Devotion from 1 Raja-raja 13:1-34
Kemarahan Tuhan yang menyala-nyala atas dosa Yerobeam membuat Tuhan mengutus seorang nabi untuk dengan berani bernubuat melawan Yerobeam. Nabi ini datang lalu berseru dengan sangat berani. Dia mengatakan bawa Tuhan akan menghancurkan semua altar berhala yang dibangun oleh Yerobeam melalui seorang hamba bernama Yosia. Yosia benar-benar menggenapi nubuat ini sekitar dua ratus tahun kemudian (2Raj. 23:15). Yosia membuktikan kebenaran firman Tuhan yang telah menubuatkan perbuatannya dua ratus tahun sebelum perbuatan itu terjadi. Begitu dahsyatnya amarah Tuhan sehingga Dia menyatakan penghukuman-Nya dengan segera. Tetapi begitu besar juga kesabaran Tuhan sehingga Dia menanti 200 tahun sebelum benar-benar menjalankan hukuman-Nya. Siapa di antara kita yang masih mengatakan bahwa Allah kejam? Allah sangat sabar! Kalau Allah tidak sabar, bagaimana mungkin Dia mau menyelamatkan orang seperti Saudara dan saya? Kita tahu betapa rusaknya kita. Kita tahu kalau kita ada di posisi Allah, kita tidak akan tahan dengan orang-orang seperti kita sendiri. Kita sulit menerima orang lain yang mungkin sebenarnya tidak serusak kita. Betapa sabar Tuhan itu. 200 tahun berlalu, ketika perkataan nabi yang berseru itu sudah dilupakan, barulah Tuhan menggenapi penghukuman-Nya, menghancurkan mezbah dan membuang orang Israel.
Dikisahkan bahwa sang nabi ini, sang Abdi Allah, berseru dengan berani sehingga Yerobeam menjadi marah. Yerobeam sangat marah dan memerintahkan untuk menangkap dia. Tetapi begitu pentingnya firman yang diucapkan sehingga Tuhan menyertai pemberitaan firman itu dengan tanda-tanda ajaib, yaitu membuat tangan Yerobeam kaku dan tidak bisa digerakkan. Yerobeam, yang semula memerintahkan penahanan Abdi Allah ini, sekarang memohon belas kasihan sang Abdi Allah. Setelah didoakan oleh sang Abdi Allah, barulah tangan Yerobeam pulih kembali. Yerobeam segera berubah dan menyambut nabi itu dengan ramah. Tetapi ternyata nabi itu sudah diberikan peringatan oleh Tuhan untuk tidak makan dan minum di tempat Yerobeam mendirikan mezbahnya itu. Begitu murkanya Tuhan sehingga sang nabi tidak boleh dipelihara oleh apa pun yang ada di tempat itu. Tuhan menyingkirkan tempat itu dan menjauhkan hamba-Nya untuk berhutang apa pun dengan makan dan minum di tempat itu. Tetapi dia bertemu dengan seorang nabi yang lain, seorang nabi tua. Dia inilah yang memaksa agar sang Abdi Allah mau datang ke rumahnya dan makan bersama-sama. Sang Abdi Allah berkata bahwa dia tidak boleh makan dan minum dari tempat ini. Ini tanda pengucilan yang Tuhan berikan sebagai hukuman. Sering kali kita gagal mengerti hal ini. Kita senang kalau mendapatkan sesuatu yang gratis atau mendapatkan sesuatu yang bagus. Tetapi Alkitab tidak mengajarkan begitu. Alkitab memberikan pengajaran bahwa tidak semua orang layak berbagian di dalam persembahan. Tempat mezbah yang dibangun ini adalah tempat yang dibenci oleh Tuhan. Itulah tempat umat Tuhan berzinah, meninggalkan Allah mereka sendiri dan mencari ilah-ilah palsu. Karena itu Tuhan tidak mau hamba-Nya mendapatkan makanan dan minuman dari tempat itu. Tempat itu tidak berhak berbagian dalam menunjang hamba Tuhan ini. Tetapi rupanya Abdi Allah ini tidak mengerti mengapa dia diperintahkan tidak boleh mengambil makanan dan minuman di tempat itu. Ketika bertemu dengan seorang nabi tua, dia mau saja menerima pernyataan, ketika nabi tua itu mengatakan bahwa Tuhan telah mengubah peringatan-Nya melalui seorang malaikat (13:18): Tuhan sekarang mengizinkan dia makan dan minum. Tentu saja berita ini bohong, tetapi rupanya cukup untuk dipakai dalam mengajak Abdi Allah itu bermalam di tempat tinggal nabi tua itu. Rupanya nabi tua itu pun tidak menganggap serius Abdi Allah yang menyampaikan firman Allah itu. Setelah makan roti dan minum air di sana, Abdi Allah itu pamit dan tidak lama kemudian ditemukan telah mati diterkam seekor singa. Setelah menyaksikan hal ini barulah si nabi tua itu sadar akan kesalahannya. Dia sekarang sadar betapa keras dan pentingnya seruan dari Abdi Allah itu bagi Yerobeam. Orang berdosa sering kali tidak menyadari dalamnya dosa yang dilakukannya. Nabi tua ini tidak sadar bahwa dia sedang meragukan firman Tuhan. Tetapi seharusnya Abdi Allah itu tahu kalau berita dari nabi tua itu pasti bohong. Mengapa? Karena nabi tua itu mengatakan bahwa ada malaikat yang mengoreksi pesan yang diberikan oleh Tuhan sendiri. Ini sangat janggal. Mana mungkin seorang malaikat mengubah firman Tuhan? Mengapa malaikat itu tidak dikirim memberitahukan perubahan pesan kepada Abdi Allah itu sendiri?
Sang Abdi Allah itu terlihat tidak tahu apa yang Tuhan ingin nyatakan dengan memerintahkannya untuk berpuasa di daerah di mana mezbah didirikan. Setelah meninggalkan rumah nabi tua itu, dikabarkan bahwa Abdi Allah itu telah diterkam oleh singa, nabi tua itu meratapi tubuh Abdi Allah itu dan berkata, wahai, Saudaraku. Yang mendukakan hati nabi tua ini bukan saja karena kematian sang Abdi Allah, tetapi karena ternyata apa yang dia serukan melawan Yerobeam akan benar-benar terjadi. Mengapa? Karena Abdi Allah ini bahkan harus membayar dengan nyawanya sendiri untuk pembuktian kebenaran nubuat Allah itu. Maka nabi tua itu segera memberikan tanda, tanda yang masih terus ada hingga kurang lebih 200 tahun sebelum dilihat oleh Yosia.
Yang dapat kita pelajari:
Bagian ini mengajarkan kepada kita bahwa Tuhan sangat membenci penghinaan terhadap mezbah-Nya dan penyembahan terhadap berhala. Amarah Tuhan yang besar dinyatakan bukan hanya melalui seruan-seruan peringatan, tetapi juga dari beberapa tanda, yaitu kebencian Tuhan terhadap tempat di mana mezbah tersebut dibangun. Ini menyatakan bahwa Tuhan membenci Yerobeam dan juga seluruh bagian dari tanah Israel sebelah utara karena penyembahan berhala yang dilakukan Yerobeam. Bahkan dikatakan bahwa apa yang dilakukan oleh Yerobeam juga menjadi kebiasaan yang dia ajarkan dan diikuti hingga ratusan tahun kemudian juga. Mari kita memikirkan dua hal ini sebagai refleksi pribadi kita:
Kemarahan Tuhan yang menyala-nyala atas dosa Yerobeam membuat Tuhan mengutus seorang nabi untuk dengan berani bernubuat melawan Yerobeam. Nabi ini datang lalu berseru dengan sangat berani. Dia mengatakan bawa Tuhan akan menghancurkan semua altar berhala yang dibangun oleh Yerobeam melalui seorang hamba bernama Yosia. Yosia benar-benar menggenapi nubuat ini sekitar dua ratus tahun kemudian (2Raj. 23:15). Yosia membuktikan kebenaran firman Tuhan yang telah menubuatkan perbuatannya dua ratus tahun sebelum perbuatan itu terjadi. Begitu dahsyatnya amarah Tuhan sehingga Dia menyatakan penghukuman-Nya dengan segera. Tetapi begitu besar juga kesabaran Tuhan sehingga Dia menanti 200 tahun sebelum benar-benar menjalankan hukuman-Nya. Siapa di antara kita yang masih mengatakan bahwa Allah kejam? Allah sangat sabar! Kalau Allah tidak sabar, bagaimana mungkin Dia mau menyelamatkan orang seperti Saudara dan saya? Kita tahu betapa rusaknya kita. Kita tahu kalau kita ada di posisi Allah, kita tidak akan tahan dengan orang-orang seperti kita sendiri. Kita sulit menerima orang lain yang mungkin sebenarnya tidak serusak kita. Betapa sabar Tuhan itu. 200 tahun berlalu, ketika perkataan nabi yang berseru itu sudah dilupakan, barulah Tuhan menggenapi penghukuman-Nya, menghancurkan mezbah dan membuang orang Israel.
Dikisahkan bahwa sang nabi ini, sang Abdi Allah, berseru dengan berani sehingga Yerobeam menjadi marah. Yerobeam sangat marah dan memerintahkan untuk menangkap dia. Tetapi begitu pentingnya firman yang diucapkan sehingga Tuhan menyertai pemberitaan firman itu dengan tanda-tanda ajaib, yaitu membuat tangan Yerobeam kaku dan tidak bisa digerakkan. Yerobeam, yang semula memerintahkan penahanan Abdi Allah ini, sekarang memohon belas kasihan sang Abdi Allah. Setelah didoakan oleh sang Abdi Allah, barulah tangan Yerobeam pulih kembali. Yerobeam segera berubah dan menyambut nabi itu dengan ramah. Tetapi ternyata nabi itu sudah diberikan peringatan oleh Tuhan untuk tidak makan dan minum di tempat Yerobeam mendirikan mezbahnya itu. Begitu murkanya Tuhan sehingga sang nabi tidak boleh dipelihara oleh apa pun yang ada di tempat itu. Tuhan menyingkirkan tempat itu dan menjauhkan hamba-Nya untuk berhutang apa pun dengan makan dan minum di tempat itu. Tetapi dia bertemu dengan seorang nabi yang lain, seorang nabi tua. Dia inilah yang memaksa agar sang Abdi Allah mau datang ke rumahnya dan makan bersama-sama. Sang Abdi Allah berkata bahwa dia tidak boleh makan dan minum dari tempat ini. Ini tanda pengucilan yang Tuhan berikan sebagai hukuman. Sering kali kita gagal mengerti hal ini. Kita senang kalau mendapatkan sesuatu yang gratis atau mendapatkan sesuatu yang bagus. Tetapi Alkitab tidak mengajarkan begitu. Alkitab memberikan pengajaran bahwa tidak semua orang layak berbagian di dalam persembahan. Tempat mezbah yang dibangun ini adalah tempat yang dibenci oleh Tuhan. Itulah tempat umat Tuhan berzinah, meninggalkan Allah mereka sendiri dan mencari ilah-ilah palsu. Karena itu Tuhan tidak mau hamba-Nya mendapatkan makanan dan minuman dari tempat itu. Tempat itu tidak berhak berbagian dalam menunjang hamba Tuhan ini. Tetapi rupanya Abdi Allah ini tidak mengerti mengapa dia diperintahkan tidak boleh mengambil makanan dan minuman di tempat itu. Ketika bertemu dengan seorang nabi tua, dia mau saja menerima pernyataan, ketika nabi tua itu mengatakan bahwa Tuhan telah mengubah peringatan-Nya melalui seorang malaikat (13:18): Tuhan sekarang mengizinkan dia makan dan minum. Tentu saja berita ini bohong, tetapi rupanya cukup untuk dipakai dalam mengajak Abdi Allah itu bermalam di tempat tinggal nabi tua itu. Rupanya nabi tua itu pun tidak menganggap serius Abdi Allah yang menyampaikan firman Allah itu. Setelah makan roti dan minum air di sana, Abdi Allah itu pamit dan tidak lama kemudian ditemukan telah mati diterkam seekor singa. Setelah menyaksikan hal ini barulah si nabi tua itu sadar akan kesalahannya. Dia sekarang sadar betapa keras dan pentingnya seruan dari Abdi Allah itu bagi Yerobeam. Orang berdosa sering kali tidak menyadari dalamnya dosa yang dilakukannya. Nabi tua ini tidak sadar bahwa dia sedang meragukan firman Tuhan. Tetapi seharusnya Abdi Allah itu tahu kalau berita dari nabi tua itu pasti bohong. Mengapa? Karena nabi tua itu mengatakan bahwa ada malaikat yang mengoreksi pesan yang diberikan oleh Tuhan sendiri. Ini sangat janggal. Mana mungkin seorang malaikat mengubah firman Tuhan? Mengapa malaikat itu tidak dikirim memberitahukan perubahan pesan kepada Abdi Allah itu sendiri?
Sang Abdi Allah itu terlihat tidak tahu apa yang Tuhan ingin nyatakan dengan memerintahkannya untuk berpuasa di daerah di mana mezbah didirikan. Setelah meninggalkan rumah nabi tua itu, dikabarkan bahwa Abdi Allah itu telah diterkam oleh singa, nabi tua itu meratapi tubuh Abdi Allah itu dan berkata, wahai, Saudaraku. Yang mendukakan hati nabi tua ini bukan saja karena kematian sang Abdi Allah, tetapi karena ternyata apa yang dia serukan melawan Yerobeam akan benar-benar terjadi. Mengapa? Karena Abdi Allah ini bahkan harus membayar dengan nyawanya sendiri untuk pembuktian kebenaran nubuat Allah itu. Maka nabi tua itu segera memberikan tanda, tanda yang masih terus ada hingga kurang lebih 200 tahun sebelum dilihat oleh Yosia.
Yang dapat kita pelajari:
Bagian ini mengajarkan kepada kita bahwa Tuhan sangat membenci penghinaan terhadap mezbah-Nya dan penyembahan terhadap berhala. Amarah Tuhan yang besar dinyatakan bukan hanya melalui seruan-seruan peringatan, tetapi juga dari beberapa tanda, yaitu kebencian Tuhan terhadap tempat di mana mezbah tersebut dibangun. Ini menyatakan bahwa Tuhan membenci Yerobeam dan juga seluruh bagian dari tanah Israel sebelah utara karena penyembahan berhala yang dilakukan Yerobeam. Bahkan dikatakan bahwa apa yang dilakukan oleh Yerobeam juga menjadi kebiasaan yang dia ajarkan dan diikuti hingga ratusan tahun kemudian juga. Mari kita memikirkan dua hal ini sebagai refleksi pribadi kita:
- Dosa bukan sekadar melanggar perintah Allah. Dosa juga berarti menyakiti hati Allah. Ini yang sering kali kita tidak sadari. Tuhan memberikan perhatian khusus, berarti juga Tuhan bisa disakiti hati-Nya jika dia yang diberi perhatian khusus berbalik memberontak melawan Dia. Ingatlah hal ini sebelum kita kehilangan kekuatan untuk terus melawan dosa. Dosa bukan suatu tindakan yang akan menerima hukuman dari Allah tetapi tidak mendapatkan perhatian serius oleh Dia. Dia hancur hati-Nya karena dosa-dosa kita. Tidakkah kita menyadari hal ini? Siapakah yang dapat membuat kita sakit hati? Anak sendiri yang mendurhaka? Atau melihat anak orang yang tidak kita kenal melakukan hal-hal yang durhaka? Siapakah yang dapat membuat kita marah? Orang yang kita kasihi atau orang yang sama sekali tidak kita kenal? Tuhan murka karena Dia mengasihi. Tuhan tidak akan murka kalau Dia tidak peduli.1 Tuhan sangat mengasihi Israel. Kejatuhan Salomo membuat Dia harus melakukan hal yang sangat berat untuk Dia lakukan. Tetapi sifat adil dan suci-Nya membuat Dia harus menghukum. Lihat betapa besar kasih Allah! Di tengah-tengah murka-Nya Dia tidak membabi-buta menghancurkan Yerobeam dan seluruh Israel Utara. Dia menunggu… Dia menanti, akankah mereka berbalik (Yes. 30:18, Yer. 3:19-20, Yer. 26:2-3)? Ternyata 200 tahun berlalu, maka jadilah apa yang Tuhan janjikan. Yosia datang menghancurkan mezbah Yerobeam dan Asyur datang menghancurkan Israel Utara beserta raja mereka.
- Perhatikan bahwa waktu penghukuman Tuhan adalah tanda kesabaran Tuhan. Tetapi ingat bahwa waktu kesabaran Tuhan pada akhirnya akan habis. Janganlah permainkan kesabaran Tuhan! Tuhan memanggil kita untuk berbalik dari dosa-dosa kita. Mengapakah kita terus keraskan hati? Israel diberi kesempatan 200 tahun untuk bertobat. Tetapi tanpa terasa 200 tahun berlalu dan bangsa Asyur sudah mendekat ke perbatasan sungai Yordan untuk membunuh dan menghancurkan Israel.