempurna ini. Menurut logika manusia, hal ini memang dapat dimengerti; tetapi itulah logika atau pikiran manusia yang sudah jatuh dan dicemarkan oleh dosa. Sayangnya hal ini baru terjawab kira-kira 1700 tahun sesudah pertanyaan itu dilontarkan, yakni oleh leibniz, seorang filsuf dari Jerman. 

Mereka juga berpendapat, Allah yang menciptaan dunia dan yang kurang sempurna itu sendiri mungin adalah Allah yang dicipta. Karena Dia sendiri juga dicipta, maka kuasaNya kurang (tidak mahakuasa). Karena tidak mahakuasa, maka karyaNya juga tidak atau kurang sempurna. Karena Dia dicipta,kemudian mencipta dunia, maka dunia ini dicipta oleh yang mencipta (penciptaNya), tetapi yang mencipta itu sendiri diriNya dicipta oleh yang menciptakanNya. Maksudnya suatu Allah yang Mahatinggi (peringkat pertama(( menciptakan suatu Alah yang lebih rendah(peringkat kedua) dan yang kurang sempurna itulah yang kemdian menciptakan dunia yang kurang sempurna ini, sehingga kalau melihat dunia ini tidak sempurna jangan mencela Allah Yang Tertinggi, karena Allah yang tertinggi tidak menciptakan dunia ini, melainkan Allah yang rendah. Allah yang lebih rendah itu mereka sebut dengan istilah “demiurge”. Pengertian semacam ini sudah muncul didalam filsafat Plato. Plato tidak mengatakan bahwa Allahlah yang telah menciptakan dunia ini, melainkan dia mengatakan bahwa yang telah menciptakan dunia materi adalah Demiurge. Dunia materi adalah dunia yang kurang sempurna, dunia yang penuh godaan dan kejahatan, dunia yang rusak. Kerusakan dan ketidak sempurnaan terjadi didalam dunia materi, sehingga materi bersifat jahat. Dan karena materi bersifat jahat, maka pencipta dunia materi itu sendiri mempunyaii sifat aha dan tidak sempurna. Jadi jelasna, dunia yang tidak sempurna ini bukan diciptakan oleh Allah yang Mahatinggi dan yang sempurna, melainkan oleh Allah yang lebih rendah dan tidak mahakuasa. Ajaran ini diterima leh Gnostiksisme, lalu diterima oleh aliran-aliran yang lain, sampai kepada Aroaos, Arius (tokoh Arianisme) menganggap bahwa Yesus Kristus diciptakan, karena itulah maklumlah kalau dia itlah maklmlah kalau dia itu tidak mahakuasa. Ajaran sesat itu diwariskan terus sampai abad ke-20 dan telah menjadi unsur pikiran utama dari interpretasi Kristologi orang-orang yang menamakan diri saksi yahovah. Mereka mengatakan Bahwa Yang Mahatinggi; Dia bukan Allah Yang Kekal; Dia adalah tidak mahakuasa. Oleh sebab itu, menurut mereka, sekalipun Yesus menciptakan segala sesuatu, namn Dia bukan Allah yang mahakuasa. Mereka mengganti sebutan Allah di dalam Yohanes 1:1 menjadi allah, “firman itu adalah Allah.”

Baik Gnostiksisme, Arianisme, saksi Yehovah, mapun Witness Lee, percaya bahwa Yesus adalah ciptaan Allah. Karena Yesus ciptaan dan Dia menciptakan segala sesuatu, maka di antara segala ciptaan, Yesus adaah ciptaan Allah yang utama, yang kemudian menciptakan segala sesuatu sisanya (yang lainnya). Tetapi ayat yang sedang kita bahas bersama ini mengandung suatu kebenaran yang dengan demikian bijaksana menantang dan menentang ajaran bidat ini dengan kalimat, “segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang dijadikan.” Kalau Yesus Krists oleh Allah, berarti Dia juga termasuk di dalam kategori yang dijadikan. Kalau Yesus sendiri diciptakan oleh Allah, bagaimana kita menjelaskan kalimat “tanpa Dia tidak ada satupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan” ini? Bagaimana Allah menjadikan Dia, tanpa Dia sendiri yang menjadikan diriNya sendiri? Tidak mungkin! Inilah signifikasi dari ayat yang kelihatan berlebihan ini. Allah tidak menciptakan Yesus Kristus. Istilah melahirkan di sini menghentikan segala interpretasi yang mengatakan bahwa Yesus diciptakan, sebab lahir berarti bukan cipta, dilahirkan berarti bukan diciptakan. bukankah manusia tidak bisa berkata, “saya melahirkan anak-anak saya?” yang dilahirkan mempunyai sifat sama denan yang melahirkan. Yesus Kristus disebut Anak Allah Yang Tunggal, berarti Dia dilahirkan oleh Allah Bapa. Allah Bapa adalah Allah, maka Anak Allahpun  adalah Allah. Oleh sebab itu, sekalipun Bapa dan Anak adalah dua pribadi yang lain, tetapi mempunyai esensi Allah yang sama dan Esa. Sama seperti manusia melahirkan (anak)manusia; walaupun mereka berlainan peribadi dan watak, namun mempunyai esensi yang sama, yaitu esensi manusia. Maksudnya, sebagaimana anak manusia adalah manusia, demikian pula Anak Allah adalah Allah. Maka, kalau kita mengatakan Yesus adalah Anak Allah, itu benar; Yesus adalah Allah juga benar, sebab Anak Allah dalah Allah. Allah bapa melahirkan Allah anak; disini pribadi pertama(bapa) bukan pribadi kedua(anak), tetapi bukan berarti pribadi kedua baru berada sesudah Dia dilahirkan. Sebelum dilahirkan pribadi kedua sudah berada bersama-sama di dalam diri pribadi di dalam kekekalan. Inilah yang dimaksud dengan “...firman itu bersama-sama dengan Allah...”. hal ini dapat kita bandingkan yang diwahyukan di dalam Ibrani 7:9-10: “...bahwa dengan perantaraan Abraham dipungit juga persepuluhan sebab ia masih berada didalam tubuh bapa leluhurnya, ketika melkisedek menyongsong bapa leluhurnya itu.” 

 Pada waktu Abraham memberikan persepuluhan kepada melkisedek, lewi juga ikut memberikan persepuluhannya, karena dia berada di dalam tubuh (pinggang) Abraham. Jadi, lewi sudah ada belum dia dilahhirkan secara biologis. Masalahnya sekarang, bagaimana menjelaskan bahwa Yesus adalah diriNya Allahdan Yesus adalah diriNya anak Allah, namu Allah tetap satu. Bukankah dirinya manusia dan dirinya anak manusia adalah dua manusia? Dari mana kita mengetahui bahwa dirinya manusia dan dirinya anak manusia berarti dua manusia?karena bapa saya dan saya(anak) adalah dua manusia, yang mempunyai tubuh berbeda(dua). Tetapi Allah berbeda dengan manusia, sebab Allah itu Roh adanya. Kita tidak boleh mengerti Allah dengan konsep manusia yang terbatas. Yang dicipta(manusia) jangan mempersamakan yang mencipta (Allah) dengan dirinya, sebab wilayah pencipta melampaui wilayah yang diciptakan, dan wilayah roh tidak sama dengan wilayah materi. 

Sama halnya dnegan saya berkhotbah. Sebelum saya berkhotbah, khotbah itu sudah berada didalam diri (pikiran) saya. Setelah khotbah itu kelar dari mulut saya, maka diterima (didengar) oleh setiap orang yang mendengarkannya, sehingga di dalam pikiran mereka masing-masing terdapat satu khotbah. Didalam diri(pikiran) saya juga masih ada satu khotbah itu. Apakah khotbah itu menjadi banyak atau tetap satu? Menjadi banyak, tetapi juga tetap satu. Mengapa bisa demikian? Karena khotbah (firman) itu bukan materi,maka tidak dapat dihitung secara metematis. Kalau khotbah itu disalin/ditulis dua kali di dalam helai kertas, maka khotbah itu menjadi dua materi khotbah yang sama. Mengapa bisa diketahui menjadi dua? Sebab kertas bersifat materi, maka bisa dihitung secara matematis. Lain kalau khotbah itu disampaikan dalam bentuk lisan, khotbah (firman) dalam diri saya tetap merupakan satu khotbah dan khotbah itu keluar menjadi banyak. Dalam hal ini kita melihat, satu dan banyak bisa sejajar dan menjadi sama.

Demikian pula, pada waktu Pribadi kedua keluar dari Pribadi pertama, bukan berarti pribadi pertama kehilangan (kekurangan) sesuatu; juga tidak berarti menjadi dua Allah, melainkan tetap satu Allah(Esa). Dengan pengertian yang sama kita dapat menerima kalau dikatakan bahwa Roh Kudus keluar dari Pribadi Pertama dan dari Pribadi kedua. Roh Kudus keluar (bukan lahir) dari Allah Bapa dan Anak. Karena itu Roh Kudus  bisa disebut sebagai Roh Anak atau Roh Kristus. Roh Kudus adalah Roh dari Bapa atau Roh dari Anak, yaituAllah Pribadi ketiga, tetapi bukan Pribadi Pertama dan bukan Pribadi Kedua. 

D. TRITUNGGAL DALAM PENGAJARAN PARA RASUL
Kita akan melihat bagaimana para rasul sangat menghayati pengertian akan Wahyu yang diberikan kepada mereka mengenai Tritunggal. Secara tidak langsung mereka sudah mengalami dan menghayati pengertian wahyu tentang Tritunggal, sekalipun mereka tidak menguraikannya secara istilah. Jkalau muncul pertanyaan, “apakah istilah Tritunggal muncul (terdapat) di dalam perjanjian lama?” maka jawabannya, “tidak” dan “apaah istilah Tritunggal muncul di dalam perjanjian baru?” maka jawabnya juga, “Tidak!” tetapi itu tidak berarti konsep Allah Tritunggal tidak terdapat di dalam perjanjian lama dan di dalam perjanjian baru. Bukan saja di dalam perjanjian lama dan perjanjian baru terdapat konsep mengenai Tritunggal, bahkan konsep Tritunggal hanya ada di dalam perjanjian lama dan perjanjian baru. Diluar Alkitab tidak ada kemuungkinan manusia mempunyai pengertian mengenai Tritunggal. 

Kalau kita mempelajari filsafat Plato, di antara para filsafat seolah-olah hanya Plato yang mempunyai konsep sedikit mirip dengan Tritunggal. Plato mengatakan bahwa Allah itu seperti suatu terang, lalu ada cahaya yang keluar daripadanya, dan ada hangat yang berada di dalamnya. Ketiganya itu adalah satu. Pemikiran semacam ini seperti sangat miip tetapi tetap tidak sama dengan konsep Allah Tritungal. Yang serupa (mirip) tidak berarti sama. 

Didalam hiup dan kerohanian para rasuul ( di dalam perjanjian baru), konsep Allah Tritunggal ini sudah mereka alami dan mereka hayati secara tidak sadar. Hal ini nampak di dalam tulisan-tulisan mereka yang diwahyukan Allah. Yang paling jelas kita lihat adalah di dalam doa berkat yang Paulus berikan kepada jemaat-jemaat (berkat ini sekarang dijadikan standar oleh para pendeta di seluruh dunia):

(2 Korintus 13:13) Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, dan kasih Allah, dan persekutuan Roh Kudus menyertai kamu sekalian.

Hanya Allahlah satu-satunya yang menjadi sumber berkat bagi manusia. Tetapi disini Paulus menyebutkan tiga Pribadi,karena di dalam penghayatannya dia percaya ada tidak sumber yang menjadi satu-satunya sumber yang memberikan berkat bagi manusia: Allah Bapa, Kristus, dan Roh Kudus. Sekalipu tida memakai istilah Tritunggal, tetapi hal itu sudah dihayati, diterapkan, dan dipakai didalam mengucapkan berkat. Kita juga melihat ketiga Pribadi Allah munul di dalam 1 petrus 1:2(ayat ini juga berisi definisi terbaik, terlengkap, dan tertepat didalam Alkitab mengenai orang kristus): 

“... yaitu orang-orang yang terpilih sesuai dengan rencana Allah, Bapa kita, dan yang dikuduskan oleh Roh, supaya taat kepada Yesus Kristus dan menerima percikan darahNya. Kiranya kasih karunia dan damai sejahtera makin melimpah atas kamu."

Di sini dari ketiga Pribadi Allah, yang muncul pertama kali adalah Pribadi pertama, kemudian Pribadi ketiga, dan terakhir Pribadi Kedua. Rencana pilihan dari Bapa; Roh Kudus menggerakkan kita agar taat kepada Kristus yang sudah mati dan memberikan darahNya untuk menyucikan kita. Bapa memilih, Roh Kudus melaksanakan, dan Kristus mengggenapi. Hal ini menunjukkan bahwa para rasul mengenal Kristus dan Roh Kudus, dan mereka menyertakankedua pribadi ini dengan Allah Bapa, karena mereka mengetahui hanya ketiga Pribadi ini sajalah yang memiliki ousia Allah yang Esa itu. Selain ketiga pribadi ini tidak ada lagi yang mempunyai sifat dasar Allah. Ketiga Pribadi ini menjadi sumber berkat. 

Kiranya orang-orang Kristen tidak lagi diombang ambingkan oleh ajaran-ajaran sesat seperti saksi yahovah, mormon, unitarian, unification church (dr moon), dan teologi liberal, yang kini sedang menjalar di Indonesia. Semua ajaran itu menyangkal doktrin Tritunggal yang benar. Cukup banyak gereja yang tidak atau kurang mengajarkan doktrin-doktrin yang penting seperti Tritunggal ini kepada anggota-anggota jemaatnya sehingga mereka di hanyutkan oleh pengajaran yang sesat. Perlu kita pertanyakan: sementara agama-agama lain, dan bidat-bidat, sangat menekankan dan menyebarkan ajaran-ajaran mereka dengan berani melalui media massa, mengapa orang-orang Kristen justru tidak mementingkan dan malalaikan doktrin? Bukankah data yang ada mencatat bahwa saksi yehovah mendapatkan anggotnya 70% dari Kristen protestan dan katolik, sedangkan moron 80%. Mereka tidak menginjil atau mencari jiwa-jiwa yang baru, melainkan hanya menarik atau mengeluarkan orang-orang yagn sudah berada di dalam pukat TUHAN ke dalam gereja mereka serta mengajaran ajaran-ajaran yagn menyesatkan, termasuk ajaran Tritunggal yang tidak beres. Mengapa kita tidak baik-baik dan cepat-cepat mengajarkan doktrin yang sangat penting ini, sehingga mereka yang sudah disesatkan itu sulit dikembalikan kepada ajaran yang benar? Sebelum hal itu terjadi lebih parah lagi, mengapa gereja tidak cepat-cepat mencegahnya dengan mengajarkan doktrin yang benar kepada mereka?

ROH KUDUS OKNUM KETIGA ALLAH TRITUNGGAL
Pada waktu Yesus baru memulai pekerjaanNya sebagai Mesias, dia mengutip dari kitab Yesaya, sebagai berikut: 

(Lukas 4:18-19)  "Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku. untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang."

Di dalam ayat ini kita melihat dengan jelas ketiga pribadi: Allah Bapa mengurapi Yesus Kristuss dengan pengurapan Roh Kudus dan mengutus Dia masuk kedalam dunia. Hal yang sama terlihat dalam Kisah Para Rasul 10:38:

yaitu tentang Yesus dari Nazaret: bagaimana Allah mengurapi Dia dengan Roh Kudus dan kuat kuasa, Dia, yang berjalan berkeliling sambil berbuat baik dan menyembuhkan semua orang yang dikuasai Iblis, sebab Allah menyertai Dia. 

Di sini sekali lagi muncul tiga Pribadi; Allah Bapa mengurapi Allah anak dengan Allah Roh Kudus. Yang mengurapi adalah Bapa, yang diurapi adalah Kristus, dengan urapan Roh Kudus.

Pada waktu Yesus Kristus berada di dalam dunia, Dia pernah mengajarkan mengenai Roh Kudus kepada murid-muridNya. Di dalam pengajaranNya itu sangat jelas Dia memberitahukan beberapa sifat Roh Kudus yang hanya dimiliki oleh Allah. Yesus pernah mengajarkan murid-muridNya dengan bekata, 

(Lukas 12:10)  Setiap orang yang mengatakan sesuatu melawan Anak Manusia, ia akan diampuni; tetapi barangsiapa menghujat Roh Kudus, ia tidak akan diampuni.

 Apa artinya ayat di atas itu? Ada dua kemungkinan interpretasi yang salah terhadap ayat ini, yaitu (1) tafsiran yang salah menganggap Roh Kudus lebih besar daripada Pribadi yang lain( Yesus Kristus, Anak Allah), sedangkan kalau berdosa terhadap Roh Kudus tidak bisa diampuni lagi, sebab tingkatNya lebih tinggi. (2) Roh Kudus mempunyai sifat yang lebih keras, sehingga tidak mau mengampuni kesalahan orang; sedangkan Pribadi yang lain (Anak Allah) lebih bersifat rahmani, murah hati, dan suka mengampuni. Walaupun kedua interpretasi di atas salah, namun paling tidak kita mengetahui bahwa Roh Kudus mempunyai hak, kedudukan sebagai Allah yang tidak bisa lebih rendah dari Pribadi yang lain (Anak Allah). Siapakah Roh Kudus itu? 

Di dalam wahyu yang bersifat memaju (progressive revelation) dan di dalam mengajarkan tentang Roh Kudus yang akan datang, Kristus sudah memberitahukan beberapa sifat Roh Kudus yang penting: 

(Yohanes 14:16) Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya,

Ada Alkitab bahasa Idonesia yang tidak mencantumkan selama-lamanya didalam ayat ini. Kata ini memang tida ada didalam Alkitab bahasa aslinya. Namun, tensa yang dipakai (aorist tense) di sini menunjukkan arti selama-lamanya. Jadi, sifat kekal dari Roh Kudus dinyatakan oleh Tuhan Yesus di sini. Adakah, pernahkah, seorang nabi atau seorang rasul yang hidup di dunia ini menyertai murid-muridnya atau para pengikutnya sampai selama-lamanya? Tidak ada. Jika demikian, siapakah Dia yang dijadikan oleh Kristus kepada murid-muridNya ini? Di dalam ayat selanjutnya (ayat17) dijawab: 

“yaitu Roh kebenaran. Dunia tidak dapat menerima Dia, sebab dunia tidak mengenal Dia. Tetapi kamu mengenal Dia, sebab ia menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu.” 

Justru inilah yang membuat jaminan hidup kekal menjadi mungkin, karena Roh itu adalah Roh pemberi Hidup, dan Roh itu akan bersama-sama dengan kita untuk selama-lamanya. Itulah sifat kekekalan yang dimiliki oleh Roh Kudus; sifat Allah, sifat yang tidak lebih kecil daripada Anak. Sifat ilahi dari Roh Kudus juga diberitahukan di dalam Yohanes 3:34:

Sebab siapa yang diutus Allah, Dialah yang menyampaikan firman Allah, karena Allah mengaruniakan Roh-Nya dengan tidak terbatas.

Tidak terbatas adalah ousia atau sifat asasi dari Allah. Siapakah yang tidak terbatas, kecuali Allah sendiri? Di sini dikatakan bahwa Roh Kudus tidak terbatas, berarti Roh Kudus mempunyai sifat yang hanya ada pada Allah. 

Sifat-sifat ilahi Roh Kudus muncul di dalam banyak ayat lainnya. Hal ini disangkal oleh aliran-aliran yang disebut saksi yehovah, unitarianisme, monarchianisme, modalistic monarchianisme atau yang disebut jga sabelianisme, serta liberalisme. kita hanya akan membahas sedikit mengenai sabelianisme di sini, sebab secara tidak disadari ajaran ini sekarang sedang menjalar di Indonesia. 

Sabelianisme mengajarkan bahwa Allah itu Esa, tetapi mereka tidak percaya adanya tiga Pribadi. Merekaberusaha menjelaskan segala indikasi yang menunjukkan Allah Tritunggal di dalam Alkitab hanya sebagai macam persona (pribadi) yang diartikan sebagai toppeng. (sangat disesalkan, bahwa istilah persoone dalam bahasa latin, yang kemudian diterjemahkan menjadi person di dalam bahasa Inggris dan menjadi pribadi dalam bahasa Inggris dan menjadi pribadi dalam bahasa indonesia, mla-mula mempunyai pengertian topeng, yaitu topeng yang dipakai di dalam sandiwara.) maksudnya, seorang pelaku sandiwara dapat berpperan sebagai dua atau lebih tokoh dengan menggunakan topeng.misalnya, dalam babak pertamadia berperan sebagai orang tua dengan memakai topeng orang tua, kemudian dalam babak yang lain dia berperan sebagai anaknya sendiri dengan memakai topeng seorang anak. Dengan demikianseorang pelaku dapat muncul beberapa kali dengan topeng yang berbeda-beda. Tentu saja para penontonnya tidak tahu; mereka tertipu oleh topeng-topeng itu. Istilah persone inilah yang diambil oleh segolongan orang dan mengartikannya sebagai topeng-topeng untuk memainkan peranan yang berbeda-beda. Maka,golongan sabelianisme merasa mudah untuk mengartikan Allah Tritunggal, yaitu sebagai Allah Yang Esa yang mempunyai tiga peranan: dalam jaman Perjanjian Lama, Allah berperan sebagai pelaku pertama dengan memakai topeng Bapa; kemudian dalam perjanjia baru, Allah yang sama muncu dengan memakai topeng anak berperan sebagai Allah Anak; dan setelah Yesus naik ke sorga, Dia datang kembali dnegan memakai topeng ketiga sebagai Roh Kudus. Bandingkan dengan, misalnya: pada waktu saya di mimbar, saya berperan sebagai pengkhotbah; di rumah saya sebagai seorang ayah atau kepala keluarga; pada waktu saya mengajar di sekolah saya sebagai seorang guru atau dosen.

Itu bukan konsep Tritunggal, melainkan tunggal yang tritopeng, triperanan atau trifungsi. Seorang pelaku yang memerankan tiga tokoh dengan tiga topeng; kelihatannya seperti ada tiga pelaku, padahal Cuma seorang pelaku dengan tiga peran. Demiianlah sabelianisme (dari seorang yang bernamasabelius yang hidup pada abad kedua) atau modalistic monarhianime menjeaskan mengenai Tritunggal. Ajaran ini termasuk bidat, bukan ajaran Tritunggal yang sesuai dengan Alkitab. 

Di dalam Tritunggal, pribadi pertama bukan Pribadi kedua, dan Pribadi Kedua bukan Pribadi ketiga. Berlainan pribadi bukan berarti lain Allah, melainkan tetap satu Allah; satu Allah mempunyai tiga Pribadi, dan tiga Pribadi berada didalam satu esensi Alla; inilah Tritunggal.

Jikalau kita menerima ajaran sabelianisme, maka kita menerima bahwa ketiga Allah mengutus AnakNya di dunia, berarti Allah mengutus dan diutus diriNya sendiri, karena pribadi yang bertopeng pertama itu mengutus dirinya sendiri yang bertopeng kedua. Jadi, mengutus adalah diutus. Kalau demikian, kita tidak bisa mengindarkan diri dari esalahan teologi yang lain yang disebut atripachianisme, yaitu kesengsaraan Bapa ssendiri. Maksudnya, pada waktu Yesus Kristus disalibkan berarti Allah Bapa yang dipaku, sebab Bapa sedang memakai topeng Anak datang ke dunia dan disalibkan; Dia sendiri yang mengalami penderitaan dan sampai mati. Kalau Pribadi pertama yang memakai topeng Pribadi kedua itu mati, berarti Allah itu mati; dan pada wakktu Allah mati, siapakah yang menpang alam semesta ini? Teologi tidak semudah apa yang mungkin kita pikirkan. Bukankah banyak orang yang tidak menyukai teologi; mereka lebih menyukai khotbah-khotbah yang berisi banyak cerita, pengalaman,kesaksian, yang enak dan mudah didengar, yang lucu-lucu, serta yang ajaib tetapi, sadarkah kita bahwa orang-orang bidat yang menamakan diri sasi-saksi Yehovah telah mendapatkan 70% anggotnya dari protestan dan katolik, mormon 80%. Celakalah kalau gereja-gereja dan para pemimpinnya tidak mengajarkan doktrin-doktrin yang benar dan penting kepada anggota-anggotanya. Alkitab selalu memperingatkan , “peliharalah Firman Tuhan! Peganglah pengajaran yang murni! Jangan berkompromi, tapi lawanlah ajaran-ajaran yang sesat! Pertahankanlah ajaran yang benar sampai Tuhan Yesus datang kembali!” sejarah sudah menjadi guru besar bagi kita seorang filsuf jerman bernama hegal pernah mengucapkan suatu kalimat yang mengejutkan, “ pelajaran yang terbesar dari sejarah adalah sudah mengajarkan kepada kita bahwa ajaran-ajaran bidat sudah muncul; isi ajarannya dan cara muncul sudah dipelajari, namun manusia masih saja tidak munculnya sudah dipelajari, namun manusia masih saja tidak waspada. Pintu selalu dibiarkan terbka, sehingga generasi berikutnya juga ditelah oleh ajaran-ajaran bidat itu. Mari kita menantang arus pengajaran yang tidak beres di jaman ini dnegan menanmkan ajaran-ajaran secara ketat. 

Gnostiksisme dan arianisme yang hanya mempertahankan keesaan Allah tanpa memperdulikan kemungkinan adanya tiga pribadi di dalam diri Allah yang Esa itu, akhirnya jatuh kepada kepercayaan terhadap Yesus yang moralis saja, tanpa bersifat ilahi, dan menganggap Roh Kudus sebagai yang tidak berpribadi. Mereka tidak mau memperhatikan kesaksian Alkitab yang demikian banyak mengenai ketigak Pribadi Allah. 

Apakah Roh Kudus hanya kuasa? Apakah Roh Kudus hanya semacam prinsip? Apakah Roh Kudus berpribadi? Yang disebt pribadi paling tidak mempnyai tiga unsur: (1) unsur rasio, sehingga dapat berfikir serta mempunyai pengertian akan kebenaran;(2) unsur emosi, sehingga bisa mencintai, membenci, sedih, berduka, sukacita, dan sebagainya; (3) unsur kemauan, sehingga memnyai kebebasan untuk bertindak menurut kemauan yang ada. Jika demikian, apakah Roh Kudus hanya semacam hembusan angin atau kuasa, atau prinsip pekerjaan Allah saja? Ataukah sebaliknya, Roh Kudus adalah satu Pribadi?

Alkitab memberikan penjelasan mengenai Roh Kudus di dalam ayat-ayat sebagai berikut:

A. ROH KUDUS ADALAH KEBENARAN
(1 Yohanes 5:6) Inilah Dia yang telah datang dengan air dan darah, yaitu Yesus Kristus, bukan saja dengan air, tetapi dengan air dan dengan darah. Dan Rohlah yang memberi kesaksian, karena Roh adalah kebenaran.

Yesus Kristus pernah berkata, “akulah kebenaran,” maka kebenaran yang ada pada Krists itu menjadi ousia ilahi. Demikian juga, kebenaran yang ada pada diri Roh Kudus itu pun menjadi ousia ilahi, sebab Roh Kudus adalah kebenaran. Lain halnya jikalau kita memikirkan mengenai kebenaran, maka kita hanya sebagai orang yang berhak untuk mempunyai dan melakukan fungsi intelek memikiran tentang kebenaran. Namn Roh Kudus adalah Dirinya Kebenarna itu sendiri. Roh Kudus bukan saja berintelek, tetapi juga menjadi sumber segala intelek. Roh Kudus bukan hanya mempunyai rasio, tetapi juga Roh Kudus adalah sumber segala rasio yang benar, karena Dia adalah kebenaran itu. Bukan saja demikian, Roh Kudus adalah Roh yang mewahyukan kebenaran, dan Roh yang memimpin masuk ke dalam segala kebenaran 

(Yohanes 14:17) yaitu Roh Kebenaran. Dunia tidak dapat menerima Dia, sebab dunia tidak melihat Dia dan tidak mengenal Dia. Tetapi kamu mengenal Dia, sebab Ia menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu.

(Yohanes 15:26) Jikalau Penghibur yang akan Kuutus dari Bapa datang, yaitu Roh Kebenaran yang keluar dari Bapa, Ia akan bersaksi tentang Aku.

(Yohanes 16:13)  Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang.

Roh kebenaran bukan saja mempunyai kebenaran pada diriNya, tetapi Dia adalah Dirinya kebenaran itu sendiri; bukan saja Dirinya kebenaran, tetapi Dia juga adalah Pewahyu kebenaran; bukan saja Pewahyu kebenaran, tetapi juga yang memimpin pikiran manusia masuk ke dalma kebenaran. Dia ukan saja mempunyai rasio, tetapi Dia adalah sumber dari semua makhluk yang berasio. Inilah unsur pertama yang dimiliki Roh Kudus yang menunjukkan Dia adalah satu Pribadi, yaitu rasio. 

B. ROH KUDUS MEMILIKI EMOSI
Roh Kudus mempunyai kasih, dan kasih Allah dicurahkan kepada kita justru melalui Roh Kudus. 

(Roma 5:5) Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita.

Roh Kudus juga bisa merasa sedih dan berduka, sebagaimana tertulis di dalam efesus 4:30; 

Dan janganlah kamu mendukakan Roh Kudus Allah, yang telah memeteraikan kamu menjelang hari penyelamatan.

Apa yang dimaksud mendukakan Roh Kudus di sini? Ini berarti membuat Dia sedih dan susah, karena ketidak-taatan manusia. Bagaimana seorang ibu yang penuh kasih sayang-sedih melihat anaknya yang tidak taat kepadanya, demikianlah Roh kudus menjadi sedih apabila kita tidak taat kepadaNya, sebab Dia dikaruniakan kepada setiap orang yang percaya; Roh Kudus menjadi materai dan berdiam di dalam setiap ornag yang sungguh-sungguh telah diperanakkan kembali olehNya sendiri. 

C. ROH KUDUS MEMILIKI KEMAUAN, KEBEBASAN, KETETAPAN.

(Kisah Para Rasul 15:28) Sebab adalah keputusan Roh Kudus dan keputusan kami, supaya kepada kamu jangan ditanggungkan lebih banyak beban dari pada yang perlu ini:

Ayat ini mengenai larangan makan daging yang sudah dipersembahkan kepada berhala dan daging dari binatang yang mati lemas, larangan minum darah serta percabulan. Ini adalah keputusan Roh Kudus dan rasul-rasul. Jadi, kita melihat, Roh Kudus mempunyai kemauan untuk mengambil keputusan. Roh Kudus bukan hanya kuasa, gereakan, atau prinsip kerja Allah; Roh Kudus adalah satu Pribadi yang mempunyai kemauan serta kemampuan memberikan keputusan atau ketetapan.

(Roma 8:2) Roh, yang memberi hidup telah memerdekakan kamu dalam Kristus dari hukum dosa dan hukum maut. 

Rohh Kudus bukan saja memberikan keputusan bagi manusia, tetapi juga memimpin manusia. Roh Kudus bukan saja memimpin manusia, tetapi juga memberian kebebasan kepada manusia, sehingga dimana Roh Kudus berada di situ juga ada kebebasan. Roh Kudus bukan saja mempunyai kebebasan memimpin manusia masuk ke dalam manusia, tetapi juga memimpin masuk kedalam kebebasan. Roh Kudus juga mengutus orang untuk melayani Tuhan. Misalnya Roh Kudus mengutus Barnabas dan saulus dari Antiokhia untuk mengabarkan injil keluar; 

(Kisah Para Rasul 13:2) Pada suatu hari ketika mereka beribadah kepada Tuhan dan berpuasa, berkatalah Roh Kudus: "Khususkanlah Barnabas dan Saulus bagi-Ku untuk tugas yang telah Kutentukan bagi mereka."

Pengutusan itu direnacanakan dan ditetapkan oleh Roh Kudus. Roh Kudus bukan saja memberikan pimpinan positif, namn kadang-kadang juga memberikan pemimpinan negatif. Roh kudus bisa merintangi seorang pada saat-saat dan di tempat-tempat tertentu dalam hal tertentu dalam hal tertentu. Misalnya, Roh Kudus mencegah paulus dan silas untuk memberitakan injil di asia, karena Roh Kudus ingin agar mereka memberitakan injil ke makedonia yang menjadi pintu gerbang dimana Injil masuk ke daratan Eropa (kisah para rasul 16:6-12)

Siapakah Roh kudus? Kalau Roh Kudus bukan pribadi, bagaimanakah Dia dapat mengambil keputusan, bagaimanakah Dia dapat mengutus, bagaimanakah Dia dapat membebaskan Kita dan memimpin kita masuk ke dalam kebebasan? Roh Kudus adalah satu Pribadi, yaitu Pribadi ketiga dari Allah Tritunggal. 

KEUNIKAN DAN PEKERJAAN ALLAH TRITUNGGAL

(Filipi 2:5-7)  Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan,melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.

Orang-orang dari seksi saksi yahovah salah menafsirkan ayat-ayat di dalam filipi 2:5-7 dan mengatakan bahwa Yesus sendiri tidak mengakui bahwa diirNya setara dengan Allah. Padahal maksud ayat-ayat itu: Yesus setara dengan Allah, tetapi Dia tidak mempertahankan itu dan dengan rela Dia datang kedunia. kesetaraanNya dengan Allah itu tidak membuat dia tidak rela datang ke dunia sebagai manusia, bersalut dengan darah dan daging. Dia begitu rela masuk ke dalam dunia manusia dan menjadi setara dengan kita, tetapi Dia adalah Allah yang menjadi manusia. 

A. SEJARAH DOKTRIN ALLAH TRITUNGGAL
Pada tahun 325 di nicca diadakan suatu konsili dibawah pemerintahan kaisa konstantin untuk menyelesaikan perbedatan yang berlarut-larut mengenai penafsiran terhadap Tritunggal. Pada waktu itu dapat dikatakan ada dua pihak yang mempunyai dua pandangan yang sangat bertentangan: pertama dari arius (arianisme), dan kedua, dari atanasius.
Istilah Tritunggal itu sendiri sebenarnya berasal dari Tertulianus; dialah orang pertama yang mencetuskan istilah Tritunggal. Setelah menyelidiki Alkitab dengan teliti, Tertulianus mengemukakan bahwa Kristus tidak lebih rendah dari Bapa, Roh Kudus tidak lebih rendha dari Kritus dan tidak lebih rendah dari Bapa; sebagaimana Bapa adalah Allah yang sejati, maka Anak Allah adalah Allah yang sejati, dan Roh Kudus juga Allah yang sejati. Sekalipun perkembangan doktrin Tritunggal pada waktu itu belum sempurna, namun setelah Tertulianus sudah mencapai keadaan yang sangat sehat. 

Sebelum tertulianus, origen dari Aleksandria utara mesir mengatakan, “dari Bapa keluarlah Anak; Anak keluar dari Bapa atau dilahirkan oleh Bapa menrut kedaulatan Bapa, sehingga kedudukan Anak lebih renda (sub-ordinasi) dibawah Bapa.” Jadi, Origen berpendapat bahwa Kristus lebih rendah sedikit daripada Bapa. Tetapi pandang itu sudah dibereskan oleh Tertulianus. 

Tertulianus memberikan pandangan yang jauh lebih sehat di dalam sejarah Gereja, bahwa Kristus tidak subordinasi di bawah Bapa. Menurut Dia Krists diahirkan Bapa didalam kekekalan. Umumnya manusia mempunyai konsep bapak lebih dulu dari anak, ini dipengarhhui oleh konsep keluarga yang ada didalam dunia (manusia). Tetapi Allah bukan manusia. Kelahiran Anak di dalam kekekaalan bukan berarti karena kedaulatan Bapa maka Anak dilahirkan, melainkan karena keharusan yang kekal, sehingga Anak dan Bapa adalah Fakta dua Pribadi yang kekal dengna fakta kelahiran, tetapi bukan fakta ciptaan. Jadi, dengan konsep yang murni, kalau dikatakan di dalam Allah Tritunggal, Bapa melahirkan anak (mazmur 2:7), maka itu berarti kedua pribadi mempunyai sifat dasar yang sama. (bandingkan: manusia melahirkan manusia; yang dilahirkan bukan diciptakan. yang melahirkan bersifat manusia, aka yang dilahirkan juga bersifat manusia. Sifat hidup yang melahirkan tidak lebih tinggi daripada sifat hidup yang dilahirkan, yang dilahirkan tidak lebih tinggi daripada sifat hidup yang dilairkan, yag dilahirkan tidak lebih rendah daripada yang melahirkan. Yang melahirkan setara dengan yang dilahirkan.) Istilah lahir disini mempunyai signifikasi yang khusus: yang melahirkan dan dilahirkan mempunyai natur atau sifat dasar sama. Maka, dengan jelas kita mengerti, Yesus adalah Allah, sebab Dia dilairkan oleh Allah Bapa. Karena itu, tidak salah jika didalam pengakuan iman Atanasius dikatan bawa Yesus adalah terang yang keluar dari terang; Dia adalah yang dilahirkan oleh Allah, dan Dia setara dengan Allah Bapa. 

Demi mempertahankan doktrin atau ajaran Tritunggal ini, Atanasius pernah lima kali di kucilkan oleh gereja. Pada waktu itu di kalangan Gereja terdapat kekuatan yang tidak seimbang: kebanyakan orang (mayoritas) percaya bahwa Yesus lebih rendah daripada Allah Bapa; mereka mengikuti aliran Sabelianisme dan Arianisme. maka atanasius harus berperang seorang diri ( secara minorista)melawan arus tersebut. Pada waktu orang-orang berkata kepadanya, “sudahlah Atanasius, semua orang mengikuti ajaran yang mayoritas, dan selruh dunia telah memusuhi engkau.” Atanasius dengan tegas menjawab, “seluruh dunia memsuhiku? Baik! Aku, Atanasius, akan menjadi musuh melawan seluruh dunia!” 

Jiwa, semangat, dan kesetiaan semacam inilah yang telah mempertahankan Kekristenan yang sejati, sehingga terus ada di dunia ini. Hari ini, bukankah kita telah melihat dengan mata kepala kita sendiri, bagaimana ajaran Kekristenan sudah menjadi demikian kacau balau dan simpang siur, di Indonesia kususnya, dan di seluruh dunia pada umumnya? Siapakah yang mau bersedia mempertahannkan kebenaran Tuhan? Siapakah yang relah mengabdikan diri berperang bagi kebenaran Tuhan? Sudahkan kita bersiap sedia. Baik-baik mempelajari kebenaran Firman Tuhan?

Tahun 325 peperangan doktrin itu dihentikan dengan konsili yang mengambil kketetapan besar. Sayangya, ketetapan itu di ambil dengan agak tergesa-gesa, karena perdebatan itu telah berlangsung berlarut-larut dan tak henti-hentinya. Sehingga kaisar Romawi (yang telah menjadi Kristen) pada waktu itu memutuskan untuk memihak pada Atanasius dan mengakhiri perdebatan itu. Namun, sebenaranya, kebenaran tidak perlu ditolong oleh kuasa politik. Kebenaran teologi seharunya memperoleh kekuatan melalui pengertian yang diberikan oleh Roh Kudus. Itulah sebabnya Atanasius menyatakan kekurangannya, meskipun dia menang. Karena kemenangannnya itu peroleh atas pertolongan seorang kaisar. Baginya, lebih baik terus berdebat, berdiskusi, berunding, dan menemukan kebenarna berdasarkan wahyu Tuhan yang di taati bersama. Kedua pihak yang bertentangan itu merasa tidak puas dengan keputusan kaisar itu, sehingga mengakibatkan keputusan kaisar selalu berubah-rubah karena dipengaruhi pihak kiri dan kanan. Setelah beberapa puluh tahun kemudian, barulah gereja bisa menerima doktrin Tritunggal ini dengan baik. 

Peperangan doktrin semacam ini sangat panjang di dalam sejarah. Kita perlu mempelajari sejarah Gereja lebih banyak dan belajar teologi lebih mendalam untuk menjadi murid Kristus yang sejati. 

Sampai abad keempat, seorang tokoh gereja yang besar bernama Agustinus mulai menulis beberapa tesis yang benar. Agustinus bukan saja salah seorang pemikir yang terbesar di dalam Kekristenan, tetapi juga di dunia intelektual, di dunia dari berbagai dsiplin ilmu. Dia mempunyai intelek yang sangat tinggi dan dia mengabdikan kepandaiannya itu di bawah kuasa Firman Tuhan. Inilah prinsip teologi Reformed yang arus kita pegang teguh: kita harus membawah masyarakat takluk kepada Kristus, yakni dengan meninggalkan Kristus di dalam dan di atas segala bidang. Boleh dikatkan, Agustinus adalah orang pertama yang mencakup ruang lingkup (scope) yang luas sekaali, sehingga di menyatakan keutamaan Kristus di dalam segala bidang. Dia menulis karya-karya yang sangat besar, antara lain the city of God (civitas dei), my confession (sebuah otobiografi yang paling menyentuh hati nurani umat manusia di sepanjang  sejarah),on trinity (mengenai Allah Tritunggal), on the freewill ( mengenai kebebasan manusia). Tesis-tesis Agustinus ini, khususnya mengenai Allah Tritunggal yang di tulisnya berdasarkan kebenaran Alkitab yang ditelitinya secara mendalam, merupakan batu-batu yang teguh yang menjadi dasar yang kuat di dalam gereja. 

Dalam sepanjang hidupnya Agustinus mempunyai dua prinsip, yaitu (1) aku percaya untuk bisa mengerti (2) aku mengerti untuk ma percaya. Jadi baginya, iman kepercayaan sudah jauh memandang ke depan, barulah intelek mengikuti apa ang telah dilihat oleh iman. Sehingga, di dalam tesisnya, tentang Tritunggal, Agustinus juga memakai 2 prinsip, yaitu (1) taklukkan diri terlebih dahulu kepada Tuhan dengan iman yang murni. (2) jelaskan dengan teliti apa yang seharusnya kita percaya. 
Sejak itulah Doktrin Tritunggal diterima dengan baik oleh gereja dan menjadi doktrin yang penting, dan barang siapa tidak menerima Tritunggal di anggap bidat dan tidak termasuk dalam gereja yang sejati. 

Kita percaya kepada Allah Bapa, kepada Allah Anak, dan kepada Allah Roh Kudus, bukan tiga Allah, melainkan satu Allah yang mempunyai 3 pribadi. Mengnai pribadi Allah Bapa tidak terlalu menimbulkan masalah, namun bagaimana mengenai pribadi Anak dan pribadi Roh Kudus? Kita akan melihat mengenai beberapa aspek yang khusus. 

Berbicara mengenai karya yang hanya dapat dilakukan oleh Allah sendiri saja ada empat hal yang penting, yaitu (1) mencipta(2) menembus dan memberi hidup(3) menghakimi dan mengampuni orang berdosa(4) mewahyukan Diri kepada manusia. 

Mengenai Allah Bapa sebagai pencipta, penebus, hakim dan pengampunan, serta yang mewahyukan Diri, dinyatakan berulang-ulang didalam perjanjian lama, misalnya di dalam kitab Yesaya: Allah adalah pencipta ( 41:20;45:9-18, dll), penebus (41:14;43:1-7;44:21-28;47:4;48:17). Yang menghakimi dan mengampuni ( 40:1-11;45:20-25;48:9, dll) dan yang mewahyukan (memperkenalkan diri kepada manusia (48:12-19,dll) 

B. BUKTI KEILAHIAN KRISTUS MELALUI PEKERJAANNYA
berkali-kai di dalam Alkitab Yesus disebut Allah, misalnya di dalma Yohanes 1:1, “Yesus disebut Firman (logos) dan firman it bersama-sama Allah dan Firman itu adala Allah (logos=theos).” Kristus yang adalah Firman Allah (logos), yang dipakai Allah dalam menciptakan segala sesuatu itu, adalah Allah. 

Di Kaisarea Filipi Yesus pernah melontarkan pertanyaan kepada murid-muridNya, “siapakah Aku?” (Matius 16:13-20). Mereka menjawab dengan mengutip pendapat orang-orang lain, “ ada yang mengatakan, Yohanes pembatis, ada juga yang mengatakan, Elia dan ada pula yang mengatakan, Yeremia atau salah seorang dari ara nabi.” Ini bugaikan mahasiswa-mahasiswa Sekolah Teologi sekarang yang tida mempunyai pengenal akan Yesus dari kepercayaannya sendiri, hanya bisa mengutip dari buku-buku dan pandangan orang lain. Tapi Tuhan Yesus menuntut dari pendapatan dan kepercayaan murid-murid itu sendiri,” tetapi, menurut kamu, siapakah aku ini?” Petrus emnjawab,” Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!” setelah pengakuan iman yang sederhana itu diucapkan, Yesus menetapkan berdirinya GerejaNya di atas batu karang pengakuan itu sebagai fondasinya. Istilah Gereja (Ekklesia) muncul sejak saat itu. Dasar Gereja adalah pengakuan akan Yesus Kristus sebagai Anak Allah. 

Tetapi sebutan Allah bagi Yesus bukan keluar dari mulut petruus, melainkan dari muridnya yang paling skeptis, yakni Tomas. Sebelum melihat Kristus yang bangkit, Tomas pernah mengeluarkan kata-kata yang demikian lancang, “ sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu dan mencucukkan tanganku ke dalam lambungNya, sekali-kali aku tidak akan percaya.” Kemudian Yesus menampakkan diri kepada Tomas, yang pada wakttu itu sedang bersama-sama dengan murid-murid yang lain, dan berkata, “damai sejahtera bagi kamu!” dan khusus kepada Tomas, yang skeptis, Yesus memberikan tantangan,” taruhlah jarim disini dan lihatlah tanganKu, ulurkanlah tanganmu dan cucukkan ke dalam lambungKu dan jangan engaku tidak percaya lagi, melainkan percayalah.” Saat itulah tomas yang minta bukti tidak lagi mempertahankan sikap skeptisnya sendiri melainkan bersujud menyembah Yesus sambil berkata, “ya Tuhanku adalah Allahku!” Yesus tidak menolak sembah sujud Tomas, sebab Dia memang adalah Allah.

Demikian pula pada waktu seorang pemimpin datang kepada Yesus, Ia berkata sambil berlutu di hadapanNya dan berkata, “ Guru yang baik, apakah yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?” (Markus 10:17-27). Yesus tida menolak sembah sujudnya itu, dan Dia menjawab: “ yang baik hanya Allah.” Orang-orang dari bidat yang menamakan diri saksi yehovah sekali lagi salah menafsirkan ayat ini untuk membuktikan bahwa yesus sendiri menolak sebutan Guru yang baik, karena yang baik Cuma Allah. (sama halnya dengan salah tafsir, mereka terhadap Filipi 2:6). Padahal di dalam jawaban Yesus kepada pemimpin itu terkandung suatu kaitan ironis yang luar biasa, yang belum pernah ada di dalam cara pendidikan manapun. Di sini seakan Yesus berkata, “kalau engkau memanggil dan mengaggap Aku Guru, tidak perlu berlutut seperti itu. Kalau engkau memang thau aku adalah Allah, memangengkau harus berlutut di hadapan Aku seperti itu, mengapa memanggil Aku Guru, Tidak memanggil “Allah”? apakah yang kau cari? Engkau cari hidup kekal? Hidup kekal tidak ada pada guru, sebab guru tidak memberikan hidup kekal, guru hanya memberikan pengetahuan. Engkau mencari hidup kekal, tetapi datang kepada guru dan berlutut di hadapanNya serta memanggil “Guru yang baik”. Yang baik Cuma Allah; apakah engkau sudah mengetahui kalau Aku adalah Allah? Kalau engkau belum tahu Aku adalah Allah, mengapa engkau berlutut?” jadi, pada waktu Yesus berkata, “yang bai hanya Allah?”, berarti Dia ingin menantang, “sudah kah engkau mengenal bahwa Aku adalah Allah? Aku belum mengumumkan hal ini kepadamu, karena waktuku belum sampai.” Samai saat ini memang masih ada kekaburan, tetapi sesudah kebangkitanNya dari kematian, Yesus tidak lagi membiarkan kekaburan itu tidak dijelaskan. Sesudah Yesus bangkit, dia menerima sembah sujud dan di panggil Allah. Melebihi segala sesuatu, Allah yang patut di puji untuk selama-lamanya.” (Roma 9:5). 

1. KEKEKALAN YESUS KRISTUS
Mengenai Yesus Kristus telah kita bahas, melali nubuat mengenai diriNya di dalam mikha 5:1, maupun melalui pernyataanNya sendiri di dalam Yohanes 8:58 bahwa Dia sudah ada sejak di dalam kekekalan. Tetapi mengenai akhirnya kita bacca di dalam Ibrani 1:11-12:

Semuanya itu akan binasa, tetapi Engkau tetap ada, dan semuanya itu akan menjadi usang seperti pakaian; seperti jubah akan Engkau gulungkan mereka, dan seperti persalinan mereka akan diubah, tetapi Engkau tetap sama, dan tahun-tahun-Mu tidak berkesudahan." 

Sifat kekekalan ini hanya bisa dimiliki oleh Allah sebagai ousia Allah dan ini dimiliki oleh Kristus, karena Dia adalah Allah. Bukan saja ditinjau dari aspek namaNya, tetapi juga dari aspek sifatnya yang kekal, Yesus Kristus adalah Allah. 

Bagaimana dengan Roh Kudus? Apakah Roh Kudus juga mempunyai sifat kekal? Di dalam seluruh perjanjian baru hanya satu kali tercantum mengenai hal ini, yakni di dalam Ibrani 9:14; 
betapa lebihnya darah Kristus, yang oleh Roh yang kekal telah mempersembahkan diri-Nya sendiri kepada Allah sebagai persembahan yang tak bercacat, akan menyucikan hati nurani kita dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, supaya kita dapat beribadah kepada Allah yang hidup. 


Di dalam ayat ini dikatakan bahwa pada waktu Yesus mati di salibkan, Dia telah memberikan suatu persembahan kepada Allah dan persembahan kepada Allah ini diberikan melalui Roh yang kekal. Ini suatu istilah yang indah, sebab sifat Allah yang kekaldikatikan dengan Pribadi Ketiga, yaitu Roh Kudus adalah Roh yang kekal; Allah yang kekal dinyatakan di dalam Pribadi yang Ketiga; Dialah Roh Kudus yang kekal. Oleh sebab itu, tidaklah mustahil bagiNya untuk berdiam di dalam orang-orang yang menerima perjanjianNya akan di sertai selama-lamanya, sebagaimana yang dijanjikan Kristus mengenai Roh Kudus kepada murid-muridNya di dalam Yohanes 14:16, “aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu, sampai selama-lamanya.”

2. KARYA YESUS KRISTUS
a. Yesus kristus adalah pencipta
Yesus Kristus sebagai pencipta sebenarnya sudah dinyatakna sejak permulaan kitab kejadian. “ pada mulanya Allah (Elohim) menciptakan langit dan bumi..., dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air. Berfirmanlah Allah, jadilah terang>’ lal terang itu jadi.” (kejadian 1:1-3). Allah menciptakan, ini adalah Allah Yang Esa. Roh Allah melayag-layang, ini adalah Pribadi ketiga yang ikut serta di dalam penciptaan. “berfirmanlah Allah,’ jadilah...”, ini menunjukkan Allah Bapa dan Yesus Kristus, karena Dia adalah Firman (logos) Allah. Jadi, Allah Tritunggal bekerja bersama-sama di dalam meniptakan segala sesuatu. Logos ikut serta di dalam penciptaan; hal ini kemudian dikembangkan di dalma amsal pasal 8 dimana Dia disebut sebagai hikmat, dan semakin jelas di dalam Yohanes 1:1-3 yang telah kita bahas, dan akhirnyaa di dalam kolose 1:15 dan seterusnya. Kristus adalah pencipta. 

b. Yesus Kristus adalah penebs (pemberi hidup kekal)
Pada waktuu Yesus datang ke dalam dunia, Yohanes Pembaptis berkata, “ lihatlah Anak Domba Allah, yang menghapus dosa dunia. “(Yohanes 1:29). Anak Domba penebusan inilah yang telah di tetapkan oleh Bapa menjadi pengganti domba yang harus dikorbankan setiap hari raya paskah (Grafirat), karena Dialah Domba Paskah yang sesungguhnya; Yesus adalah penebus. Yesus Kristus sendiri pernah berkata,

(Matius 20:28) sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang."
(Matius 26:28) Sebab inilah darah-Ku, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa.

Kedua pernyataan Yesus yang sangat penting di dalam kedua ayat di atas merupakan proklamasi Krists sendiri mengenai penebusanNya. Seorang teolog bernama Adolf von Harnack (151-1930) pernah mengungkapkan suatu kalimat yang terlalu berani, “orang Kristen, tinggalkan Paulus, kembali ke Yesus!” Harnack mengira Yesus datang hanya untuk masalah sosial, hanya untuk memberikan sumbangsi di dalam masyarakat, memperbaiki atau mengubah kemiskinan di dalam kehidupan umat manusia dengan jalan mengadakan perubahan dalam diri setiap pribadi; dia menganggap kedatangan Kristus ke dunia tidak ada sangkut pautnya dengan penebusan dosa. Kedua pernyataan tegas dari Yesus di atas menjawab Harnack “Aku datang untuk menjadi tebusan bagi banyak orang darahKu dicurahkan untuk pengampunan dosa.” 

c. Yesus Kristus menghaimi dan mengampuni
(Yohanes 12:44-48) Tetapi Yesus berseru kata-Nya: "Barangsiapa percaya kepada-Ku, ia bukan percaya kepada-Ku, tetapi kepada Dia, yang telah mengutus Aku;dan barangsiapa melihat Aku, ia melihat Dia, yang telah mengutus Aku.Aku telah datang ke dalam dunia sebagai terang, supaya setiap orang yang percaya kepada-Ku, jangan tinggal di dalam kegelapan.Dan jikalau seorang mendengar perkataan-Ku, tetapi tidak melakukannya, Aku tidak menjadi hakimnya, sebab Aku datang bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya.Barangsiapa menolak Aku, dan tidak menerima perkataan-Ku, ia sudah ada hakimnya, yaitu firman yang telah Kukatakan, itulah yang akan menjadi hakimnya pada akhir zaman.

Ayat di atas menunjukkan maksud kedatanganNya yang pertama: bukan untuk menghakimi, melainkan untuk menyelamatkan. Dengan kedatanganNya di dalam daging (inkarnasi) dan melalui tubuhNya yang di jatuhi hukuman di atas kayu salib menggantikan manusia yang berdosa, Yesus menyelamatkan kita. Namun, kemudian dikatakan juga, “barangsiapa menolah Aku, dan tidak menerima perkataanku, ia sudah ada hakimnya, yaitu Firman yang telah kukatakan, itulah yang akan menjadi hakimnya pada akhir jaman.” Hal ini akan digenapi pada waktu kedatanganNya yang kedua kali kelak; pada waktu itlah Dia akan menghakimi seluruh umat manusia dengan firmanNya. Siapakah Dia ini, yang dapat menyelamatkan dan menghakimi manusia?Dia, Yesus Kristus, adalah Allah. Selama di dunia Yesus juga mengatakan sifat ilahiNya dengan memproklamirkan pengampunan dosa bagi manusia. 

(Lukas 7:48-49) Lalu Ia berkata kepada perempuan itu: "Dosamu telah diampuni."Dan mereka, yang duduk makan bersama Dia, berpikir dalam hati mereka: "Siapakah Ia ini, sehingga Ia dapat mengampuni dosa?"

d. Yess menyatakan Diri
(Matius 11:27) Semua telah diserahkan kepada-Ku oleh Bapa-Ku dan tidak seorang pun mengenal Anak selain Bapa, dan tidak seorang pun mengenal Bapa selain Anak dan orang yang kepadanya Anak itu berkenan menyatakannya.

Kristus, Anak Allah, sendirilah yang menyatakan Bapa kepada manusia menurut yang dikehendakiNya. Allah menyatakan diri melalui Kristus dan Kristus menjadi pewahyu yang menurunkan Wahyu kepada manusia untuk mengenal Allah yang diWahyukan. Allah berada di dalam Kristus dan Kristus menyatakan Allaah. Inipun menunjukkan bahwa Kristus adalah Allah. Itulah keempat karya atau pekerjaan yang dilakukan oleh Kristus yang menyatakan bahwa Dia adalah Allah. Keempat hal yang sama juga kita lihat dikerjakan oleh Roh Kudus, Allah pribadi ketiga. 

C. BUKTI KEILAHIAN ROH KUDUS MELALUI PEKERJAANNYA
Apakah Roh Kudus juga disebut Allah? Melalui dua perbandingan di bawah ini kita dapat mengetahui dengan jelas bahwa Roh Kudus juga disebut Allah.

(Kisah Para Rasul 5:3-4) Tetapi Petrus berkata: "Ananias, mengapa hatimu dikuasai Iblis, sehingga engkau mendustai Roh Kudus dan menahan sebagian dari hasil penjualan tanah itu? Selama tanah itu tidak dijual, bukankah itu tetap kepunyaanmu, dan setelah dijual, bukankah hasilnya itu tetap dalam kuasamu? Mengapa engkau merencanakan perbuatan itu dalam hatimu? Engkau bukan mendustai manusia, tetapi mendustai Allah." 

Melalui cara membandingkan kedua ayat ini itu kita mengetahui bahwa Roh Kudus adalah Allah, Karena barangsiapa berdusta kepada Roh Kudus adalah Allah, karena barangsiapa berdusta kepada Roh Kudus berarti berdusta kepada Allah. Di sini bukan saja Roh Kudus dipersamakan dengan Allah, tetapi juga Roh Kudus langsung disebut sebagai Allah. Roh Kudus bukan hanya angin, kuasa, atau prinsip kerja Allah. Barangsiapa bersalah kepada Roh Kudus berarti bersalah kepada Allah Karena memang Roh Kudus adalah Allah. 

Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah baitu Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri?(1 korintus 6:19). apakah hubungan bait Alla dengan berhala? Karena kita adalah bait dari Allah yang hidp menurut Firman Allah ini, “ aku akan diam bersama-sama dengan mereka dan hidup di tengah-tengah mereka, dan aku akan menjadi Allah mereka, dan mereka akan menjadi umatku.” (2 korintus 5:15)

Ayat ini sebenarnya merupakan suatu teguran bahwa orang Kristen tidak boleh memberikan tubuhnya menjadi tempat perbuatan dosa atau alat untuk melakukan dosa. Tubuh setiap orang Kristen sudah dikuduskan dan menjadi tempat kediamana Roh Kudus. Tubuh Orang Kristen adalah bait Roh Kudus dan tempat kediaman Allah ini disatukan; ini membuktikan Roh Kudus disebut Allah. Perbandingan ini ditemukan oleh Agustinus di dalam tesisnya mengenai Tritunggal. 

1. Roh Kudus adalah pencipta
Selain kejadian 1:1 yang telah kita bahas, dua ayat yang penting mengenai Roh kudus adalah pencipta ialah:

Oleh nafasNya langit menjadi cerah, tanganNya menembus ular yang tangkas (ayub 26:13).

Istilah nafas atau nephes di dalma bahasa Ibrani mempunyai dua arti (1) nafas di dalam yang dicipta, dan (2) Roh dari Allah pencipta. Kalau di dalam ayub 26:13 ini dikatakan :oleh nafasNya Allah menciptakan langit (dan segala sesuatu),” apaah ini berarti Allah mempunyai hidung untuk bernafas, untuk menghirup dan menghembuskan udara yang diciptakanNya sendiri? Tentu saja tidak! Allah adalah Roh pencipta.jadi, disini mempunyai pengertian yang kedua: “Roh dari Allah pencipta.” Iitulah Roh Kudus yang mencipta. Pada waktu Allah menghembuskan nafasNya untuk menciptakan segala sesuatu, Dia melakukan karyaNya itu melalui Roh Kudus yang keluar dariNya; dengan RohNya , yakni Roh Kudus, Alah menciptakan segala sesuatu dalam alam semesta ini. Bandingkan: setelah kebangkitanNya, Kristus menemui murid-muridNya, menghembsi mereka, dan berkata “ Terimalah Roh Kudus.” (Yohanes 20:22). 

Di dalam Ayub 3:4 ini lebih jelas menunjukkan Roh Kudus Allah yang menciptakan manusia. Di sini Ayub lebih menunjuk kepada aspek penciptaan di dalam wilayah kedua, yakni menciptakan manusia. Penciptaan didalam wilayah yang  kedua ini dikatakan lebih khusus, karena penciptaan manusia ini lebih sulit dibandingkan dengan penciptaan alam semesta dan karena manusia diciptakan menurut gambar dan teladan Allah sendiri. Kalau di dalam Ayub 26:13 dikatakan :oleh nafasNya segala sesuatu terjadi, “Roh Allah telah membuat aku, dan nafas yang Mahakuasa membuat aku hidup.” Namun, kedua ayat ini jelas menunjukkan bahwa Roh Kudus adalah pencipta. 

2. Roh Kudus adalah pemberi kuasa kebangkitan dan hidup baru
Roma 8:1-2 (TB)  Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus. Roh, yang memberi hidup telah memerdekakan kamu dalam Kristus dari hukum dosa dan hukum maut. 

Ini adalah satu-satunya ayat di dalam Alkitab yang mencatat Roh Kudus adalah pemberi hidup. Roh yang memberi hidup sudah memerdekakan kita dari hukum dosa dan hukum maut. Roh Kudus sudah menebus dan memberikan hidup baru kepada setiap orang yang sudah diperanakanNya. Ayat 11 merupakan komentar lebih lanjut ayat ini: 

Dan jika Roh Dia, yang telah membangkitkan Yesus dariantara orang mait, diam di dalam kamu, maka ia, yang telah membangkitkan juga tubuhmu yang fana itu oleh RohNya, yang diam didalam kamu. 

Di dalam pengakuan iman rasuli tercanum “Aku percaya kepada Roh Kudus, Gereja yang kudus dan am, persekutuan orang kudus, pengampunan dosa, kebangkitan orang mati, dan hidup yang kekal.” Di dalam kalimat ini juga ditunjukkan pekerjaan Roh Kudus: kebangkitan orang mati dan pemberian hidup yang kekal bagi manusia dikerjakan oleh Roh Kudus yang telah membangkitkan Kristus dari kematian; Roh ini juga yang bediam didalam diri setiap orang Kristen dan menjadi meterai keselamatan ( Efesus 1:13-14), dan roh ini juga yang kelak akan membangkitkan kita dari kematian. Roh ini juga yang kelak akan membangkitkan kita dari kematian. Roh memberi hidup kepada kita yang ada di dalam Kristus, sehingga kita hidup berkenan di hadapan Allah, yakni hidup untuk kebenaran dan mati terhadap dosa, sambil menantikan saat dimana tubuh kita akan dibangkitkan ini pekerjaan yang hanya dapat dikerjakan oleh ; Roh Kudus dapat membangkitkan dan memberikan hidup kekal kepada manusia, karena Dia adalah Allah. 

3. Roh Kudus menghakimi dan mengampuni
(Matius 12:31-32) Sebab itu Aku berkata kepadamu: Segala dosa dan hujat manusia akan diampuni, tetapi hujat terhadap Roh Kudus tidak akan diampuni. Apabila seorang mengucapkan sesuatu menentang Anak Manusia, ia akan diampuni, tetapi jika ia menentang Roh Kudus, ia tidak akan diampuni, di dunia ini tidak, dan di dunia yang akan datang pun tidak.

“...apabila seorang menghujat Roh Kudus, ia tidak akan mendapat ampun selama-lamanya.” (markus 3:29)

“setiap orang yang mengatakan sesuatu melawan anak manusia, ia akan diampuni; tetapi barangsiapa menghujat Roh Kudus, ia tidak akan diampuni.” (lukas 12:10)

Ayat-ayat di atas memberitahukan kepada kita suatu kebenaran, bahwa pengampunan ditetapkan oleh Roh Kudus: jika Roh Kudus tidak mengampuni, maka tidak ada seorangpun dapat diampuni; jika Roh Kudus mengampuni, barulah manusia diampuni. Jadi, Roh Kuduslah yang menahan dan memberikan pengampunan. Di dalam seluruh Alkitab hanya di dalam Ibrani 10:29 Roh Kudus disebut dengan satu sebutun khusus Roh Kasih Karunia. Terjemahan Alkitab bahasa Indonesia yang lama, yang lebih mendekati arti semula, adalah Roh Pohon Anugerah. Di dalam bahasa Inggris ada yang diterjemahkan menjadi the spirit of grace (king james version) dan the holy spirit who imparts grace (amplified bible). Kata aslinya mengandung pengerti Roh yang melaksanakan anugerah. Roh Kudus adalah sumber anugerah, karena Dia yang mengambil keputusan memberikan anugerah atau tidak; anugerah penebusan dan pengamunan ditetapkan oleh Roh Kudus. Di dalam penebusan, Allah Bapa mempersiapkan atau menyediakan keselamatan, Allah menggenapai keselamatan, dan Allah Roh Kudus melaksanakan keselamatan. 

4. Roh Kudus mewahyukan kebenaran 
(2 Timotius 3:16) Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.

Istilah yang diterjemahkan menjadi diilhamkan Allah disini, di dalam bahasa yunaniNya adalah thopneustos, yang berarti hembus atau nafas Allah. Jadi, secara lebih akurat, ayat di atas boleh diterjamahkan: “segala (setiap) tulisan (Alkitab) dinafaskan Allah dan bermanfaat untuk...” pada waktu Allah menghembuskan, ini adalah pekerjaan dari Roh Kudus. Dengan demikian kita mengerti bahwa Roh Kuduslah yang mewahyukan atau menyatakan kebenaran Allah kepada manusia. Hal ini dapat kita lihat juga dalam 2 petrus 1:20-21:
(2 Petrus 1:20-21) Yang terutama harus kamu ketahui, ialah bahwa nubuat-nubuat dalam Kitab Suci tidak boleh ditafsirkan menurut kehendak sendiri, sebab tidak pernah nubuat dihasilkan oleh kehendak manusia, tetapi oleh dorongan Roh Kudus orang-orang berbicara atas nama Allah.

Setiap perkataan dari Allah yang dinubuatkan atau dikatakkan melalui manusia adalah karena dorongan, gerakan, atau pekerjaan dari Roh Kudus. Tanpa digerakkan oleh Roh Kudus, manusia tidak dapat mengatakan perkataan-perkataan (Firman) Allah, karena hanya Roh Kuduslah yang dapat mewahyukan Firman Allah. 

D. BAPTISAN DALAM ALLAH TRITUNGGAL
Beberapa aspek lain yang menyatakan hal yang khusus mengenai peranan ketiga Pribadi di dalam Allah Tritunggal nampak di dalam bapptisan dan berkat. 

(Matius 28:19-20) Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."

Batisan orang Kristen dilakkan di dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus. Di dalam bahasa aslinya (yunani) mengandung kata sandang ho(Inggris: the). Jadi didalam bahasa inggris diterjemahkan menjadi in the name of the Father and of the son and of the holy spirit. Di dalam bahasa Yunani, kata sandang ho mengandung pengertian yang berpribadi. Jadi, disini maksudnya: Bapa itu dan Anak itu dan Roh Kudus itu; ketigaNya berPribadi. Kalau the dihilangkan, menjadi in the name of Father, which sometimes becomes Son, and next time becomes Holy Spirit. Bapa, yang kadang-kadang bisa menjadi Anak, dan kadang-kadang bisa berubah menjadi Roh Kudus; berubah-ubah menurut jaman; satu pribadi dengan tiga topeng; satu pribadi dengan tiga fungsi atau peranan; satu pribadi yang muncul tiga periode yang berlainan; ini bukan Tritungggal. Yang benar adalah satu nama tiga pribadi; inilah Tritunggal. Tetapi nama di dalam ayat ini memakai bentuk tunggal, bukan jamak: in the name of Father and of the Son and of the Holy Sirit, bukan In the names of the father and of the son and of the Holy Spirit. Menurut tata bahasa, seharusnya nama memakai bentuk jamak, sebab Bapa satu Pribadi, Anak juga satu Pribadi, dan Roh Kudus juga satu Pribadi; Bapa, anak, Roh Kudus adalah tiga Pribadi. Tetapi di dalam ayat ini satu nama Tiga Pribadi; inilah Tritunggal. Seorang teolo bernama Louis Berkhoff mengingatkan Gereja di suluruh dunia untuk meninjau kembali kepada ayat ini, yang ddengan jelas menunjukkan akan Allah Tritunggal. 

Demikian juga kita dapat menemukan ketiga Pribadi Di dalam Allah Tritunggal melalui penyampaian berkat oleh rasul Paulus yang sekarangdijadikan standar berkat di gereja-gereja di seluruh dunia:

(2 Korintus 13:13) Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, dan kasih Allah, dan persekutuan Roh Kudus menyertai kamu sekalian.

PENUTUP

Kalau doktrin Allah Tritunggal ini disalah mengerti, akan menimbulkan dua pandangan ekstrim yang keliru;(1) percaya akantiga allah, dan (2) percaya akan satu allah yang memakai tiga topeng. Kedua-duanya bukan ajaran Kristen; bukan teologi yang berdasarkan Alkitab yang benar; bukan ajaran mengenai Allah yang sejati. Allah yang sejati adalah Allah yang mempunyai satu osia ilahi, tiga prosopon; satu sifat dasar ilahi, tiga pribadi. Orang-orang yahudi hingga kini tidak bisa menerima Tritunggal; demikian pula orang-orang Islam,Mormon, saksi Yehovah. Orang-orang yahudi tetap mempertahankan iman monoteistik, percaya kepada Allah yang tunggal, tetapi tidak mempunyai tiga Pribadi. Mereka memegang erat paham itu sejak zaman Moses maimonaides (abad pertengahan), yang dianggap sebagai musa keduua didalam sejarahbangsa Yahudi; musa pertama adalah musa yang menulis pentateukh (kelima kitab Taurat). Untuk mempertahankan pandangannya, Moses maimonaides mengemukakan kata Ibrani yachid yang berarti yang satu-satunya, tidak ada yang lainnya( teh only one, and no more other). Dengan kata yachid ini Moses Maimonaides dengan serius dan ketat melarang orang Israel menerima konsep Allah Tritunggal, sebab dia hanya percaya kepada Allah yang Tunggal, tetapi tidak tri atau terdiri dari tiga pribadi. 

Sampai kemudian ada seorang teolog Reformed bernama loraine boettner, yang setelah menyelidiki dengan teliti, mengemkakan di dalam bukunya, “ itu kesalahan yang telah menggurung bangsa Yahudi selama kira-kia 800 tahun, karena diikat oleh istilah yachid yang diajarkan oleh Moses maimonaides. Tetapi itu salah, karena di dalam Alkitab istilah yachid tidak pernah dipakai untuk Allah.” Istilah yachid dipakai dalam pengertian tunggal yang benar-benar hanya satu; misa’, Allah berkata kepada Abraham, “Ambilah anakmu yang tunggal itu..” (kejadian 22:2). Kata tunggal disini memakai istilah yachid, sebab artinya adalah satu-satunya, tidak ada yang lain. Tetapi untuk Allah dipakai istilah ehad, bukan yachid. Ehad berarti satu, yachid berarti  hanya satu. Dimana letak perbedaannya? Misalnya, didalam kejadian 1 dikatakan, “jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari pertama.” Adalah satu hari, hari pertama; maka, satu di sini memakai istilah ehad sebab di dalam satu hari itu mengandung dua dari penyatuan, sedangkan yachid adalah kesatuan yang mutlak tunggal, satu-satunya. Demikian pula ketika Allah berkata, “ sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunyadan bersatu dengan istrinya, sehingga keduanya menjadi satu daging (kejadian 2:24). Kata satu disini memakai kata ehad, sebab itu merupakan kesatuan hasil persatuan dua insan. Demikian pula ehad sekali lagi dipakai di dalam ulangan 6:4 “dengarlah, hai Israel:TUHAN itu Allah kita, TUHANitu esa!, karena ini merupakan kesatuan dari persatuan ketiga pribadi, yatu pribadi Bapa, Pribadi Anak, dan Pribadi Roh Kudus. 

Jikalau kita tidak percaya Allah itu adalah Allah Tritunggal, maka kita tidak berhak percaya bahwa Allah itu kasih adanya, sebab jikalau Allah hanya tunggal dan bukan Tritunggal, siapakahyang menjadi obyek kasihNya sebelum segala sesuatu diciptakan? Kalau Dia adalah Allah yang kasihNya, maka Dia akan merasakan kesepian yang akan menjadi masalah. Sebelum segala sesuatu diciptakan, sebelum ada waktu dan tempat, di dalam kekekalan, Dia tetap adalah Allah yang kasih dan Dia adalah Allah yang kekal, sebab di antara ketiga Pribadi itu Allah saling mengasihi. Allah Tritunggal dan Allah yang kasih menjadi gabungan yang ekal; Allah yang kekal mempunyai kasih yang kekal juga. 

Maka, di dalam agama appapun di luar kekristenan tidak ada ungkap Allah itu kasih, sebab mereka tidak mampu menggabungkan Allah tunggal dengan Allah yang kasih dan Allah yang kekal. Di siinilah keunikan teologi Kristen. Satu-satunya agama yang menyatakan Allah adalah Allah Tritunggal. Dan karena Allah Tritunggal adalah Allah yang kasih, maka Dia berhak menuntut kepada manusia,”kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu, dan dengan segenap jiwamu, dan dengan segenap kekuatanmu.” (Ulangan 6:5). Jikalau kita percaya Allah Tritunggal kita harus mengasihi Dia dan jikalau kita mencintaiNya, kita harus mentaati segala perintahNya.